Apakah Anda sudah tahu bagaimana cara mengubah karya tulis ilmiah menjadi buku? Informasi terkait hal ini tentu perlu untuk Anda ketahui, terlebih bagi seorang dosen yang memiliki kewajiban untuk melakukan publikasi ilmiah sebagai syarat pemenuhan tugas. akademik.
Jika Anda masih kesulitan dan belum memahami informasi terkait hal ini, tidak perlu khawatir. Kali ini Parafrase Indonesia akan membagikan panduan lengkap yang bisa Anda gunakan ketika ingin mengubah karya tulis ilmiah menjadi buku.
Lantas apa saja panduan mengubah karya ilmiah menjadi buku yang bisa diterapkan oleh seorang dosen?
Daftar Isi
Toggle1. Menentukan Jenis Buku yang Akan Dibuat
Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah menentukan jenis buku yang akan dibuat. Anda bisa menyesuaikan jenis buku ini sesuai dengan karya tulis ilmiah yang dimiliki.
Terdapat beberapa pilihan jenis buku yang bisa dimanfaatkan oleh seorang dosen sebagai media publikasi, seperti:
a. Buku Referensi
Buku referensi merupakan buku yang membahas sebuah materi secara mendalam. Informasi yang ada di dalam buku ini akan dibahas secara detail sesuai dengan bidang keilmuan dan keahlian dari penulisnya.
b. Buku Ajar
Seperti namanya, buku ajar merupakan buku yang ditujukan untuk aktivitas pembelajaran di kelas. Biasanya materi di dalam buku ajar akan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.
c. Buku Populer
Buku populer merupakan karya tulis ilmiah yang bisa menjangkau pembaca dengan lebih luas. Sebab buku populer akan menyederhanakan konsep-konsep ilmiah yang ada dalam karya tulis akademik.
Hal ini tentu akan memudahkan pembaca dari berbagai kalangan untuk bisa memahami informasi yang terdapat dalam buku populer tersebut.
d. Buku Monograf
Monograf merupakan jenis buku terakhir yang bisa Anda pilih sebagai media publikasi. Buku monograf merupakan karya tulis yang membahas sebuah topik penelitian tertentu secara mendalam.
2. Menilai Kelayakan Naskah
Panduan berikutnya yang bisa Anda perhatikan ketika mengubah hasil riset ilmiah menjadi buku adalah memastikan kelayakan dari naskah yang sudah dibuat.
Anda bisa memperhatikan relevansi serta manfaat yang didapatkan oleh para pembaca ketika membaca buku hasil konversi tersebut.
Selain itu, Anda juga bisa mengidentifikasi beberapa bagian yang dirasa bisa dikembangkan lagi dari naskah hasil riset ilmiah.
Hal ini bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan jangkauan pembaca nantinya.
Setelah menilai kelayakan naskah, Anda bisa melakukan revisi untuk memperbaiki beberapa bagian yang perlu ditingkatkan.
Misalnya Anda bisa memperbaiki naskah hasil riset ilmiah agar tidak terlalu teknis supaya bisa dipahami oleh pembaca umum.
3. Menyusun Outline Buku
Langkah berikutnya yang perlu Anda lakukan adalah menyusun outline buku. Outline buku merupakan garis atau poin-poin penting dalam pembahasan sebuah buku.
Anda bisa menyesuaikan karya tulis ilmiah yang dimiliki agar sesuai dengan buku. Misalnya Anda bisa memisahkan pembahasan yang ada di dalam karya tulis ilmiah menjadi beberapa bab yang terstruktur secara logis.
Biasa jumlah bab dalam karya tulis ilmiah akan lebih sedikit jika dibanding dengan buku. Oleh sebab itu, Anda perlu mengembangkan lagi pembahasan yang ada di naskah karya tulis ilmiah agar sesuai dengan outline buku.
Jangan lupa untuk menambahkan bagian pembuka serta penutup pada penyusunan buku agar lebih menarik dan mudah dipahami pembaca nantinya.
4. Menyederhanakan Bahasa
Menyederhanakan bahasa menjadi salah satu faktor penting yang perlu Anda perhatikan ketika mengubah karya tulis ilmiah menjadi buku.
Sebab bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah akan jauh berbeda ketika naskah tersebut akan dipublikasikan ke dalam bentuk buku.
Umumnya bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah bersifat baku dan sesuai dengan tata bahasa yang berlaku.
Selain itu, bahasa-bahasa ilmiah yang bersifat teknis biasanya juga banyak digunakan dalam karya tulis yang satu ini.
Penggunaan gaya bahasa tersebut tentu tidak sesuai dengan target pembaca ketika naskah diubah ke dalam bentuk buku.
