Perbedaan KUM dan SKP Dosen

perbedaan kum dan skp

Apakah Anda tahu apa perbedaan antara KUM dan SKP? Bagi seorang dosen, kedua hal ini tentu penting dalam menjalani karier di dunia akademik.

Kali ini Parafrase Indonesia akan membagikan informasi detail terkait perbedaan KUM dan SKP dosen tersebut. Namun sebelum itu, simak terlebih dahulu penjelasan terkait pengertian KUM dan SKP dosen pada bagian berikut ini.

Pengertian KUM dan SKP

Sebelum memahami perbedaan antara KUM dan SKP, Anda mesti mengetahui definisi dari kedua hal tersebut terlebih dahulu. Dengan demikian, Anda bisa memahami kedua aspek ini secara lebih jelas nantinya.

Adapun penjelasan terkait pengertian KUM dan SKP adalah.

1. Pengertian KUM

KUM atau Kredit Unsur Mutlak merupakan poin yang digunakan oleh seorang dosen untuk mengajukan kenaikan jabatan fungsional akademik. KUM juga dikenal dengan nama angka kredit yang dimiliki oleh seorang dosen.

Penerapan KUM ini sendiri diatur dalam PermenPAN-RB dan Kemdikbudristek. Untuk mendapatkan nilai KUM, seorang dosen bisa menjalankan tugas dan kewajibannya yang berkaitan dengan pengamalan nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi, seperti pendidikan, penelitian, hingga pengabdian masyarakat.

2. Pengertian SKP

Di sisi lain, SKP atau Sasaran Kinerja Pegawai merupakan indikator yang digunakan untuk penilaian kinerja tahunan dari seorang dosen yang berstatus PNS atau ASN. Aturan terkait SKP ini diatur dalam PermenPAN-RB No. 6 Tahun 2022.

Dalam praktiknya, SKP berisi berbagai rencana individu seorang dosen yang selaras dengan tujuan tempat dia bertugas. Nantinya SKP ini akan menjadi bagian dari penilaian prestasi kerja seorang dosen ASN setiap tahunnya.

Perbedaan KUM dan SKP

Sekilas Anda bisa melihat perbedaan antara KUM dan SKP dari penjelasan terkait definisinya di atas. Untuk lebih jelasnya, Anda juga bisa melihat perbedaan antara kedua hal ini dari berbagai macam aspek berbeda, seperti.

AspekKUMSKP
TujuanKenaikan jabatan fungsionalPenilaian kinerja tahunan ASN
Digunakan olehDosen dan tenaga fungsional lainnyaSemua ASN (termasuk dosen PNS)
PenilaianBerdasarkan angka kredit kegiatan tridharma dll.Berdasarkan pencapaian target kerja yang disusun
FrekuensiTergantung kebutuhan kenaikan jabatanDisusun dan dievaluasi setiap tahun

Contoh Perolehan

Lalu bagaimana contoh perolehan KUM dan SKP dari seorang dosen? Berikut gambaran penilaian KUM dan SKP ketika seorang dosen menjalankan tugasnya di dunia akademik.

1. Contoh Perolehan KUM

Setiap tugas yang dijalankan seorang dosen biasanya akan memiliki nilai KUM yang berbeda-beda, seperti.

a. Menulis di jurnal nasional akan mendapatkan 25 nilai KUM.

b. Mengajar 12 SKS akan mendapatkan 12 KUM.

c. Menjadi pembicara di sebuah seminar akan mendapatkan 3 KUM.

d. Menjadi pembimbing skripsi akan mendapatkan 2 nilai KUM per setiap mahasiswanya.

2. Contoh Perolehan SKP

Perolehan SKP biasanya berkaitan dengan target yang didapatkan oleh seorang dosen ASN. Misalnya seorang dosen mesti ditargetkan bisa menyelesaikan sebuah buku ajar dalam jangka waktu satu tahun.

Namun dalam realisasinya, dia hanya berhasil menyelesaikan 80 persen dari pengerjaan buku. Maka progres ini nantinya akan menjadi penilaian kinerja tahunan dari seorang dosen tersebut.

