Tahukah Anda cara mendeteksi AI di Turnitin? Sebagai salah satu tools cek plagiarisme, Turnitin kini tidak hanya mampu menampilkan tingkat kesamaan sebuah tulisan, tetapi juga bisa untuk mendeteksi apakah karya tersebut dikerjakan dengan AI atau tidak.
Lantas, bagaimanakah cara kerja Turnitin dalam menemukan tulisan yang memakai AI? Yuk, simak penjelasan dari Parafrase Indonesia berikut ini!
Daftar Isi
ToggleSekilas Tentang Turnitin
Turnitin merupakan salah satu alat cek plagiarisme yang umum dipakai dalam dunia akademik.
Secara umum, Turnitin didefinisikan sebagai aplikasi persamaan teks yang dapat membandingkan orisinalitas dari sebuah karya ilmiah. Aplikasi ini akan membandingkan karya ilmiah yang Anda input dengan karya ilmiah lain yang ada di internet.
Nantinya Turnitin akan menampilkan skor dari pemeriksaan karya ilmiah tersebut. Skor ini menunjukkan apakah suatu karya ilmiah terindikasi plagiarisme atau tidak, sekaligus menunjukkan seberapa besar tingkat kesamaan tulisan Anda dengan tulisan lain di internet.
Makin tinggi persentase skor Turnitin, maka besar kemungkinan karya ilmiah tersebut terindikasi plagiarisme. Begitu pun sebaliknya, makin kecil persentase skor Turnitin, maka makin besar pula tingkat orisinalitas tulisan tersebut .
Turnitin dan AI
AI atau Artificial Intelligence merupakan sistem kecerdasan manusia yang telah masif digunakan untuk membantu manusia, mulai dari mencari informasi, membuat gambar, dan lain sebagainya.
Tak terkecuali penulisan karya ilmiah. Hanya dengan menggunakan AI, seseorang bisa menghasilkan naskah dengan cepat dan mudah.
Anda cukup memberikan perintah terkait tema tertentu kepada AI untuk dibuatkan menjadi sebuah tulisan. Nantinya AI akan menghasilkan tulisan sesuai dengan topik yang Anda perintahkan.
Meskipun terlihat mudah, penggunaan AI dalam karya ilmiah masih banyak diperdebatkan oleh para akademisi. Sebab informasi yang diberikan oleh AI dalam tulisan bisa jadi kurang kredibel.
Terlebih jika Anda mengerjakan karya ilmiah yang membutuhkan data valid dan sesuai fakta lapangan, penggunaan AI harus lebih diperhatikan lagi.
Perbedaan Deteksi AI dan Plagiarisme di Turnitin
Seiring berkembangnya teknologi, Turnitin kini tidak hanya mampu mendeteksi tingkat plagiarisme dalam karya ilmiah saja. Namun juga menghadirkan fitur untuk mendeteksi apakah sebuah tulisan dihasilkan oleh AI atau murni pengerjaan manusia.
Dalam hal ini, terdapat sedikit perbedaan dalam proses kerja Turnitin ketika memeriksa plagiarisme dan mendeteksi AI.
Ketika melakukan cek plagiarisme, Turnitin akan membandingkan tulisan Anda dengan tulisan lain yang ada di internet. Nantinya hasil pemeriksaan ini ditampilkan dalam bentuk angka atau persentase similarity yang memperlihatkan seberapa besar tingkat kemiripan karya ilmiah tersebut.
Sementara dalam pemeriksaan AI, Turnitin akan mendeteksi berdasarkan model bahasa yang digunakan dalam tulisan tersebut. Nantinya setiap pengguna juga akan mendapatkan skor atau persentase dari hasil pemeriksaan AI pada karya ilmiah.
Baca Juga:
- Kecurangan Turnitin dalam Karya Ilmiah, Dosen Wajib Tahu
- Cara Menghilangkan Hidden Text Turnitin di Microsoft Word
- Cara Menemukan Hidden Text di Turnitin
- 5 Perbedaan Turnitin Repository dan Non Repository
- Cara Mengecek Plagiarisme dengan Turnitin Non Repository
Cara Kerja Turnitin Mendeteksi AI
Secara umum, terdapat tiga tahapan kerja Turnitin dalam mendeteksi AI pada sebuah dokumen, yaitu:
1. Pemeriksaan Dokumen
Cara mendeteksi AI di Turnitin yang pertama adalah memeriksa keseluruhan sebuah dokumen, Turnitin akan membagi dokumen tersebut dalam beberapa bagian untuk melacak apakah ada mode bahasa atau penulisan yang menggunakan AI.
2. Penilaian dan Pemberian Skor
Setelah diperiksa, Turnitin akan memberikan penilaian terhadap dokumen yang ter-input. Penilaian ini akan ditampilkan dalam bentuk skor atau persentase untuk menunjukkan tingkat indikasi penggunaan AI dalam karya tulis tersebut.
