Ciri-Ciri Tulisan Mahasiswa yang Menggunakan AI, Dosen Harus Tahu!

ciri-ciri tulisan menggunakan ai

Mengerjakan tugas dari dosen memang bisa menggunakan AI, termasuk tugas berbentuk karya tulis ilmiah. Namun, tahukah Anda ada beberapa ciri tulisan menggunakan AI yang membuatnya khas. Sekaligus bisa dibedakan dengan tulisan buatan manusia. 

Artinya, para dosen bisa dengan mudah mengetahui mahasiswa mana saja yang jujur mengerjakan tugas sendiri. Kemudian, bisa juga mengetahui mahasiswa mana saja yang murni tergantung pada platform AI. Lalu, apa saja ciri-cirinya? Berikut informasinya 

Ciri-Ciri Tulisan Mahasiswa yang Menggunakan AI

Para dosen di Indonesia dan bahkan di dunia tentu merasa was-was mahasiswa di bawah bimbingannya ketergantungan pada AI. Sehingga proses transfer ilmu yang selama ini dilakukan tidak memberi hasil sesuai harapan. 

Menghindari mahasiswa nakal yang mengandalkan AI bahkan untuk tugas yang diberikan secara rutin. Maka para dosen perlu mengenal ciri tulisan menggunakan AI. Sehingga penilaian bisa valid sesuai kemampuan mahasiswa. Berikut beberapa ciri yang dimaksud: 

1. Bahasa Terlalu Formal dan Terlalu Rapi 

Ciri khas tulisan buatan AI yang pertama adalah dari segi bahasa. Dimana terlalu rapi, yang artinya terlalu konsisten menggunakan suatu gaya bahasa. Sekaligus konsisten dari awal sampai akhir menggunakan pilihan-pilihan kata baku. 

Disebut terlalu formal, karena tulisan AI memang mengutamakan penggunaan kosakata baku. Susunannya pun formal mengikuti kaidah penulisan suatu bahasa, termasuk bahasa Indonesia. 

Hal ini yang membedakannya dengan tulisan buatan manusia. Manusia kesulitan menjaga konsistensi selama prose menulis. Paling tidak akan dijumpai perubahan gaya bahasa, kesalahan ketik, dan pemilihan kosakata. Jika terlalu sempurna tanpa kesalahan, maka besar kemungkinan bukan buatan manusia. 

2. Repetitif dalam Pemilihan Kosakata 

Ciri tulisan menggunakan AI yang kedua adalah repetitif. Artinya, ada penggunaan suatu kosakata dan bahkan susunan kalimat yang berulang. Dalam satu makalah misalnya. 

Dosen bisa menjumpai struktur kalimat yang sama atau sangat mirip sampai beberapa kali. Repetisi kosakata ini terjadi, karena AI bekerja dengan algoritma dan logika mesin. Sehingga monoton dan membentuk pola khusus. 

Berbeda dengan tulisan yang dibuat manusia. Manusia memahami betul bahwa menulis kata berulang-ulang menurunkan keterbacaan. Sehingga memilih mengganti dengan berbagai sinonim. Hasilnya, tidak ada kata dan kalimat repetitif. Apalagi jika perbendaharaan katanya mumpuni, maka semakin banyak ragam kata digunakan. 

3. Datar Tanpa Sentuhan Emosional 

Poin ketiga dalam daftar ciri tulisan menggunakan AI yang perlu diketahui para dosen adalah bahasa yang datar tanpa sentuhan emosi. Sekali lagi, platform AI bekerja dengan logika mesin. Sehingga monoton, dingin dan tidak ada kesan manusiawi. 

Sekalipun disebut teknologi kecerdasan buatan yang digaungkan akan sama cerdasnya dengan manusia dalam berlogika dan berpikir. Namun, sampai saat ini masih dijumpai minimnya sentuhan emosional saat menjalankan perintah atau prompt. 

Tulisan yang dibuat AI akan monoton, tanpa ekspresi emosi yang dialami saat menyusuns etiap kalimat. Berbeda dengan tulisan buatan manusia. Dimana sesekali ada luapan perasaan yang dirasakan. Misalnya merasa senang, kesal, kesulitan, bosan, dan sebagainya dalam proses menulis. 

Misalnya saat menyusun makalah pada bagian latar belakang masalah. Mahasiswa mngkin menggambarkan lokasi dimana masalah terjadi dengan sentuhan emosional di dalamnya. Misalnya ada kalimat “Pada saat kami meninjau lokasi, tampak hamparan sampah yang tak sedap dipandang..”. 

4. Tulisan Kurang Spesifik dan Cenderung Umum

Salah satu ciri tulisan menggunakan AI adalah kurang spesifik dan cenderung umum atau general. Hal ini terjadi, karena AI bekerja dengan logika mesin mengandalkan data dari berbagai tulisan dan sumber yang bisa diakses online. 

