Apakah Anda sudah mengetahui cara membuat hipotesis dalam penelitian ilmiah? Informasi ini penting untuk diketahui, khususnya bagi Anda yang sedang mengerjakan sebuah riset ilmiah.
Sebab hipotesis penelitian ini memiliki pengaruh besar dalam riset ilmiah. Jika diibaratkan, hipotesis ini bisa menjadi landasan awal bagi seorang peneliti untuk memulai proses pengerjaan penelitian ilmiah.
Secara umum, hipotesis penelitian bisa diartikan sebagai jawaban atau dugaan sementara dari sebuah permasalahan yang diangkat dalam penelitian ilmiah. Jika diibaratkan, hipotesis ini merupakan tebakan dari seorang peneliti atas jawaban yang akan dia dapatkan dari hasil penelitian.
Hipotesis ini memiliki peranan yang sangat penting dalam riset ilmiah. Sebab adanya hipotesis ini akan memberikan arah yang jelas pada proses pengerjaan riset yang dilakukan oleh seorang peneliti.
Selain itu, hipotesis juga akan membuat proses penelitian ilmiah menjadi lebih fokus dan terarah, Dengan demikian, seorang peneliti bisa memaksimalkan proses riset yang sedang dia kerjakan nantinya.
Dari penjelasan di atas bisa Anda lihat bahwa hipotesis memiliki peranan penting dalam sebuah riset ilmiah. Oleh sebab itu, perlu bagi Anda untuk mengetahui cara membuat hipotesis ini agar bisa merumuskan jawaban sementara yang sesuai dengan riset yang dikerjakan.
Dalam artikel ini, Parafrase Indonesia akan memberikan beberapa cara yang bisa Anda gunakan untuk membuat hipotesis dalam riset ilmiah. Jadi pastikan untuk membaca artikel berikut hingga tuntas agar Anda bisa mendapatkan semua informasi secara keseluruhan.
Lantas apa saja tahapan dan cara yang bisa Anda gunakan dalam membuat hipotesis penelitian?
Daftar Isi
Toggle1. Identifikasi Masalah Penelitian
Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah mengidentifikasi masalah yang dibahas dalam penelitian. Oleh sebab itu, Anda wajib menyusun rumusan masalah yang akan digunakan dalam riset ilmiah terlebih dahulu.
Rumusan masalah ini bisa berisi permasalahan pertama yang ingin Anda angkat dalam sebuah penelitian. Nantinya rumusan masalah ini bisa dijabarkan ke dalam beberapa bentuk pertanyaan penelitian untuk menjawab permasalahan yang dibahas tersebut.
Dari rumusan masalah inilah nantinya Anda baru bisa membuat hipotesis yang digunakan untuk memandu proses penelitian. Anda bisa memunculkan jawaban sementara dari rumusan masalah yang digunakan tersebut untuk mendapatkan hipotesis penelitian.
2. Lakukan Kajian Literatur atau Studi Pendahuluan
Setelah mengidentifikasi masalah penelitian, hal berikutnya yang bisa Anda lakukan adalah melakukan kajian literatur dan studi dengan tema bahasan serupa terdahulu. Hal ini bertujuan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan Anda terkait tema bahasan yang akan diteliti.
Anda bisa mempelajari teori maupun hasil penelitian dari peneliti sebelumnya. Banyak sumber literatur yang Anda gunakan untuk melakukan tahapan ini, mulai dari artikel jurnal, buku, dan sejenisnya.
Nantinya teori dan hasil penelitian terdahulu ini bisa menjadi landasan dasar bagi Anda dalam merumuskan sebuah hipotesis. Dengan demikian, jawaban sementara yang Anda munculkan memiliki sumber rujukan yang jelas dan kredibel.
3. Tentukan Variabel Penelitian
Langkah berikutnya yang bisa Anda lakukan dalam menyusun hipotesis adalah menentukan variabel penelitian. Tahapan ini perlu Anda perhatikan dengan seksama.
Sebab variabel penelitian memiliki keterkaitan penting dengan hipotesis yang digunakan dalam sebuah penelitian. Variabel merupakan karakteristik, sifat, dan sejenisnya dari sebuah objek penelitian dengan objek lainnya.
Variabel penelitian ini akan menjadi fokus utama dalam pembahasan riset. Dengan memahami variabel penelitian, Anda bisa memunculkan jawaban sementara yang jelas dan spesifik.
