Memahami Perbedaan Parafrase, Rewrite, dan Spin Text

perbedaan parafrase rewrite dan spin text

Mengenal perbedaan parafrase, rewrite, dan spin text sangat penting bagi seorang penulis. Terutama kalangan dosen dalam menjalankan kewajiban menulis dan menerbitkan karya tulis ilmiah. 

Sebab dalam proses menulis tentu akan familiar dengan metode parafrase, rewrite, maupun spin text. Hanya saja, tidak semua karya tulis bisa memakai teknik spin text. Khususnya untuk karya tulis ilmiah seperti buku ilmiah. Jadi, apa perbedaan ketiganya? Berikut informasinya. 

Apa Itu Parafrase, Rewrite, dan Spin Text?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), parafrase atau parafrasa adalah penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi. 

Secara sederhana, parafrase merupakan teknik menulis kembali sebuah kalimat atau paragraf dengan kata-kata berbeda, tetapi makna, konteks, dan informasi inti tetap sama. Tujuannya agar tidak sama persis. Dalam penulisan karya ilmiah, parafrase penting untuk menurunkan skor similarity indeks. 

Sedangkan rewrite yang dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah “penulisan ulang” atau “tulis ulang”. Jadi, rewrite adalah teknik menulis ulang sebuah teks dengan mengubah susunan, gaya, atau penyajian dan makna atau pesan utama tidak berubah. 

Rewrite umumnya untuk satu karya tulis, sementara parafrase biasanya bagian kecil dari karya tulis. Misalnya memparafrase satu paragraf, satu kalimat, satu kutipan, dll. Sehingga cakupannya berbeda. 

Sedangkan spin text terjemahannya dalam bahasa Indonesia adalah “memutar tulisan”. Sehingga spin text adalah teknik menulis ulang suatu tulisan dengan cara mengubah struktur maupun mengganti bentuk kata di dalam tulisan tersebut. Misalnya mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif, mengubah suatu kata dengan sinonim, dll. 

Perbedaan Parafrase, Rewrite, dan Spin Text

Melalui penjelasan sebelumnya, tentu sudah memberi gambaran terkait perbedaan parafrase dan rewrite serta spin text. 

Meski berbeda, ketiganya punya sedikit persamaan. Salah satunya sama-sama merupakan teknik penulisan ulang suatu tulisan atau karya tulis. 

Hanya saja ketiganya merupakan teknik penulisan ulang yang berbeda satu sama lain. Lantas, apa saja perbedaannya? Berikut beberapa diantaranya: 

  1. Tujuan 

Hal pertama yang membedakan antara parafrase, rewrite, dan juga spin text adalah tujuannya. Sesuai definisi yang dijelaskan sebelumnya, parafrase bertujuan untuk menyampaikan ulang suatu tulisan tanpa mengubah makna. 

Sementara tujuan dari rewrite adalah menulis ulang suatu tulisan dengan gaya baru, ada penambahan informasi, penghapusan bagian tertentu, dan sebagainya. Sehingga menjadi tulisan baru yang sudah disesuaikan dengan update informasi terkini. 

Spin text sendiri tujuannya adalah menyusun tulisan dalam versi berbeda. Biasanya ditujukan untuk menyusun tulisan dalam jumlah banyak. Akan tetapi dengan susunan kalimat yang dibuat berbeda. 

  1. Teknik Pengerjaan 

Perbedaan parafrase dan rewrite serta spin text berikutnya adalah teknik atau metode pengerjaannya. Parafrase disusun dengan menulis ulang dari awal memakai bahasa sendiri. Namun wajib tidak mengubah makna aslinya. 

Pada rewrite, memakai teknik menulis ulang dari awal. Namun pada beberapa kondisi, rewrite bisa hanya menambah informasi tertentu atau menghapus informasi yang dianggap perlu dihapus. Sementara bagian lain dipertahankan apa adanya. 

Teknik pengerjaan spin text adalah mengubah struktur kalimat maupun mengganti kosakata. Sehingga lebih mudah dan sederhana. Misalnya mengubah suatu kata dengan sinonim, mengubah posisi suatu kata dalam kalimat, dan sejenisnya. 

  1. Kualitas Hasil

Poin ketiga yang menjadi perbedaan parafrase dan rewrite sekaligus spin text adalah kualitas hasil. Paling mencolok adalah dari gaya bahasa, dimana hasil penulisan ulang bisa tetap alami (natural) atau menjadi tidak natural. 