Target pembaca buku yang jauh lebih luas dan umum membuat gaya bahasa dalam hasil penulisan perlu disesuaikan lagi.
Anda bisa mengubah bahasa teknis dan ilmiah menjadi lebih komunikatif dan mudah dipahami. Hindari penggunaan istilah ilmiah yang terlalu banyak dan tidak dijelaskan secara rinci.
Selain itu, Anda juga bisa menambahkan ilustrasi, contoh, serta studi kasus dalam pembahasan buku. Hal ini nantinya akan memudahkan pembaca untuk memahami pembahasan yang ada di dalam buku tersebut.
5. Melakukan Penyesuaian Struktur
Hal berikutnya yang perlu Anda lakukan adalah melakukan penyesuaian struktur karya tulis ilmiah agar sesuai dengan buku.
Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, struktur dari kedua jenis karya tulis ini memiliki perbedaan antara satu sama lain.
Secara umum, terdapat empat struktur utama dari sebuah buku, yakni:
a. Pendahuluan
Bagian ini biasanya berisi pembahasan terkait latar belakang penulisan serta tujuan dari sebuah buku.
b. Isi Buku
Struktur ini merupakan bagian inti dari sebuah buku. Bagian ini akan berisi pembahasan dari topik yang diangkat dalam sebuah buku.
Pada bagian isi buku biasanya terdapat bab serta sub bab yang digunakan untuk menjelaskan pembahasan secara detail dan mendalam.
c. Penutup
Bagian ini berisi ringkasan, refleksi, serta rekomendasi yang diberikan oleh seorang penulis berdasarkan pembahasan yang ada di isi buku.
d. Lampiran
Lampiran dalam sebuah buku biasanya bersifat opsional. Artinya Anda bisa saja menggunakan atau tidak mencantumkan bagian ini dalam sebuah buku.
Biasanya lampiran berisi data tambahan, tabel, atau grafik yang digunakan untuk mendukung pembahasan dalam sebuah buku.
6. Menambahkan Media Pendukung
Anda juga bisa menambahkan media pendukung ketika mengubah karya tulis ilmiah menjadi buku. Adanya media pendukung ini bisa menjadi nilai tambah dari buku yang sudah Anda buat.
Terdapat beberapa jenis media pendukung yang bisa Anda cantumkan dalam sebuah buku, seperti ilustrasi, infografis, atau tabel.
Media pendukung ini bisa membantu pembaca untuk memahami informasi yang Anda sampaikan dalam pembahasan buku.
Anda juga bisa mencantumkan daftar pustaka yang relevan untuk mendukung pembahasan buku. Selain itu, Anda juga bisa menambahkan glosarium dari istilah-istilah teknis yang digunakan dalam buku tersebut.
7. Mengedit dan Merevisi Naskah
Setelah selesai mengubah hasil riset ilmiah ke dalam bentuk buku, Anda bisa mengedit serta merevisi kembali naskah yang sudah dikerjakan.
Hal ini perlu untuk dilakukan untuk mendeteksi kesalahan yang mungkin terlewat pada saat proses pengerjaan.
Anda bisa memeriksa kembali apakah naskah yang dihasilkan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain itu, Anda juga perlu memastikan konsistensi dan kelengkapan dari naskah yang sudah dibuat.
Jika Anda kesulitan dalam melakukan revisi ini, bisa memanfaatkan jasa editor profesional untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Salah satu layanan yang bisa Anda manfaatkan untuk memudahkan proses konversi karya tulis ilmiah menjadi buku adalah Layanan Parafrase Konversi dari Parafrase Indonesia.
Ketika memanfaatkan layanan ini, naskah yang Anda miliki nantinya akan diperiksa oleh tim yang profesional dan bersertifikat BNSP. Jadi Anda tidak perlu khawatir lagi dengan hasil naskah yang sudah dibuat.
8. Menentukan Penerbit
Terakhir, Anda bisa menentukan penerbit untuk mempublikasikan naskah buku yang sudah dibuat. Pastikan untuk memilih penerbit yang berpengalaman dalam mempublikasikan buku akademik atau ilmiah.
Hal ini bertujuan agar naskah buku yang sudah Anda kirimkan bisa dipublikasikan dengan lancar nantinya.
Anda juga bisa mempertimbangkan untuk memilih penerbit yang menawarkan paket penerbitan, seperti pengurusan ISBN dan pemasaran.
Selain itu, pastikan juga memilih penerbit yang menyediakan distribusi buku ke pasar yang relevan. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan manfaat dari publikasi buku tersebut nantinya.
Itulah panduan lengkap mengubah karya ilmiah menjadi buku.
Dapatkan lebih banyak informasi seputar penulisan buku hasil penelitian dengan membaca artikel-artikel terbaru dari Parafrase Indonesia!