3. Hasil Pemeriksaan
Hasil persentase dari setiap bagian yang diperiksa akan digabungkan secara keseluruhan. Total skor pemeriksaan inilah yang nantinya akan menunjukkan apakah dokumen tersebut ditulis dengan AI atau tidak.
Model Penulisan AI yang Terdeteksi Turnitin
Sejauh ini Turnitin sudah mampu mendeteksi gaya penulisan AI dari berbagai macam platform berbeda. Misalnya, Turnitin mampu mendeteksi dengan baik hasil tulisan yang dibuat oleh salah satu jasa AI, yakni ChatGPT-3.
Model bahasa yang menggunakan platform tersebut bisa terdeteksi oleh Turnitin sebagai hasil penulisan yang memanfaatkan teknologi AI. Kemampuan deteksi Turnitin terhadap model bahasa AI tentunya akan terus berkembang seiring berjalannya waktu.
Akurasi Turnitin dalam Mendeteksi AI
Perlu Anda ketahui bahwa saat ini belum ada aplikasi yang mampu mendeteksi AI dengan tingkat akurasi 100 persen. Hal ini juga berlaku bagi aplikasi Turnitin.
Meskipun mampu mendeteksi penulisan yang dibuat dengan AI, Turnitin masih belum bisa menentukan hal tersebut secara akurat 100%. Tidak menutup kemungkinan, hasil yang ditampilkan oleh Turnitin justru tidak sesuai dengan kenyataan karya ilmiah yang diperiksanya.
Tips Lolos Deteksi AI pada Turnitin
Pada dasarnya, penggunaan AI tidak dilarang dalam mengerjakan karya ilmiah. Justru, pemanfaatan AI dapat mempermudah manusia saat mengerjakan karya ilmiah.
Hal yang patut dihindari adalah seberapa besar peran AI dalam karya ilmiah Anda. Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan AI untuk mencari ide maupun informasi terkait topik tulisan. Setelah itu, Anda harus mengembangkan tulisan tersebut dengan bahasa manusia.
Namun, jika Anda terpaksa menggunakan AI dalam menulis karya ilmiah, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan agar terhindar dari deteksi Turnitin:
1. Lakukan Parafrase dalam Karya Ilmiah
Hal paling utama yang bisa Anda lakukan untuk menghindari deteksi AI adalah melakukan parafrase. Aktivitas ini memang memakan waktu yang lama. Terlebih, bagi Anda yang memiliki aktivitas cukup padat, memparafrase karya ilmiah menjadi tantangan tersendiri.
Namun, Anda tak perlu khawatir! Parafrase Indonesia kini menghadirkan Layanan Parafrase Similarity untuk menurunkan skor plagiarisme dan proofreading (penyempurnaan ejaan, kesesuaian KBBI, dan typo checker).
Dengan demikian, naskah yang sudah diparafrase secara manual akan terbebas dari deteksi AI Turnitin. Tak hanya itu, skor similarity karya ilmiah Anda juga akan menurun tanpa harus menghabiskan banyak tenaga dan waktu!
2. Pilih Topik Penelitian yang Unik
Cara kedua yang bisa Anda lakukan yakni memilih topik penelitian yang unik ketika menulis karya ilmiah. Pemilihan tema yang unik ini akan menjadi pembeda antara naskah yang Anda kerjakan dengan topik tulisan lainnya yang telah banyak dikerjakan oleh AI.
3. Memahami Tema Penelitian
Anda juga perlu memahami tema penelitian dengan baik ketika mengerjakan penulisan ilmiah. Hal ini bertujuan agar Anda bisa memeriksa kembali informasi yang didapatkan dari AI, sehingga tidak salah dalam menyajikan data dan fakta nantinya.
4. Memperbanyak Referensi yang Kredibel
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, Anda juga perlu memperbanyak referensi yang kredibel ketika menggunakan AI untuk membantu proses penulisan karya ilmiah.
Referensi yang kredibel bisa menjadi media bagi Anda untuk memastikan kembali data-data yang sudah didapatkan dari AI.
5. Gunakan Teknik Interpretasi
Tips terakhir yang bisa Anda lakukan agar terhindari dari deteksi AI Turnitin adalah menggunakan teknik interpretasi. Artinya, Anda mesti membaca dan menelaah kembali informasi dari AI dan menuangkannya dalam penulisan ilmiah yang Anda dikerjakan.
Itulah informasi lengkap terkait cara mendeteksi AI di Turnitin beserta cara agar terhindari dari hal tersebut.
Temukan informasi bermanfaat lainnya dengan membaca setiap artikel yang ada di parafraseindonesia.com dan follow Instagram @parafraseindonesia untuk berbagai tips menarik tentang karya ilmiah dan karier dosen!