Tips Cepat Meningkatkan KUM dan SKP

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa KUM dan SKP merupakan dua hal yang berbeda bagi seorang dosen ketika menjalankan tugasnya di dunia akademik. KUM memiliki kaitan ketika seorang dosen ingin mengajukan kenaikan jabatan fungsional.

Sementara itu, SKP berkaitan dengan penilaian tahunan yang didapatkan oleh seorang dosen ASN setiap tahunnya. Meskipun demikian, kedua aspek ini tetap perlu Anda perhatikan ketika menjalankan tugas sebagai seorang dosen dalam dunia akademik.

Lalu bagaimana cara mudah untuk meningkatkan KUM dan SKP secara bersamaan? Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah melakukan publikasi ilmiah dalam bentuk buku.

1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

Namun terkadang kesibukan dalam menjalankan tugas sering menjadi penghalang bagi seorang dosen untuk melakukan hal ini. Salah satu solusi yang bisa Anda manfaatkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan Jasa Layanan Konversi KTI yang ada di Parafrase Indonesia.

Dengan memanfaatkan layanan ini, Anda tidak perlu memulai proses penyusunan buku dari awal. Sebab Anda bisa menggunakan karya tulis ilmiah yang sudah dimiliki dulunya untuk dikonversikan ke dalam bentuk buku.

Apalagi banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan ketika memanfaatkan Layanan Konversi KTI ini, seperti.

1. Parafrase Indonesia by Penerbit Deepublish

Parafrase Indonesia merupakan bagian dari Penerbit Deepublish yang menjadi salah satu penerbit buku akademik terpercaya di Indonesia. Pengalaman dan rekam jejak yang dimiliki tentu membuat setiap publikasi yang dihasilkan tidak diragukan lagi kualitasnya.

2. Buku yang Terbit Bergaransi Lolos ISBN

Ketika menggunakan Layanan Konversi KTI, buku yang Anda terbitkan nantinya akan dijamin lolos pengajuan ISBN. Hal ini penting agar Anda bisa memanfaatkan publikasi ilmiah tersebut untuk keperluan mendapatkan KUM atau SKP.

3. Fasilitas Pengajuan HKI

Keunggulan berikutnya yang bisa Anda dapatkan adalah adanya fasilitas pengajuan HKI. Jadi Anda tidak perlu khawatir dengan perlindungan hukum terkait karya tulis yang akan dipublikasikan nantinya.

4. Bisa Terbit dalam Versi Cetak atau E-book

Anda juga bisa memilih bentuk terbitan dari buku hasil konversi yang dimiliki nantinya, apakah dalam bentuk cetak ataupun e-book. Hal ini tentu akan memudahkan distribusi dari karya Anda ketika sudah terbit nantinya.

5. Fasilitas Penambahan Materi

Ketika menerbitkan buku hasil konversi karya tulis ilmiah, biasanya akan ada penyesuaian terlebih dahulu, baik dalam hal format, struktur, hingga materinya. Jika Anda menggunakan Layanan Konversi KTI, maka nantinya akan mendapatkan fasilitas materi hingga lebih kurang lima ribu kata.

Dengan demikian, informasi dalam buku hasil konversi Anda akan makin lengkap dan komplet nantinya.

6. Naskah Ditangani Tim Profesional Bersertifikasi BNSP

Keunggulan terakhir yang bisa Anda dapatkan ketika menggunakan Layanan Konversi KTI adalah naskah yang dikerjakan oleh tim profesional bersertifikat BNSP. Jadi Anda tidak perlu ragu dengan kualitas buku hasil parafrase ketika sudah selesai diterbitkan.

Jadi, tunggu apalagi? Segera terbitkan karya ilmiah Anda menjadi buku untuk raih jabatan fungsional yang lebih tinggi!

Perlu detail infomasi? Kunjungi Konsultasi Konversi KTI

Bagikan artikel ini melalui

Picture of Dhea Salsabila
Dhea Salsabila
SEO Specialist dan Content Editor di Parafrase Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *