7 Cara Menyusun Buku Referensi dari Menggabungkan Artikel Jurnal Ilmiah 

7 Cara Menyusun Buku Referensi dari Menggabungkan Artikel Jurnal Ilmiah 

Salah satu buku ilmiah yang menjadi metode penyebarluasan hasil penelitian dosen adalah buku referensi. Menariknya, buku ilmiah jenis ini bisa berisi kumpulan hasil konversi artikel pada jurnal ilmiah yang diterbitkan dosen sebelumnya.

Selain ditulis secara mandiri menjadi penulis tunggal. Naskahnya juga bisa disusun dengan berkolaborasi bersama dosen lain. Selama memiliki topik hasil penelitian di suatu bidang keilmuan yang sama. Lalu, bagaimana tahapan menggabungkan beberapa artikel ilmiah yang sebelumnya dipublikasikan ke jurnal tersebut? 

Baca Juga: Ketahui Nilai Angka Kredit Buku dan Jurnal Ilmiah untuk PAK

Cara Menyusun Buku Referensi dari Menggabungkan Beberapa Artikel Jurnal Ilmiah

Buku referensi adalah karya ilmiah yang memiliki fokus substansi dan pembahasan ke satu bidang tertentu. Sehingga topik yang dibahas lebih lebih luas dan beragam dalam satu bidang keilmuan. Oleh sebab itu, buku ilmiah ini bisa terbit dalam bentuk terbitan berjilid dan ditulis beberapa orang dosen. 

Salah satu strategi untuk mempercepat penyelesaian naskah buku ilmiah ini adalah melakukan konversi artikel ilmiah yang sebelumnya terbit di berbagai jurnal. Kemudian menggabungkan beberapa diantaranya menjadi satu judul buku. Namun, bagaimana tata caranya? Berikut langkah-langkahnya: 

1. Menentukan Tema Induk Buku Referensi 

Meskipun dari definisi buku referensi menjelaskan akan ada banyak topik yang dibahas. Pada dasarnya setiap topik fokus pada satu tema yang kemudian disebut tema induk. Tema induk inilah yang perlu ditentukan paling pertama atau paling awal. 

Sehingga seluruh topik yang dibahas di naskah buku berfokus di tema tersebut. Misalnya, menentukan tema “Evaluasi Pembelajaran Berbasis OBE di Pendidikan Tinggi”. Maka isi naskah adalah topik-topik artikel jurnal ilmiah yang berkaitan dengan kurikulum OBE, evaluasi pembelajaran, dan sejenisnya yang relevan. 

Jadi, tahap pertama dalam cara menyusun buku referensi dari artikel jurnal adalah menentukan tema induk. Anda bisa mengecek riwayat publikasi ke jurnal mana saja yang memiliki fokus yang sama. 

Bagi dosen, hal ini terbilang mudah karena umumnya penelitian dari awal sampai yang terakhir fokus di topik yang sama untuk membangun riwayat kepakaran. Selanjutnya, tinggal merumuskan tema induk yang mampu mencerminkan seluruh riwayat kepakaran yang dibangun tersebut.  

2. Memetakan Artikel Jurnal yang Digunakan 

Cara menyusun buku referensi dari menggabungkan beberapa artikel jurnal ilmiah sudah menjadi hal wajar. Sebagai dosen, tentunya sudah banyak artikel ilmiah diterbitkan di berbagai jurnal. 

Saking banyaknya, maka belum tentu semuanya bisa  masuk ke dalam naskah. Apalagi jika beberapa publikasi sudah dilakukan lebih dari 10 tahun yang lalu atau lebih. Maka tentu kurang relevan lagi di masa sekarang. 

Jadi, silahkan mengecek kembali daftar artikel ilmiah yang sudah diterbitkan ke jurnal-jurnal. Lalu, mana saja yang relevan dengan tema induk buku yang ditetapkan di tahap sebelumnya. Utamakan publikasi terbaru agar tetap relevan diterbitkan menjadi buku di masa sekarang. 

Baca Juga: Syarat Buku untuk BKD dan Tips Raih Skor KUM 40

3. Menyusun Kerangka Buku Referensi 

Setelah menentukan artikel pada jurnal mana saja yang akan menjadi isi buku referensi. Maka tahap berikutnya adalah menyusun kerangka tulisan atau kerangka buku ilmiah tersebut. 

Pada tahap ini, Anda sekaligus menentukan urutan dari artikel-artikel jurnal yang sudah dipetakan. Artikel mana yang menjadi bab pertama, kemudian bab kedua, ketiga, dan seterusnya. Sehingga saat digabungkan membentuk alur yang runtut dan sesuai dengan logika keilmuan agar enak dibaca dan mudah dipahami. 

Setelah diurutkan, maka disusun menjadi kerangka tulisan. Membentuk susunan bab dan subbab dengan tambahan sedikit keterangan. Keterangan ini penting untuk memudahkan pengembangan kerangka saat proses mengerjakan naskah sudah dimulai. Berikut contohnya: 

  • Pendahuluan 
  • Landasan teori dan konsep utama
  • Bab tematik 1 (konversi artikel A–B)
  • Bab tematik 2 (konversi artikel C–D)
  • dan seterusnya. 

4. Melakukan Konversi Artikel Jurnal ke Naskah Buku Referensi 

Menyusun naskah buku referensi dari artikel ilmiah yang sebelumnya diterbitkan ke jurnal memang sah saja dilakukan. Hanya saja ada aturan dan etika yang perlu dipatuhi oleh dosen. 

Salah satunya tidak copy paste artikel ilmiah tersebut ke naskah buku. Melainkan melakukan konversi dengan mengubah struktur, gaya bahasa, dan pengembangan topik agar lebih mendalam. Sehingga terhindar dari tindakan self plagiarism yang termasuk pelanggaran etika. 

Jadi, tahap berikutnya dalam menyusun buku referensi berisi kumpulan artikel jurnal adalah melakukan konversi. Yakni mengubah artikel ilmiah tersebut menjadi isi buku yang sesuai dengan standar yang ada. 

Tahap ini sekaligus menjadi tahap pengembangan kerangka tulisan yang dibuat sebelumnya. Misalnya, bab pertama adalah artikel A dan artikel B. Maka Anda perlu mengkonversi artikel A dan B menjadi isi dari bab pertama tersebut. Begitu seterusnya sampai bab terakhir. 

1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

Baca Juga: Cara Menulis Buku Referensi Tanpa Harus Riset Ulang

5. Menyusun Pendahuluan dan Penutup Buku Referensi 

Setelah semua bab dan subbab di dalam kerangka tulisan selesai dikembangkan dengan mengonversi artikel menjadi buku. Maka tahap berikutnya adalah menyusun bagian atau halaman pendahuluan. Kemudian, disusul dengan menyusun halaman penutup berisi kesimpulan maupun saran dan rekomendasi. 

Kenapa pendahuluan disusun setelah menyusun isi buku referensi, padahal penempatannya di bagian awal buku? Meski secara penempatan ada di bagian pembuka, lebih awal dibanding bab dan subbab. Namun, isi dari bagian pendahuluan membuatnya ideal disusun paling akhir. 

Bagian pendahuluan akan mewakili keseluruhan topik yang menjadi bab dan subbab di naskah. Jika disusun lebih dulu dibanding bab dan subbab, kemudian ada perubahan penentuan artikel dalam bab. Maka pendahuluan perlu direvisi. Anda akan bekerja dua kali, maka sangat disarankan disusun terakhir. 

Bagian pendahuluan bisa disusun dengan menjelaskan tema utama buku, urgensi topik yang dibahas, dan sistematika atau struktur buku secara sekilas. Sementara bagian penutup bisa diisi dengan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. 

6. Melakukan Editing dan Penyuntingan Mandiri 

Langkah berikutnya adalah melakukan editing dan penyuntingan mandiri. Tujuannya, Anda bisa memperbaiki kesalahan yang mungkin ada di dalam naskah. Sekaligus  merapikannya agar lebih enak dibaca dan meningkatkan keterbacaannya. 

Misalnya menjumpai kalimat terlalu panjang. Maka bisa diperbaiki dengan dipecah menjadi dua kalimat atau lebih. Sehingga lebih mudah untuk dipahami. Editing dan penyuntingan pada akhirnya meminimalkan kesalahan pada naskah. Hal ini akan membantu naskah lebih mudah diterima penerbit karena dinilai sudah siap terbit. 

Baca Juga: 9 Karakteristik Buku Referensi Menurut PO Angka Kredit untuk Raih KUM Tinggi

7. Mengurus Proses Penerbitan 

Tahap akhir, tentu saja mengurus  proses penerbitan buku referensi yang sudah disusun. Silahkan mencari penerbit yang memang kredibel dan berpengalaman menerbitkan buku ilmiah. 

Baru kemudian mengirimkan naskah sesuai kebijakan penerbit tersebut dan mengikuti tahapan penerbitan. Mulai dari revisi, penambahan halaman tertentu, dan lain sebagainya sesuai arahan editor penerbit. 

Menyusun buku referensi dengan menggabungkan beberapa artikel di jurnal ilmiah membutuhkan kemampuan konversi KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang baik. Bagi dosen yang kesulitan melakukan konversi karena belum menguasai teknik-tekniknya atau karena keterbatasan waktu. Itulah 7 Cara Menyusun Buku Referensi dari Menggabungkan Artikel Jurnal Ilmiah.

Maka bisa menggunakan Layanan Konvensi KTI dari parafrase Indonesia. Sehingga proses konversi dikerjakan tim ahli, berpengalaman, dan bersertifikasi. Anda tidak perlu repot mengerjakannya sendiri dan bisa fokus ke tugas akademik lainnya.

Bagikan artikel ini melalui

Picture of wahyu adji
wahyu adji
Saya merupakan SEO Specialist dan Conten Writer Profesional di bidang pendidikan seputar kampus, mahasiswa dan kedosenan di Parafrase Indonesia

Tinggalkan Balasan

Cari Artikel Lainnya

Jangan Lewatkan!

Ebook Terbaru🔥