Cara Membuat Pendahuluan Jurnal, Lengkap dengan Contohnya

cara membuat pendahuluan jurnal

Apakah Anda masih bingung dengan cara membuat pendahuluan jurnal yang baik dan benar? Tenang! Yuk, simak artikel dari Parafrase Indonesia berikut ini!

Bagi seorang dosen, publikasi dalam bentuk jurnal bisa memberikan banyak manfaat. Salah satunya yakni penambahan angka kredit yang dapat berpengaruh pada peningkatan karier akademik.

Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengetahui cara membuat pendahuluan ini agar tidak kesulitan ketika mengerjakan artikel jurnal. Kali ini Parafrase Indonesia akan membagikan cara membuat pendahuluan jurnal yang bisa Anda terapkan beserta contohnya.

Namun sebelum mengetahui hal ini lebih lanjut, simak penjelasan tentang pendahuluan jurnal terlebih dahulu pada bagian berikut.

Penjelasan Umum tentang Pendahuluan Jurnal

Pendahuluan merupakan salah satu bagian penting yang mesti ada dalam penulisan jurnal. Seperti namanya, bagian ini berfungsi sebagai pembuka atau pengantar sebelum pembaca memahami lebih lanjut pembahasan yang ada pada artikel ilmiah tersebut.

Dengan membaca bagian pendahuluan ini, para pembaca bisa mengetahui gambaran umum dari pembahasan artikel jurnal. Hal ini juga bisa membantu pembaca lain yang sekiranya membutuhkan referensi bacaan untuk penulisan yang sedang mereka kerjakan.

Sebab dengan membaca bagian pendahuluan ini, pembaca bisa memahami garis besar pembahasan dan memutuskan apakah artikel ilmiah tersebut cocok digunakan sebagai sumber rujukan. Hal ini tentu bisa bermanfaat bagi penulis lain untuk menghemat waktu pencarian sumber rujukan yang mereka butuhkan.

Selain menjadi pengantar dalam penulisan ilmiah, pendahuluan juga memiliki fungsi-fungsi lain yang bisa didapatkan oleh para pembaca. Hal ini disebabkan oleh struktur yang ada di dalam pendahuluan jurnal tidak berisi pengantar saja, tetapi juga informasi lain yang ada pada setiap bagian penulisannya.

Struktur Pendahuluan Jurnal

Terdapat beberapa struktur yang terdapat dalam penulisan pendahuluan jurnal, yakni:

1. Latar Belakang

Struktur pertama yang bisa Anda temukan dalam pendahuluan jurnal adalah latar belakang. Seperti namanya, pada bagian ini penulis akan memaparkan latar belakang pemilihan tema bahasan yang diulas dalam artikel ilmiah tersebut.

2. Rumusan Masalah

Struktur kedua yang ada dalam pendahuluan jurnal adalah rumusan masalah. Pada bagian ini, seorang penulis akan memaparkan permasalahan utama yang menjadi pemantik pembahasan yang ada dalam sebuah artikel jurnal.

Nantinya permasalahan ini akan diuraikan dalam beberapa bentuk pertanyaan penelitian yang akan diulas secara mendalam pada bagian pembahasan artikel ilmiah.

3. Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan struktur berikutnya yang bisa Anda temukan dalam pendahuluan jurnal. Pada bagian ini Anda bisa menjelaskan batasan apa saja yang digunakan dalam artikel jurnal agar penulisan yang dilakukan tetap fokus dengan tema bahasan utama.

4. Tujuan Penelitian

Struktur berikutnya yang ada dalam penulisan pendahuluan artikel jurnal adalah tujuan penelitian. Pada bagian ini seorang penulis akan menjelaskan tujuan apa yang ingin dicapai dari artikel ilmiah yang sudah dikerjakan.

Anda bisa menggunakan jawaban dari pertanyaan yang tercantum dalam rumusan masalah sebagai tujuan yang ingin dicapai dalam artikel ilmiah tersebut.

5. Manfaat Penelitian

Struktur terakhir yang terdapat dalam pendahuluan artikel jurnal adalah manfaat penelitian. Pada bagian ini seorang penulis bisa menjelaskan manfaat yang bisa diberikan dari hasil penulisan artikel ilmiah yang sudah dilakukan.

6. Rumuskan Research Gap

Pada bagian ini, Anda perlu menjelaskan kesenjangan atau gap dalam penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik yang Anda teliti. Research gap adalah bagian yang belum terjawab atau belum dieksplorasi secara memadai oleh penelitian-penelitian yang ada.

7. Rumuskan Plan Solusi dari Research Gap

Setelah mengidentifikasi research gap, selanjutnya rumuskan rencana solusi yang akan Anda tawarkan melalui penelitian tersebut. Bagian ini merupakan jembatan antara pengenalan masalah dan pendekatan penelitian Anda.