Parafrase yang menulis ulang dengan bahasa sendiri, membuat hasilnya lebih natural. Pada rewrite pun demikian, karena ada penambahan informasi pada tulisan atau sebaliknya. Sehingga bahasa dalam tulisan tetap natural dan mudah dipahami. 

Sementara pada spin text, kualitas hasilnya cenderung tidak natural. Hal ini terjadi karena ada perubahan instan. Sehingga ada beberapa pemilihan kata pengganti menjadi kurang tepat. 

  1. Keamanan dari Plagiarisme

Berikutnya dalam perbedaan parafrase dan rewrite serta spin text adalah keamanan dari resiko plagiarisme. Parafrase dengan rewrite cenderung aman dari plagiarisme. Khususnya parafrase, karena ditulis ulang dari nol. 

1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

Pada rewrite, jika ditulis ulang dari awal sampai akhir suatu karya tulis. Maka lebih aman dari plagiarisme. Sebaliknya, jika hanya menghapus bagian tertentu dan menambah bagian tertentu. Sementara bagian lain pada tulisan dipertahankan padahal sudah dipublikasi. Maka terdeteksi plagiarisme. 

Spin text memiliki resiko plagiarisme paling tinggi. Sebab pada teknik ini akan fokus mengubah struktur kalimat dan mengganti beberapa kata pada kalimat. Sehingga sangat mungkin susunan kalimat tidak berubah banyak dan terdeteksi plagiat. 

  1. Waktu Pengerjaan 

Berikutnya yang menjadi pembeda antara parafrase, rewrite, dan spin text adalah waktu pengerjaan. Parafrase menjadi teknik penulisan ulang yang paling lama. Sebab penulis perlu membaca dan memahami tulisan aslinya. 

Baru kemudian bisa menulis ulang dengan bahasa sendiri. Kemudian terjadi perubahan gaya bahasa. Sehingga tulisan berubah total dari tulisan aslinya. Hal ini yang membuat proses pengerjaannya memakan waktu lebih lama. 

Pada rewrite, bisa dalam dua kondisi. Yakni bisa dikerjakan dalam tempo singkat jika hanya menghapus bagian tertentu dari tulisan asli atau menambah informasi baru. Namun, menjadi lama pengerjaannya jika rewrite menulis ulang dari awal. Misalnya karena seluruh informasi pada tulisan lama sudah tidak relevan. 

Waktu pengerjaan untuk spin text adalah yang paling cepat. Apapun teknik yang digunakan. Misalnya mengubah kalimat aktif menjadi pasif atau sebaliknya. Tentu lebih cepat dibanding menulis dari awal dengan bahasa sendiri. 

  1. Penggunaan atau Penerapan 

Poin terakhir yang menjadi perbedaan parafrase dan rewrite maupun pada spin text adalah penggunaan atau penerapan. Sesuai penjelasan di awal, tidak semua karya tulis bisa ditulis ulang dengan 3 teknik tersebut. 

Parafrase lebih umum digunakan untuk penulisan ulang dalam karya tulis ilmiah. Biasanya untuk menulis ulang kutipan yang disampaikan pakar untuk menguatkan argumen di dalam karya tulis ilmiah yang dibuat. Parafrase menjadi teknik penulisan ulang yang umum dipakai kalangan dosen, mahasiswa, dan peneliti. 

Sebab menjadi salah satu teknik penulisan ulang yang tidak beresiko melanggar etika penulisan karya ilmiah. Sekaligus membantu menurunkan skor similarity indeks, akan tetapi dibuat dengan hasil pemikiran sendiri bukan asal copy paste. 

Sedangkan rewrite, lebih ideal dan umum digunakan untuk menulis ulang karya tulis nonilmiah. Misalnya untuk artikel pada blog dan website, buku fiksi seperti novel, materi presentasi, dan sebagainya. 

Penggunaan teknik spin text lebih ideal untuk pembuatan tulisan massal. Misalnya tulisan untuk promosi produk di landing page, caption di media sosial, deskripsi produk di marketplace, dan semacamnya. Dimana perlu dibuat berbeda akan tetapi dikerjakan dengan cepat dan untuk banyak media sekaligus.

Kelebihan dan Kekurangan Parafrase, Rewrite, serta Spin Text

Tiga teknik penulisan ulang yang dijelaskan tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pemahaman ini sama pentingnya dengan memahami perbedaan parafrase dan rewrite serta spin text. Berikut detail penjelasannya: 

Kelebihan dan Kekurangan Parafrase 

    Teknik parafrase dalam menulis ulang suatu karya tulis memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut: 

    1. Efektif Mempertahankan Makna Tulisan Asli 

    Kelebihan pertama dari parafrase adalah membantu mempertahankan makna asli. Lewat kelebihan inilah, teknik parafrase paling ideal atau paling cocok untuk menulis ulang kutipan di dalam karya tulis ilmiah. 