Sehingga kalimat atau paragraf yang disusun sifatnya general. Tidak ada kalimat satupun yang menunjukan pembahasan mendalam, pendekatan lebih lanjut, dan sebagainya. Sehingga datar, kurang spesifik sesuai topik, dan sifatnya terlalu umum. 

5. Kalimat Berulang dan Menggunakan Frasa Umum AI

Berikutnya yang menjadi ciri tulisan menggunakan AI adalah kalimat berulang dan terdiri dari frasa umum. Sekalinya minim kalimat berulang, dijumpai beberapa kali frasa umum. Dimana frasa ini juga ditemukan di berbagai tulisan yang terpublikasi. 

Jika tulisan dibuat mahasiswa sendiri, maka biasanya kalimat lebih beragam. Frasa umum meskipun ada biasanya tidak berulang kali muncul. Kemudian, sangat sering dijumpai pemilihan kosakata yang mengandung makna kiasan. Misalnya memakai majas metafora, ada kata yang menggambarkan perasaan, dan sebagainya. 

6. Penjelasan yang Berlebihan 

Tulisan yang dibuat dengan platform AI juga cenderung memberi penjelasan berlebihan. Sehingga terkesan lambat dan bertele-tele, tidak langsung pada inti pembahasan. 

Hal ini dapat terjadi, karena AI cenderung menyusun rangkaian kalimat berulang. Padahal bisa jadi sudah dijelaskan sebelumnya akan tetapi diulang. Apalagi jika platform AI error, ada kendala pada internet yang mendadak terputus, dan sebagainya. Maka hasil tulisannya semakin aneh. 

7. Referensi Tidak Valid atau Tidak Ditemukan

1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

Hal berikutnya yang menunjukan ciri tulisan menggunakan AI adalah validitas referensi atau sumber data. Kalimat atau paragraf yang disusun AI bisa jadi asal ambil berdasarkan suatu kalimat yang relevan dengan prompt. Namun sejatinya tidak ada relevansinya sama sekali. 

Sehingga informasi yang diberikan tidak valid. Ketika dilakukan validasi dengan mencari sumbernya, besar kemungkinan tidak ditemukan. Jika ingin lebih praktis, minta ChatGPT atau platform AI lain mencarikan umber kalimat atau paragraf. Jika tidak bisa dijawab, maka artinya sumber tidak jelas. 

8. Minimnya Opini dan Analisis Personal

Tulisan yang disusun oleh mahasiswa secara langsung atau manual akan mencantumkan argumen atau opini mereka. Selain itu, mahasiswa juga akan menjelaskan hasil analisis pribadi terhadap data-data yang didapat dari sejumlah referensi. 

Hal ini yang sekaligus membedakan tulisan buatan mahasiswa dengan buatan platform AI. Tulisan dari AI biasanya tidak ada opini. Sebab mengandalkan data yang bisa diakses bebas. Sehingga susunan kalimat bersifat general dan tidak ada opini sama sekali. 

9. Tidak Ada Flow Pemikiran Layaknya Proses Belajar

Tulisan yang dibuat dengan platform AI juga tidak memiliki flow atau alur pemikiran yang logis. Artinya, susunan kalimat secara umum menjelaskan keruntutan. Mulai dari topik umum ke khusus maupun sebaliknya. 

Namun, tulisan yang dibuat AI akan menyajikan informasi general. Sehingga alurnya datar dan tidak menjelaskan pola umum khusus atau sebaliknya. Hal ini membuat penjelasan dari setiap kalimat susah dipahami dan bahkan tidak ada relevansi (keterkaitan). 

Tulisan yang dibuat manusia, cenderung memiliki alur yang jelas sesuai logika keilmuan. Biasanya akan dimulai dengan membahas hal sederhana dan paling mudah. Baru kemudian membahas hal-hal lebih kompleks dan saling berkaitan. 

10. Isi Tidak Relevan dengan Kemampuan Mahasiswa di Kelas

Hal lain yang menandai ciri tulisan menggunakan AI adalah tidak relevan dengan kemampuan mahasiswa. Mahasiswa yang datang ke kelas tentu bisa diperhatikan bagaimana respon dan tingkat pemahamannya. 

Selama di kelas, dosen bisa mengetahui mahasiswa mana yang rajin, mana yang fokus dan menyimak penjelasan, mana yang pintar berkomunikasi, dan sebagainya. Kemampuan nyata yang dilihat langsung oleh dosen akan terbawa ke tugas yang mereka kerjakan. 

Jika mahasiswa di kelas pasif dan terbata-bata setiap kali menjelaskan dan menjawab pertanyaan. Kemudian saat diberi tugas berbentuk karya tulis mampu menyusun sampai berlembar-lembar tanpa cacat. Maka besar kemungkinan tulisan tersebut mengandalkan AI. 

