Perbedaan Buku Monograf dan Buku Referensi Hasil Penelitian

perbedaan buku monograf dan buku referensi

Tahukah Anda apa saja perbedaan antara buku monograf dan buku referensi hasil penelitian? Buku monograf dan buku referensi bisa menjadi pilihan untuk mempublikasikan hasil penelitian yang sudah dikerjakan.

Apalagi Anda bisa mendapatkan banyak manfaat dari hasil publikasi ilmiah tersebut. Salah satunya adalah Anda bisa mendapatkan tambahan angka kredit dosen dengan jumlah poin tertentu, sehingga dapat membantu proses percepatan jenjang karier jabatan fungsional di dunia akademik.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui perbedaan antara buku monograf dan buku referensi ini agar bisa memilih media yang tepat untuk mempublikasikan hasil penelitian ilmiah.

Dalam artikel ini, Parafrase Indonesia akan memberikan informasi lengkap terkait perbedaan apa saja yang bisa Anda temukan dalam buku monograf dan buku referensi.

Namun sebelum mengetahui perbedaan ini lebih lanjut, simak terlebih dahulu penjelasan tentang buku monograf dan buku referensi pada bagian berikut!

Sekilas tentang Buku Monograf dan Buku Referensi

Secara umum, buku monograf dan buku referensi merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang dikerjakan oleh seorang akademisi terkait tema bahasan yang sesuai dengan bidang keilmuan yang ditekuninya.

Akan tetapi, terdapat sedikit perbedaan antara kedua jenis buku ini, khususnya dalam tema bahasannya.

Buku monograf biasanya membahas sebuah tema bahasan yang jauh lebih spesifik jika dibandingkan dengan buku referensi. Meskipun demikian, kedua jenis karya tulis ilmiah ini bisa menjadi pilihan bagi Anda ketika ingin menerbitkan hasil penelitian yang sudah dikerjakan.

Perbedaan Buku Monograf dan Buku Penelitian

Terdapat berapa perbedaan yang bisa Anda ketahui antara sebuah buku monograf dengan buku penelitian. Anda perlu mengetahui perbedaan kedua jenis buku ini agar bisa menentukan pilihan publikasi ilmiah dari hasil penelitian yang sudah dikerjakan.

Berikut beberapa perbedaan yang bisa Anda temukan dari buku monograf dan buku referensi:

1. Isi Buku

Perbedaan pertama yang bisa Anda temukan antara kedua jenis buku ini terletak pada isi yang ada di dalamnya. Isi buku ini biasanya dipengaruhi oleh pembahasan yang terdapat dalam masing-masing publikasi ilmiah tersebut.

Selain itu, isi buku tersebut juga mempengaruhi pada ketebalan masing-masing karya ilmiah ini, baik itu buku monograf maupun buku referensi.

Terdapat aturan khusus yang mengatur tentang jumlah minimal yang mesti dicapai ketika seorang akademisi mengerjakan publikasi ilmiah tersebut.

Menurut aturannya, sebuah buku monograf mesti memiliki isi bahasan dengan jumlah minimal empat puluh halaman. Jumlah ini hanya dikhususkan pada bagian isi pembahasan saja.

Bagian lainnya, seperti daftar pustaka, daftar istilah, prakata, dan lainnya belum termasuk ke dalam jumlah minimal halaman tersebut. Artinya sebuah buku monograf bisa saja memiliki jumlah halaman yang jauh lebih banyak dari aturannya.

Di sisi lain, sebuah buku referensi juga memiliki jumlah minimal halaman yang mesti dipenuhi. Ketika mengerjakan buku referensi, seorang akademisi mesti bisa mencapai minimal enam puluh halaman agar sesuai dengan aturan yang berlaku dan dapat dipublikasikan.

2. Substansi Pembahasan

Substansi pembahasan yang ada di dalam buku monograf dan buku referensi juga memiliki beberapa perbedaan dalam penulisnya. Secara umum, buku monograf akan membahas suatu hal yang jauh lebih spesifik jika dibandingkan dengan buku referensi.

Sebuah buku referensi biasanya membahas tema dari satu bidang keilmuan tertentu secara umum. Misalnya, ketika Anda menekuni bidang ilmu sejarah, maka ketika membuat buku referensi Anda bisa mengangkat sebuah tema dari pembahasan yang ada di keilmuan tersebut.

Anda bisa menjelaskan tentang sebuah peristiwa di masa lalu dan mengangkatnya sebagai tema bahasan dalam buku referensi. Akan tetapi, pembahasan yang ada di dalam buku tersebut hanya terbatas pada peristiwanya.

Beberapa poin-poin kecil yang berkaitan terkait peristiwa tersebut, seperti tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya hanya disinggung secara sekilas saja. Nantinya, poin-poin kecil inilah yang bisa diulas secara mendalam ketika membuat sebuah buku monograf.

1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

Bisa diibaratkan pembahasan yang ada di dalam buku monograf bisa memberikan informasi yang jauh lebih detail dari ulasan yang dibahas dalam sebuah buku referensi.