    1. Cocok untuk Menghindari Plagiarisme (Similarity Indeks) 

    Kelebihan kedua, parafrase menjadi teknik penulisan ulang yang efektif menghindari plagiarisme. Pasalnya, teknik ini menulis ulang suatu kalimat sampai paragraf dari awal atau dari nol. 

    Sehingga membentuk tulisan baru, hanya saja makna masih sama persis seperti tulisan aslinya. Dalam penulisan karya ilmiah, parafrase sangat membantu menurunkan skor similarity indeks atau menghindari plagiarisme. 

    1. Hasil Penulisan Ulang Natural 

    Kelebihan ketiga, parafrase mampu menghasilkan tulisan ulang yang tetap natural. Sehingga tidak terkesan kaku seperti buatan platform AI maupun platform berbasis teknologi lainnya. 

    Hal ini terjadi, karena di dalam parafrase penulis dituntut menulis ulang dari awal. Sekaligus dengan gaya bahasa sendiri yang membuat hasil pengerjaan lebih enak dibaca. Sehingga menjadi tulisan yang unik sekalipun mempertahankan makna dari tulisan aslinya. 

    1. Cocok untuk Karya Tulis Ilmiah 

    Parafrase juga memiliki kelebihan berupa cocok diterapkan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Sebab di dalam karya tulis ilmiah ada kebutuhan dan kewajiban menambah kutipan dari pakar. 

    Kutipan yang dianjurkan dalam karya ilmiah adalah kutipan tidak langsung yang bisa dibuat dengan teknik parafrase. Sehingga kutipan tersebut tidak sama persis karena bukan hasil menyalin kutipan asli dari referensi ilmiah yang digunakan. 

    Kutipan tidak langsung paling dianjurkan karena membantu menurunkan similarity indeks. Dimana ada ketentuan batasan skor similarity di dunia akademik, rata-rata di 20-an persen yang harus dipenuhi. 

    Teknik parafrase juga diketahui memiliki beberapa kekurangan. Diantaranya adalah: 

    1. Tidak Bebas karena Terikat Makna Asli 

    Kekurangan yang pertama, dalam teknik parafrase penulis tidak memiliki kebebasan menulis ulang tulisan asli. Sebab terikat dengan makna yang harus dipertahankan. 

    1. Proses Pengerjaan Memakan Waktu 

    Parafrase menjadi teknik penulisan ulang yang butuh waktu lebih lama dibanding rewrite maupun spin text. Sebab tahapannya panjang dan diawali dengan memahami tulisan asli lalu ditulis ulang dari nol dengan bahasa sendiri. 

    1. Butuh Keterampilan Menulis yang Baik 

    Kekurangan ketiga, parafrase membutuhkan keterampilan menulis yang baik. Sebab tanpa keterampilan ini, maka menulis ulang suatu kutipan menjadi sulit. Begitu juga sebaliknya, semakin terampil menulis maka semakin mudah melakukan parafrase. 

    1. Resiko Hasil Parafrase Masih Mirip Tulisan Asli 

    Kekurangan lainnya, parafrase yang kurang teliti ketika dibuat bisa menghasilkan tulisan yang mirip dengan tulisan asli. Sehingga tetap menambah skor similarity indeks atau terdeteksi plagiat. 

    Jaga kualitas tulisan karya tulis ilmiah dan artikel jurnal anda dengan membaca panduan ini:

    Kelebihan dan Kekurangan Rewrite 

      Teknik rewrite untuk penulisan ulang suatu tulisan juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut beberapa kelebihannya: 

      1. Pengerjaan Lebih Fleksibel Dibanding Parafrase 

      Rewrite yang memang perlu mempertahankan makna, pada dasarnya pengerjaan lebih fleksibel dan leluasa. Terutama jika dibandingkan dengan parafrase. 

      Sebab pada teknik rewrite, penulisan ulang bisa hanya dengan menghapus suatu informasi. Bisa juga hanya menambah sedikit informasi baru. Namun, cocok untuk menulis ulang dari awal jika perubahan skala besar. Sehingga fleksibel dalam pengerjaan dan untuk berbagai kondisi atau kebutuhan. 

      1. Membantu dalam Memperbaiki Kualitas Tulisan 

      Kelebihan kedua, rewrite bisa membantu memperbaiki kualitas tulisan. Baik dari aspek gaya bahasa maupun kualitas data atau informasi. Sehingga cocok untuk menulis ulang agar kualitas lebih baik dibanding tulisan sebelumnya. 