Tips untuk Dosen saat Memeriksa Tugas Mahasiswa

Pada era teknologi AI seperti sekarang, sangat mudah bagi dosen mendapati mahasiswa mengandalkan AI. Baik saat mengerjakan tuga dalam bentuk tulisan maupun bentuk lain. Misalnya desain visual, video, dan sebagainya. 

Maka, menggunakan sistem penilaian konvensional yang diterapkan sebelum AI digunakan mahasiswa. Tentu tidak lagi relevan. Lalu, bagaimana penilaian tugas mahasiswa bisa optimal, objektif, dan menyadari ada tidaknya keterlibatan AI? Berikut beberapa tipsnya: 

1. Fokus Pada Alur Logika dan Gaya Bahasa

Jika memahami apa saja ciri tulisa menggunakan AI. Maka dosen cenderung lebih mudah dalam memeriksa tugas mahasiswa sudah bebas AI atau sebaliknya. Tips yang pertama adalah fokus pada alur logika. Kemudian fokus pada gaya bahasa. 

Tips ini penting dan efektif karena tulisan buatan AI memiliki alur logika yang berantakan. Sebab susunan kalimat datar, monoton, dan tidak menunjukan pola sesuai alur logika manusia. 

Sementara pada gaya bahasa, sesuai penjelasan sebelumnya AI menggunakan frasa umum dan konsisten. Berbeda jika tulisan dibuat mahasiswa sendiri, ada kalanya memilih kosakata yang mengandung efek metafora, menggambarkan emosi, dan sebagainya. Sehingga gaya bahasa lebih beragam. 

2. Periksa Referensi yang Digunakan 

Memahami bahwa salah satu ciri tulisan menggunakan AI adalah sumber yang tidak jelas. Bahkan ada kemungkinan tidak ada umber alias fiktif. Maka para dosen dalam memeriksa tugas mahasiswa bisa ke bagian daftar pustaka. 

Setiap daftar pustaka tentu menyumbang data atau informasi. Sehingga akan tercantum di dalam karya tulis tersebut. Silahkan mengecek, khususnya pada kutipan di dalam tugas. Apakah memang ada bagian tersebut di referensi yang digunakan. 

Jika dijumpai ketimpangan, dimana kutipan tidak relevan dan tidak ada di sumber. Maka ada kemungkinan tulisan tersebut dikerjakan AI. Sebab AI akan memberikan informasi dengan sumber yang tidak valid. Sehingga tidak bisa ditelusuri. 

3. Uji Pemahaman Melalui Tanya Jawab

Jika dosen hanya fokus pada tugas berbentuk tulisan dan mengabaikan pemahaman mahasiswa pada tugas yang dibuat tersebut. Maka bisa dengan mudah menerima tugas yang dikerjakan AI bukan oleh mahasiswa. 

Jika berlangsung terus menerus maka mahasiswa tidak memiliki keterampilan menulis. Kemudian, pemahaman pada materi perkuliahan juga sangat minim. Hal ini tentu menjadi beban moral bagi dosen karena mahasiswanya tidak sukses menerima transfer ilmu yang diberikan. 

Jadi, tips berikutnya adalah dosen menguji pemahaman mahasiswa. Salah satunya dengan tanya jawab. Layaknya sidang skripsi, dimana penguji menanyakan beberapa bagian dari skripsi dan dijawab mahasiswa. Sehingga bisa diuji apakah tulisan tersebut buatannya atau dibuat AI? 

4. Lakukan Uji Spot Rewriting

Tips berikutnya dalam memeriksa dan menguji tugas mahasiswa buatan sendiri atau buatan AI adalah melakukan uji spot rewriting. Secara sederhana, spot rewriting adalah menulis ulang bagian tertentu dari suatu karya tulis. 

Jika tugas mahasiswa dalam bentuk artikel ilmiah. Maka pada kalimat atau paragraf tertentu yang menurut dosen memenuhi ciri tulisan menggunakan AI. Maka bisa meminta mahasiswa menulis ulang atau melakukan parafrasa di bagian tersebut. 

Mahasiswa yang mengerjakan tugasnya sendiri akan paham bagaimana isinya. Jika diminta melakukan parafrasa maka dengan mudah dilakukan dan makna asli tetap bisa dipertahankan. Begitu juga sebaliknya. 

5. Amati Isi Tulisan

Tips berikutnya bagi dosen dalam memeriksa tugas mahasiswa adalah mengamati tulisan tersebut dengan seksama. Memahami berbagai ciri tulisan dengan AI, membantu dosen menyadari tugas tersebut dikerjakan dengan AI atau tidak. 

Salah satunya dari alur yang naik turun, bukan datar dan monoton. Kemudian juga ada tidaknya opini yang tercantum di tulisan tersebut. AI tidak memiliki kemampuan menambahkan argumen, opini, dan semacamnya. 

Sebab tulisan yang dibuat AI akan mengikuti data dari berbagai tulisan lain yang terpublikasi. Tidak ada analisis mendalam dan menjelaskan opini atau argumen pribadi. Sebab AI belum bisa melakukan hal ini. 

Jika di dalam tulisan didapatkan ada opini yang disampaikan mahasiswa. Maka tentu tulisan tersebut tidak memenuhi ciri tulisan menggunakan AI. Supaya lebih yakin, dosen bisa melakukan pengujian atau penilaian tambahan. Seperti penjelasan sebelumnya, misalnya dengan tanya jawab atau meminta parafrasa langsung. 

6. Gunakan Tools AI Detector

Tips berikutnya untuk dosen bisa memastikan tugas mahasiswa buatan sendiri bukan AI adalah menggunakan AI Detector. Secara sederhana AI Detector adalah platform yang membantu mendeteksi ada tidaknya penggunaan AI. 

Biasanya AI Detector bisa diterapkan pada karya tulis untuk mengecek ada tidaknya bahasa mesin di dalamnya. Tulisan yang dibuat AI pada dasarnya membentuk pola yang datar atau konsisten. Sehingga monoton dan tidak ada sentuhan emosional. frasa umum, kata baku, dan sebagainya. 

Pola ini bisa dideteksi oleh tools AI Detector. Sehingga para dosen terbantu untuk memeriksa tugas mahasiswa dengan lebih mudah dan juga cepat. AI Detector sendiri cukup banyak. Misalnya seperti Turnitin, Grammarly, dan sebagainya. Para dosen bisa menggunakan platform AI Detector yang dirasa paling akurat. 

7. Beri Tugas Berbasis Refleksi, Analisis, dan Studi Kasus

Tips selanjutnya, tidak lagi berhubungan dengan proses pemeriksaan tugas mahasiswa. Namun, penentuan jenis dan bentuk tugas yang perlu diberikan dosen kepada mahasiswa era sekarang. Era dimana mahasiswa akrab dengan teknologi dan bersahabat dengan AI. 

Era teknologi AI yang membuat pekerjaan manusia bisa dialihkan ke platform AI. Tentu membuat dosen perlu beradaptasi dan mengikuti perkembangan AI tersebut. Sehingga pemberian tugas dan proses penilaian perlu diubah tidak lagi seperti era dimana AI masih asing di telinga. 

Tugas yang diberikan sebaiknya tidak berbentuk tugas konvensional seperti karya tulisan. Melainkan menuntut analisis mendalam dari mahasiswa. Misalnya studi kasus, menyusun karya tulis dan wajib dipresentasikan, dan sebagainya. 

Tugas mahasiswa yang saat ini bisa dengan mudah dibantu pengerjaannya oleh AI. Tentu menuntut dosen untuk mempelajari AI dan memahami bagaimana memeriksa keterlibatan AI. Salah satunya dengan mengenal ciri tulisan menggunakan AI. Sehingga penilaian tetap objektif dan sesuai kemampuan mahasiswa. 

Mendukung kinerja akademik dosen, selain mengajar juga meneliti dan mengabdi. Sehingga akrab dengan menulis karya ilmiah dan dipublikasikan ke berbagai prosiding, jurnal, sampai menerbitkan buku. Maka bisa menghindari plagiarisme dengan mengunduh ebook Panduan Anti Plagiarisme dari Parafrasa Indonesia

Bagaimana jika tidak memiliki cukup waktu untuk menulis dan melakukan parafrasa? Maka bisa menggunakan Layanan Konversi KTI dari Parafrasa Indonesia. Sehingga para dosen bisa fokus menjalankan kewajiban akademik lainya. Sementara karya tulis diurus tim profesional bersertifikasi BNSP dari Parafrasa Indonesia.

Sumber: 

  1. Erafone. (2025). Ciri-Ciri Tulisan AI yang Mudah Dikenali Tanpa Perlu Tools. Diakses pada 5 Desember 2025 dari https://erafone.com/artikel/post/ciri-ciri-tulisan-ai-yang-mudah-dikenali-tanpa-perlu-tools
  2. Fadli, M. F. N. (2025). Baru Ngeh! Ternyata Dosen Tahu Mahasiswa Copas dari AI dari Ciri-ciri Ini. Diakses pada 5 Desember 2025 dari https://zonamahasiswa.id/baru-ngeh-ternyata-dosen-tahu-mahasiswa-copas-dari-ai-dari-ciri-ciri-ini

Bagikan artikel ini melalui

Picture of Dhea Salsabila
Dhea Salsabila
SEO Specialist dan Content Editor di Parafrase Indonesia

Tinggalkan Balasan

Cari Artikel Lainnya

Jangan Lewatkan!

Ebook Terbaru🔥