Tidak hanya itu, memahami variabel penelitian ini juga akan membantu Anda dalam menyusun desain riset yang akan dikerjakan. Oleh sebab itu, penentuan variabel penelitian cukup penting untuk Anda perhatikan ketika sedang mengerjakan sebuah riset ilmiah.
4. Tentukan Hubungan Antarvariabel
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, Anda juga perlu menentukan hubungan antarvariabel yang digunakan dalam penelitian ilmiah. Hubungan antarvariabel ini juga akan menentukan hasil hipotesis penelitian yang Anda rumuskan.
Hubungan antarvariabel ini akan menentukan bentuk hipotesis apa yang digunakan dalam merumuskan jawaban sementara ini. Sebab masing-masing bentuk hipotesis akan memberlakukan hubungan antarvariabel dengan berbeda-beda.
Contohnya, ketika Anda menggunakan hipotesis asosiatif, maka bentuk ini akan mencari jawaban sementara dari hubungan dari antarvariabel yang digunakan. Sebaliknya ketika Anda menggunakan hipotesis deskriptif, maka bentuk ini tidak akan mencari hubungan antarvariabel secara detail dan hanya melihat gambaran umum saja.
Oleh karena itu, Anda perlu menentukan hubungan antarvariabel yang digunakan agar bisa memilih bentuk hipotesis yang sesuai.
5. Rumusan Hipotesis Secara Jelas dan Spesifik
Cara berikutnya yang perlu Anda lakukan dalam membuat hipotesis adalah menyusun rumusan jawaban atau dugaan sementara ini secara jelas dan spesifik. Hal ini bertujuan agar tidak ada kerancuan dari hipotesis yang sudah Anda susun terkait riset ilmiah yang sedang dilakukan.
Anda bisa memanfaatkan data maupun sumber rujukan yang sudah dikumpulkan sebelumnya untuk memunculkan jawaban sementara ini. Selain itu, Anda juga bisa menerapkan metode yang sesuai dengan bentuk hipotesis yang dipilih untuk mendapatkan jawaban sementara.
Setelah merumuskan hipotesis ini, Anda bisa menuliskannya di lembaran kerja masing-masing agar hasil jawaban sementara yang sudah didapatkan bisa diingat dengan mudah. Pastikan juga untuk menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami agar Anda tidak kebingungan ketika membaca ulang rumusan hipotesis tersebut nantinya.
6. Pastikan Hipotesis Dapat Diuji
Masih ada tahapan berikutnya yang mesti dilakukan ketika Anda sudah berhasil merumuskan sebuah hipotesis. Tahapan berikutnya yang perlu dikerjakan tersebut adalah memastikan jawaban sementara yang Anda gunakan bisa diuji.
Uji hipotesis juga menjadi bagian penting dalam merumuskan jawaban sederhana ini. Uji hipotesis merupakan sebuah prosedur yang bisa dilakukan oleh seorang peneliti untuk menguji jawaban sederhana dengan data sampel yang sudah dikumpulkan.
Tahapan ini perlu dilakukan agar seorang peneliti bisa memutuskan apakah hipotesis yang dia pikirkan bisa diterima atau tidak. Keputusan dari uji hipotesis ini nantinya juga akan berhubungan dengan proses riset yang akan dikerjakan oleh seorang peneliti selanjutnya.
7. Revisi dan Perbaiki Hipotesis
Tahapan terakhir yang bisa Anda lakukan dalam menyusun hipotesis adalah melakukan revisi dan perbaikan. Anda bisa melakukan revisi dari hasil uji hipotesis yang sudah dilakukan sebelumnya.
Identifikasi kekurangan apa saja yang bisa diperbaiki dari hasil pengujian tersebut. Misalnya jika landasan hipotesis yang Anda angkat belum kuat, maka bisa mengkaji lebih dalam literatur dan sumber ilmiah terkait sebelumnya.
Jika hipotesis tersebut memang tidak bisa diperbaiki lagi atau ditolak, maka Anda bisa mulai merumuskan jawaban sementara berikutnya. Dengan demikian, alur pengerjaan riset ilmiah Anda tetap bisa berjalan lancar tanpa perlu berkutat lama dalam satu tahapan saja.
Itulah tujuh cara membuat hipotesis yang bisa Anda terapkan ketika mengerjakan penelitian ilmiah.
Dapatkan lebih banyak informasi seputar penelitian dan penyusunan karya ilmiah dengan membaca artikel-artikel terbaru dari Parafrase Indonesia!