      1. Membantu Menambah atau Menghapus Informasi 

      Poin ketiga dalam daftar kelebihan teknik rewrite adalah membantu menambah maupun menghapus informasi (data). Dalam tulisan tertentu, bisa jadi butuh perubahan penjelasan atau informasi. 

      Rewrite tepat untuk digunakan agar menghasilkan tulisan yang menyajikan informasi baru. Sehingga proses penulisan ulang tidak memakan waktu lama. Sekaligus diubah sesuai kebutuhan dan tidak menuntut perubahan keseluruhan tulisan aslinya. 

      1. Cocok untuk Tulisan di Media Online dan Karya Ilmiah 

      Kelebihan lainnya, teknik rewrite fleksibel digunakan untuk berbagai jenis karya tulis. Baik karya tulis ilmiah, misalnya menulis ulang informasi dari buku ilmiah agar lebih relevan atau lebih lengkap. 

      Kemudian, sangat ideal juga untuk tulisan di media online. Yakni tulisan atau artikel di blog maupun website. Sehingga bisa memperbaharui konten tanpa dengan menambah maupun menghapus informasi dari tulisan sebelumnya. 

      Berikut ada beberapa hal yang menjadi kekurangan dari teknik rewrite: 

      1. Butuh Kreativitas dan Keterampilan Menulis yang Baik 

      Sama seperti parafrase, teknik rewrite juga butuh keterampilan menulis yang baik. Serta kreativitas tinggi dalam menulis ulang agar tidak sama persis dengan tulisan sebelumnya. 

      1. Butuh Waktu Lama untuk Perubahan Skala Besar 

      Kedua, teknik rewrite tidak selalu cepat untuk dikerjakan. Sebab bisa jadi perlu mengubah tulisan lama dalam skala besar. Jika tulisan tersebut panjang, maka proses rewrite memakan waktu lebih lama. 

      Kelebihan dan Kekurangan Spin Text 

        Spin text juga memiliki punya banyak kelebihan. Berikut beberapa diantaranya: 

        1. Proses Cepat 

        Spin text menjadi teknik penulisan ulang yang proses pengerjaannya paling cepat. Sebab bisa hanya sekedar mengganti suatu kata dengan sinonimnya. 

        1. Tidak Menuntut Kemampuan Menulis dan Kreativitas 

        Spin text juga tidak membutuhkan kreativitas dan kemampuan menulis yang baik. Sebab dengan hanya mengganti struktur, mengganti suatu kata, dan teknik sederhana lain. Maka spin text sudah dilakukan. 

        Spin text juga punya beberapa kekurangan, seperti: 

        1. Kualitas Tulisan Rendah 

        Teknik spin text bisa menghasilkan tulisan yang tidak alami sehingga kualitasnya terbilang rendah. Inilah alasan teknik ini tidak bisa diterapkan di berbagai karya tulis. 

        1. Tidak Cocok untuk Karya Tulis Ilmiah 

        Kekurangan kedua, spin text tidak cocok dan tidak dianjurkan untuk penulisan karya ilmiah. Sebab masih rawan plagiarisme, makna berubah, konteks kurang tepat, dan hasil penulisan ulang susah dipahami karena tidak alami. 

        1. Rawan Salah Konteks 

        Kekurangan lainnya dari teknik spin text adalah rawan terjadi kesalahan konteks. Mengubah suatu kalimat dengan membalik kata di belakang menjadi di posisi depan. Bisa menghasilkan kalimat berbeda yang tidak terhubung dengan kalimat berikutnya. 

        Perbedaan parafrase dan rewrite serta spin text sangat penting untuk dipahami. Sehingga bisa mengetahui teknik penulisan ulang mana yang sesuai kebutuhan. Bagi para dosen, menguasai teknik parafrase sangat penting untuk menunjang penulisan karya ilmiah. 

        Begitu juga dengan teknik rewrite yang sama-sama membantu menulis ulang dan menghasilkan tulisan baru. Berbeda dengan spin text yang masih rawan terdeteksi plagiat. Sehingga kurang cocok untuk penulisan karya ilmiah. 

        Bagi para dosen yang masih kesulitan dalam melakukan teknik parafrase maupun rewrite. Maka bisa memanfaatkan E-Book Anti Plagiarisme dari Parafrase Indonesia yang bisa diunduh secara gratis.

        Bagikan artikel ini melalui

        Leave a Reply

        Cari Artikel Lainnya

        Jangan Lewatkan!

        Ebook Terbaru🔥