Baca Juga: Cara Membuat Buku Monograf, Lengkap dengan Pembahasannya

3. Cakupan Materi

Perbedaan berikutnya yang bisa Anda temukan antara buku monograf dan buku referensi adalah cakupan materi yang ada di dalamnya. Perbedaan ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang sudah dipaparkan pada poin sebelumnya.

Cakupan yang ada di dalam buku monograf biasanya mengulas tentang sebuah topik di bidang keilmuan tertentu secara lebih spesifik. Lain halnya dengan cakupan materi yang ada di dalam buku referensi.

Cakupan materi yang ada di dalam buku referensi jauh lebih luas jika dibandingkan dengan buku monograf. Hal ini disebabkan oleh pembahasan buku referensi yang tidak terlalu spesifik terkait sebuah topik tertentu, sehingga bisa mengulas banyak tema bahasan yang masih berkaitan dengan sebuah bidang keilmuan tertentu.

Oleh sebab itu, Anda bisa menyesuaikan keahlian di bidang keilmuan masing-masing sebelum memutuskan untuk membuat sebuah buku monograf maupun buku referensi.

4. Tujuan Penulisan

Perbedaan berikutnya yang bisa Anda temukan dari buku monograf dan buku referensi adalah tujuan penulisan dari masing-masing publikasi ilmiah tersebut.

Tujuan penulisan ini biasanya berkaitan dengan target pembaca yang ingin diraih oleh kedua jenis karya tulis ilmiah ini.

Pada dasarnya, buku monograf dan buku referensi sama-sama ditujukan bagi para akademisi yang sedang mendalami bidang keilmuan tertentu.

Akan tetapi terdapat perbedaan akademisi yang dituju oleh masing-masing karya tulis ini jika dilihat dengan lebih spesifik.

Buku monograf biasanya akan lebih difokuskan untuk para pembaca dosen yang ada di perguruan tinggi. Buku monograf ini bisa menjadi pegangan bagi setiap dosen untuk menyampaikan materi di dalam kelas.

Pembahasan dalam buku monograf yang jauh lebih mendalam menjadi alasan di balik hal tersebut. Selain itu, pembahasan yang terlalu spesifik ini bisa saja terlalu berat untuk dibaca bagi kalangan awam yang masih belum memiliki kemampuan mendalam di bidang keilmuan tertentu.

Di sisi lain, buku referensi bisa digunakan oleh semua kalangan akademisi, baik itu dosen maupun mahasiswa. Buku referensi ini bisa menjadi bahan ajar untuk memahami sebuah materi yang disampaikan dalam kelas perkuliahan.

5. Bentuk dan Penggunaannya dalam Penelitian

Perbedaan terakhir yang bisa Anda temukan dalam buku monograf dan buku referensi adalah bentuk serta penggunaannya dalam penelitian ilmiah.

Secara umum, bentuk dari kedua jenis publikasi ilmiah ini bisa Anda temukan dalam format yang berbeda-beda, baik itu cetakan fisik maupun digital.

Meskipun demikian, penggunaan kedua literasi ilmiah ini memiliki sedikit perbedaan dalam sebuah penelitian. Buku referensi biasanya digunakan sebagai sumber rujukan awal yang digunakan oleh seorang peneliti.

Hal ini disebabkan oleh pembahasan yang ada di dalam buku referensi yang memberikan gambaran umum terkait sebuah tema tertentu. Dengan demikian, seorang peneliti bisa memahami gambaran besar dari penelitian yang sedang dikerjakan.

Setelah melakukan riset yang lebih dalam, barulah seorang peneliti menggunakan buku monograf sebagai sumber rujukan.

Hal ini karena pembahasan yang ada di dalam buku monograf yang jauh lebih detail dan mendalam, sehingga bisa memudahkan peneliti untuk memahami sebuah temuan tertentu ketika mengerjakan riset ilmiah.

Itulah beberapa perbedaan antar buku monograf dan buku referensi yang bisa Anda ketahui.

Tertarik menerbitkan buku monograf atau buku referensi namun tak punya banyak waktu untuk menulis? Jangan khawatir! Pakai Layanan Parafrase Konversi saja!

Melalui layanan ini, Anda hanya perlu menyiapkan karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, atau hasil penelitian lainnya), tim profesional bersertifikasi BNSP dari Parafrase Indonesia akan mengubah karya ilmiah Anda menjadi buku berkualitas yang ber-ISBN dan sesuai standar Dikti.

Setelah itu, Anda bisa mengajukan buku tersebut saat pelaporan BKD guna menunjang percepatan karir Anda sebagai dosen.

Tunggu apa lagi? Yuk, konversikan karya ilmiah Anda dan raih jabatan fungsional yang lebih baik!

Bagikan artikel ini melalui

Picture of Irfan Jumadil Aslam
Irfan Jumadil Aslam
Irfan Jumadil Aslam mulai menulis, khususnya sebagai SEO Content Writer sejak September 2022. Memiliki minat khusus pada tema bahasan sejarah, budaya, dan olahraga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *