Pernahkah Anda menggunakan referensi yang berupa kutipan dalam kutipan? Pada artikel ini, Parafrase Indonesia akan menyajikan informasi tentang tata cara penulisan kutipan dalam kutipan.
Namun, sebelum mengetahui lebih lanjut, simak terlebih dahulu pembahasan tentang kutipan secara umum pada bagian berikut ini.
Daftar Isi
ToggleMengenal Jenis-Jenis Kutipan
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata kutipan bisa dimaknai sebagai hasil mengutip, pungutan, petikan, nukilan, dan sitat. Selain itu, kata kutipan atau sitasi juga bisa diartikan sebagai pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen pada tulisan sendiri.
Dari penjelasan tersebut, bisa disimpulkan bahwa kutipan merupakan penggunaan kalimat atau paragraf pada sebuah karya ilmiah yang tidak berasal dari ide orisinal dari penulis
Penggunaan kutipan pada karya ilmiah diperbolehkan asal tetap mencantumkan sumber asalnya. Hal ini bertujuan sebagai wujud apresiasi atas gagasan orang lain yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah milik Anda.
Tidak hanya itu, pencantuman sumber juga penting dilakukan agar terhindar dari adanya tindak plagiarisme. Secara umum terdapat dua jenis kutipan yang bisa Anda temui pada penulisan karya ilmiah, yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Berikut uraian dari kedua jenis kutipan tersebut:
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung merupakan jenis penulisan di mana seorang penulis mencantumkan gagasan orang lain tanpa mengubahnya sedikitpun. Ketika menggunakan kutipan langsung, penulis akan meniru kata per kata yang sama persis dengan sumber aslinya.
Oleh karena itu, penulis harus menyertakan referensi yang digunakan agar karyanya tidak terindikasi sebagai plagiarisme. Adapun contoh penulisan kutipan langsung pada karya tulis ilmiah adalah:
Kata teknologi bisa menjurus ke topik kesenian, sebagaimana penjelasan dari Capra (2004), yaitu “teknologi merupakan salah satu pembahasan sistematis seni terapan atau pertukangan. Hal ini lebih mengacu pada literatur Yunani menyebutkan tentang Technologia yang berasal dari techne kata, yang artinya wacana seni.”
2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung merupakan kebalikan dari kutipan langsung. Jika pada kutipan langsung suatu gagasan ditulis sama persis dengan sumber aslinya, maka pada kutipan tidak langsung seorang penulis bisa menuangkan kembali gagasan tersebut dengan bahasa sendiri.
Oleh karena itu, kalimat yang ditulis pada kutipan langsung akan berbeda dengan apa yang tertera pada sumber asli. Adapun contoh penulisan kutipan tidak langsung pada karya tulis ilmiah adalah:
Berdasarkan pemikiran Elizabeth Hurlock (1991), dapat disimpulkan bahwa orang dewasa merupakan orang yang sudah mengakhiri proses perkembangan dan pertumbuhan, serta mampu hidup berdampingan dengan orang dewasa lainnya dalam kehidupan sosial masyarakat.
Definisi Kutipan dalam Kutipan
Setelah mengetahui penjelasan tentang kutipan secara umum, informasi berikutnya yang bisa Anda ketahui adalah definisi dari kutipan dalam kutipan.
Kutipan dalam kutipan merupakan suatu kondisi ketika Anda menggunakan gagasan dari seorang tokoh, tetapi Anda tidak mendapatkan gagasan tersebut dari tokoh asli, melainkan dari karya ilmiah yang pernah dibuat oleh penulis lainnya.
Penulisan kutipan dalam kutipan ini bisa mempermudah penulis ketika mengerjakan karya tulis ilmiah, sebab dirinya tidak perlu mencari sumber rujukan pertama untuk mengutip gagasan yang akan digunakan.
Kapan Harus Menggunakan Kutipan dalam Kutipan?
1. Sumber Asli Tidak Tersedia atau Sulit Diakses
Dalam beberapa kasus, sumber asli dari sitasi mungkin berupa buku langka, artikel jurnal yang tidak lagi diterbitkan, atau dokumen historis yang tidak tersedia secara daring.
Jika Anda tidak dapat mengakses sumber asli secara langsung, Anda dapat menggunakan sitasi yang sudah ada dalam karya penulis lain yang terpercaya.
Dalam situasi ini, Anda tetap harus mengakui bahwa kutipan tersebut berasal dari sumber sekunder.
2. Sumber Sekunder Menyediakan Konteks Tambahan
Terkadang, penulis yang mengutip sumber asli memberikan wawasan tambahan atau analisis yang memperkaya pemahaman Anda tentang kutipan tersebut.
Jika wawasan atau penjelasan tersebut relevan untuk argumen Anda, Anda bisa merujuk ke sumber sekunder sambil tetap mencantumkan informasi tentang sumber asli.
3. Referensi yang Diterbitkan Kembali atau Diinterpretasi
Pada bidang akademik, ada kalanya sebuah sitasi digunakan secara luas dan diterbitkan kembali dalam berbagai buku atau artikel.
Jika karya Anda bergantung pada penjelasan yang sudah diinterpretasi oleh penulis lain (misalnya dalam ulasan kritis), Anda dapat menggunakan kutipan dalam kutipan untuk menyajikan pendapat tersebut, sambil tetap mencantumkan kedua penulisnya.
4. Karya yang Merangkum atau Menganalisis Berbagai Kutipan Penting
Jika Anda menulis karya yang membahas berbagai pandangan dari penulis terkenal yang sudah dikutip oleh pakar lain, Anda mungkin ingin menggunakan kutipan dalam kutipan.
Ini berlaku terutama dalam studi literatur di mana diskusi tentang ide-ide yang diterjemahkan atau diinterpretasi sering dilakukan.
5. Penelitian yang Mengandalkan Sumber Sekunder
Dalam bidang seperti sosiologi atau sejarah, peneliti mungkin bergantung pada sumber sekunder karena mereka mempelajari dokumen historis yang hanya dapat diakses melalui ringkasan atau interpretasi yang dibuat oleh sejarawan lain.
Contoh Kutipan dalam Kutipan
Berikut beberapa contoh kutipan dalam kutipan pada sebuah karya tulis ilmiah:
1. Saat kita merasa rileks, maka sistem saraf akan masuk ke dalam mode istirahat dan akan memudahkan proses pencernaan untuk menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi (Aleta dalam Sarah, 2020).
2. Aleta mengatakan bahwa saat kita merasa rileks, maka sistem saraf akan masuk ke dalam mode istirahat dan akan memudahkan proses pencernaan untuk menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi (Sarah, 2020).
3. (Aleta dalam Sarah, 2020), saat kita merasa rileks, maka sistem saraf akan masuk ke dalam mode istirahat dan akan memudahkan proses pencernaan untuk menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.
Baca Juga:
- 3 Cara Membuat Sitasi dengan Mendeley di Microsoft Word
- Cara Menulis Sitasi 2 Orang atau Lebih dengan Model APA, MLA, dan AMA
- Cara Membuat Sitasi Jurnal Secara Otomatis dengan Zotero
- Cara Membuat Footnote dari Sumber Buku, Jurnal, dan Internet
- Cara Menulis Footnote Ibid dan Istilah Lainnya
Cara Menulis Kutipan dalam Kutipan
Dilihat dari sumber yang digunakan, terdapat dua cara penulisan sitasi dalam sitasi, yakni dari pengutip kedua dan pengutip ketiga. Masing-masing cara penulisan kutipan dalam kutipan ini juga bisa diterapkan pada format yang berbeda.
Adapun penjelasan lebih lanjut tentang cara menulis kutipan dalam kutipan adalah:
1. Cara Menulis Kutipan dari Pengutip Kedua
Cara ini digunakan ketika Anda ingin mengutip sebuah gagasan dari sumber kedua. Artinya, Anda mendapatkan gagasan tersebut dari karya ilmiah lainnya. Sebagai catatan, untuk penulisan daftar pustaka Anda hanya perlu mencantumkan sumber rujukan kedua saja.
Dengan demikian, Anda tidak perlu menuliskan sumber pertama pada daftar pustaka. Adapun format penulisan kutipan dalam kutipan dari pengutip kedua adalah:
a. Sumber Ditempatkan di Bagian Akhir Kutipan
Format penulisan:
Isi kutipan ([Sumber gagasan utama] dalam [sumber rujukan kedua], [tahun terbit rujukan kedua]).
Contoh penulisan:
Saat kita merasa rileks, maka sistem saraf akan masuk ke dalam mode istirahat dan akan memudahkan proses pencernaan untuk menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi (Aleta dalam Sarah, 2020).
b. Sumber Pertama Ditempatkan di Awal Kutipan
Format penulisan:
[Sumber gagasan utama] Isi kutipan (Sumber rujukan kedua, tahun terbit sumber rujukan kedua).
Contoh penulisan:
Aleta mengatakan saat kita merasa rileks, maka sistem saraf akan masuk ke dalam mode istirahat dan akan memudahkan proses pencernaan untuk menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi (Sarah, 2020).
c. Sumber Ditempatkan di Awal Kutipan
Format penulisan:
([Sumber gagasan utama] dalam [sumber rujukan kedua], [tahun terbit rujukan kedua]) Isi kutipan.
Contoh penulisan:
(Aleta dalam Sarah, 2020) saat kita merasa rileks, maka sistem saraf akan masuk ke dalam mode istirahat dan akan memudahkan proses pencernaan untuk menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.
2. Cara Menulis Kutipan dari Pengutip Ketiga
Anda juga bisa membuat kutipan dalam kutipan dari pengutip ketiga. Adapun cara menulisnya adalah:
a. Pembuat Kutipan Disebut di Awal
Format penulisan:
[Sumber gagasan utama] Isi kutipan ([Sumber rujukan kedua], dalam [Sumber rujukan ketiga beserta tahun terbit]).
Contoh penulisan:
Aleta mengatakan saat kita merasa rileks, maka sistem saraf akan masuk ke dalam mode istirahat dan akan memudahkan proses pencernaan untuk menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi (Sarah, dalam Diaz 2022).
b. Pembuat Kutipan Disebut di Bagian Tengah
Format penulisan:
Kalimat pengantar [Sumber gagasan utama], Isi kutipan ([Sumber rujukan kedua], dalam [Sumber rujukan ketiga beserta tahun terbit]).
Contoh penulisan:
Dalam penelitian yang dilakukan Aleta, dijelaskan bahwa saat kita merasa rileks, maka sistem saraf akan masuk ke dalam mode istirahat dan akan memudahkan proses pencernaan untuk menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi (Sarah, dalam Diaz 2022).
Itulah dua cara menulis kutipan dalam kutipan yang bisa Anda terapkan ketika menulis karya tulis ilmiah lengkap dengan format dan contohnya. Sangat mudah bukan?
Yuk, kunjungi artikel selanjutnya di parafraseindonesia.com dan follow Instagram @parafraseindonesia untuk mendapatkan tips serta informasi menarik lainnya!