Cara Membuat Pendahuluan Jurnal

Ketika membuat pendahuluan jurnal, Anda mesti menulis semua bagian tersebut dalam satu bagian bersama. Berbeda dengan penulisan karya tulis ilmiah lain, seperti skripsi, tesis, dan disertasi yang membagi beberapa struktur yang ada dalam beberapa sub bab berbeda, penulisan pendahuluan dalam artikel jurnal hanya dipaparkan dalam satu bagian saja.

Oleh sebab itu, ketika membuat pendahuluan jurnal Anda mesti fokus pada masing-masing paragraf yang ada di dalam bagian tersebut. Berikut ini cara membuat pendahuluan jurnal berdasarkan masing-masing paragraf yang ada di bagian tersebut, yakni:

1. Paragraf 1

1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

Ada bisa memulai penulisan pendahuluan jurnal dengan menjelaskan latar belakang penelitian. Pada bagian ini Anda bisa memaparkan apa saja yang melatar belakangi pemilihan tema yang dibahas dalam artikel tersebut.

Selain itu Anda juga bisa menjelaskan secara umum tema bahasan yang dipilih tersebut. Dengan demikian, Anda bisa membantu para pembaca untuk memahami latar belakang yang diambil dalam penulisan artikel jurnal.

2. Paragraf 2

Pada paragraf kedua, Anda bisa memaparkan rumusan masalah yang digunakan dalam artikel jurnal yang dibuat. Anda bisa menjelaskan pertanyaan apa saja yang digunakan dalam artikel tersebut.

Nantinya jawaban dari pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah ini digunakan sebagai pembahasan dalam artikel ilmiah.

3. Paragraf 3

Setelah menjelaskan rumusan masalah, Anda bisa memaparkan batasan yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah pada paragraf berikutnya. Anda bisa menjelaskan batasan apa saja yang digunakan pada penulisan artikel ilmiah agar pembahasan bisa fokus dan tidak melebar kemana-mana.

Pahami Tips Menyusun Karya Ilmiah:

4. Paragraf 4

Pada paragraf keempat, Anda bisa memaparkan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan artikel ilmiah. Anda bisa menyesuaikan tujuan penelitian ini dengan pertanyaan yang tercantum dalam rumusan masalah sebelumnya.

5. Paragraf 5

Paragraf terakhir dalam pendahuluan artikel jurnal bisa Anda isi dengan manfaat dari penelitian yang sudah dilakukan. Anda bisa menjelaskan manfaat yang bisa diberikan oleh penelitian yang sudah dilakukan sehingga dapat berdampak bagi khalayak luas.

Contoh Pendahuluan Jurnal

Berikut ini contoh pendahuluan jurnal yang bisa Anda jadikan referensi dalam proses penulisan dari artikel I Wayan Nuriarta dan I Gede Agus Indra Bayu Artha yang berjudul “Bahasa Rupa Kartun Konpopilan Pada Koran Kompas Tahun 2016.”

Latar Belakang

“Sebuah karya kartun pada koran dalam menyampaikan pesan humor maupun kritik sosial biasanya memanfaatkan dua teks yaitu teks visual dan teks verbal. Teks visual yang dimaksudkan adalah gambar-gambar, baik bentuk manusia, tumbuhan maupun binatang. Sementara teks verbal adalah rangkaian kata-kata yang bisa dibaca serta memiliki makna sesuai pesan yang ingin disampaikan. Kedua teks ini sama-sama saling memperkuat pesan yang ingin disampaikan sang kartunis. Jika salah satu dari teks ini tidak ada, biasanya pesan sangat susah dipahami bahkan sangat mungkin terjadi kegagalan komunikasi sebuah karya kartun. Dua teks ini menjadi begitu penting karena saling membutuhkan satu sama yang lainnya. 

Kartun Konpopilan yang hadir pada Koran Kompas Minggu justru berbeda. Kartun ini dengan tegas menyatakan ‘dirinya’ adalah sebuah karya komunikasi visual. Artinya sang kartunis hanya memanfaatkan gambar, tanpa menggunakan kata-kata dalam menyampaikan pesan. Kartun Konpopilan ini disebut juga sebagai kartun bisu karena kehadirannya mirip seperti pantomim. Semua rangkaian gambar dalam panil tanpa dilengkapi kata-kata, namun tetap mampu menyampaikan pesan dengan sangat menarik, mampu menghadirkan cerita dengan sangat apik. Inilah salah satu keunikan kartun Konpopilan yang hanya menggunakan teks visual atau gambar saja mampu menyampaikan humor, menyampaikan kritik, pemikiran-pemikiran atau opini kartunis dalam media tempat kartun ini bernaung (Ajidarma, 2012: 178).

Para pembaca yang ingin mengetahui pesan kartun Konpopilan tidak akan mendapatkan tawa dengan begitu cepat. Namun perlu melihat gambar secara keseluruhan jika hadir dalam satu panil, dan perlu melihat rangkaian ceritanya saat hadir dalam bentuk komik strip, gambar harus ‘dibaca’ dari panil pertama sampai panil terakhir. Jadi tiap panil-nya harus diikuti dan dibaca agar mendapatkan cerita utuh untuk menemukan tawa serta kritik di dalamnya.”

Rumusan Masalah

“Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini sebagai adalah; 1). Bagaimana bahasa rupa kartun Konpopilan yang berkaitan dengan isi wimba, cara wimba, tata ungkap dalam dan tata ungkap luar pada Koran Kompas tahun 2016? 2).Bagaimana makna denotasi dan makna konotasi kartun Konpopilan pada Koran Kompas tahun 2016? Teori Bahasa Rupa Tabrani akan digunakan untuk menjawab pertanyaan pertama dan teori Semiotika Barthes akan digunakan untuk menjawab pertanyaan kedua.”

Kajian Teori

“Bahasa Rupa oleh Primadi Tabrani dinyatakan dengan pembagian berupa: Isi Wimba, Cara Wimba, Tata Ungkap Dalam dan Tata Ungkap Luar. Isi Wimba adalah objek apa yang digambar. Cara wimba adalah berbagai cara untuk menggambarkan objek hingga bisa bercerita yang terdiri dari ukuran pengambilan gambar, sudut pengambilan dan penggambaran (Tabrani, 2009: 185). Ukuran pengambilan gambar adalah suatu teknik pengambilan gambar untuk menentukan berapa besar isi wimba digambarkan dalam suatu bidang gambar dan juga menjelaskan jenis ukuran pengambilan.

Sudut pengambilan pada cara wimba adalah suatu cara pengambilan gambar atau cara penggambaran suatu wimba, sehingga suatu objek terlihat dari sudut pandang tertentu. Penggambaran dalam bahasa rupa adalah penggunaan elemen-elemen seni rupa seperti garis, blabar, warna untuk menggambar. Penggambaran ini terdiri dari penggambaran secara naturalis yaitu cara penggambaran objek atau manusia sebagaimana adanya, seperti dilihat dengan mata.

Cara menyusun berbagai Wimba lengkap dengan cara wimbanya dalam satu gambar disebut Tata Ungkap Dalam. Tata ungkap adalah cara pemanfaatan cara wimba dalam menggambar sehingga dapat membawa pesan dan arti. Ketika pemanfaatan cara wimba digunakan dalam satu gambar maka disebut tata ungkap dalam. Tata Ungkap Dalam ini penggunaannya terdiri dari menyatakan ruang, menyatakan gerak, menyatakan waktu dan ruang. Cara tata ungkap dalam untuk menyatakan gerak adalah cara untuk menggambarkan objek atau bagian objek yang bergerak, hingga dalam gambar terasa kesan gerak dari wimba atau bagian wimba yang bergerak tersebut. Dapat dilihat dari; Garis-garis Ekspresif yaitu garis yang dapat menyatakan gerak, sebab dengan menggunakan garis ekspresif wimba seakan bergerak atau dalam keadaan bergerak. Latar belakang kabur yaitu latar belakang biasanya untuk gerak melaju suatu objek dengan latar belakang dibuat kabur. 

Dalam bukunya Piliang (2003: 261) yang berjudul Hipersemiotika diuraikan denotasi sebagai tingkatan pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, atau tanda dan rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti. Makna denotasi (denotative meaning), dalam hal ini, adalah makna pada apa yang tampak. Denotasi adalah tanda yang penandanya mempunyai tingkat konvensi atau tingkat kesepakatan yang tinggi. Sedangkan konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti (artinya terbuka terhadap berbagai kemungkinan). Teori semiotika yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika yang dikemukakan Roland Barthes yaitu makna denotasi dan konotasi untuk mengungkap makna kartun Konpopilan pada Koran Kompas tahun 2016.”

Itulah pembahasan lengkap tentang cara membuat pendahuluan jurnal beserta contohnya.

Bagi Anda yang sedang menulis karya ilmiah dan kesulitan untuk menurunkan skor plagiarisme, jangan khawatir!

Turunkan angka similarity naskah Anda dengan Layanan Parafrase Penurunan Similarity dari Parafrase Indonesia!

Dengan layanan ini, Anda tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk parafrase karya ilmiah. Sebab, tim profesional dari Kami akan menangani naskah Anda mulai dari proofreading hingga penurunan similarity.

Yuk, tunggu apa lagi? Parafrasekan karya ilmiah Anda dengan Layanan Parafrase Penurunan Similarity sekarang juga!

Bagikan artikel ini melalui

Picture of Irfan Jumadil Aslam
Irfan Jumadil Aslam
Irfan Jumadil Aslam mulai menulis, khususnya sebagai SEO Content Writer sejak September 2022. Memiliki minat khusus pada tema bahasan sejarah, budaya, dan olahraga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *