Apakah Anda pernah mendengar kata seperti “telunjuk”, “gemetar”, atau “gerigi”? Nah, kata-kata tersebut adalah contoh kata sisipan yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia. Bagaimana kata-kata tersebut termasuk kata sisipan? Apa sebenarnya kata sisipan itu? Yuk, pahami lebih dalam pada artikel berikut!
Daftar Isi
ToggleKata Sisipan
Kata sisipan atau infiks adalah jenis imbuhan yang diselipkan di tengah kata dasar untuk membentuk makna baru. Dalam bahasa Indonesia, sisipan biasanya ditambahkan di antara suku kata pertama dan kedua dari sebuah kata dasar. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan nuansa baru atau memperhalus bentuk kata agar lebih sesuai dengan konteks penggunaannya.
Berbeda dari awalan (prefiks) atau akhiran (sufiks), kata sisipan tidak muncul di awal maupun akhir kata, melainkan di bagian dalam. Meskipun penggunaannya tidak sebanyak imbuhan lainnya, sisipan tetap memiliki tempat tersendiri dalam tata bahasa Indonesia, terutama pada kata-kata yang berasal dari bahasa daerah atau bentuk lama.
Bentuk Sisipan
Sebelum melihat contoh kata sisipan, mari kita pahami dulu bentuk-bentuknya. Secara umum, ada empat bentuk kata sisipan dalam bahasa Indonesia, yaitu -el-, -em-, -er-, dan -in-. Masing-masing memiliki fungsi dan karakteristik tersendiri.
1. Kata Sisipan -el-
Sisipan -el- biasanya berfungsi untuk membentuk kata benda atau kata sifat dari kata dasar yang dimasukkan. Dalam banyak kasus, sisipan ini menambah nuansa halus atau estetis dalam bahasa. Kata yang mendapatkan sisipan -el- sering kali terasa lebih ringan atau lebih formal dibandingkan bentuk asalnya.
Secara morfologis, sisipan ini dimasukkan setelah huruf konsonan pertama dalam kata dasar. Proses penyelipan ini bisa mengubah pengucapan, tetapi tetap menjaga makna dasar kata agar tidak hilang. Penggunaan sisipan -el- juga banyak ditemukan dalam kosakata lama atau dalam bahasa daerah yang terpengaruh oleh struktur bahasa Melayu.
2. Kata Sisipan -em-
Selanjutnya, sisipan -em-, umumnya berfungsi untuk menegaskan tindakan atau keadaan dalam kata kerja. Bentuk ini sering memberi kesan intensitas atau frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan bentuk asalnya. Misalnya, dari satu tindakan menjadi berulang atau lebih kuat maknanya.
Dalam pembentukan kata, -em- disisipkan setelah huruf konsonan pertama dari kata dasar. Penggunaan sisipan ini membuat kata menjadi lebih ekspresif dan kadang memiliki nilai rasa tertentu, seperti memperhalus atau menegaskan makna.
3. Kata Sisipan -er-
Sisipan -er- biasanya digunakan untuk membentuk kata benda atau kata sifat dari kata dasar yang berupa kata kerja. Penambahan sisipan ini dapat memberikan nuansa perubahan bentuk atau fungsi dari suatu objek atau subjek.
Dari sisi linguistik, -er- disisipkan setelah konsonan pertama pada kata dasar. Sisipan ini memiliki efek fonologis yang membuat bunyi kata menjadi lebih lembut dan mudah diucapkan. Dalam perkembangan bahasa, bentuk sisipan -er- juga sering ditemukan dalam kosakata klasik atau dalam istilah teknis yang sudah lama digunakan di Nusantara.
4. Kata Sisipan -in-
Keempat, kata sisipan -in-. Sisipan ini termasuk bentuk sisipan yang paling produktif dalam bahasa Indonesia. Fungsinya bisa beragam, mulai dari membentuk kata benda, kata kerja, hingga kata sifat. Sisipan ini sering memberi kesan aktif atau menunjukkan proses dalam suatu tindakan.
Secara posisi, -in- disisipkan setelah huruf konsonan pertama dalam kata dasar. Penambahan sisipan ini dapat mengubah arti kata secara signifikan, meskipun makna dasarnya tetap bisa dikenali.
Contoh Kata Sisipan
Inilah 50 contoh kata sisipan yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia yang bisa Anda jadikan referensi:
- Tunjuk → Telunjuk
- Jajah → Jelajah
- Tapak → Telapak
- Gigi → Geligi
- Kupas → Kelupas
- Patuk → Pelatuk
- Karas → Kelaras
- Tapak → Telapak
- Sidik → Selidik
- Senggara → Selenggara
- Gembung → Gelembung
- Gombang → Gelombang
- Luhur → Leluhur
- Maju → Melaju
- Patuk → Pelatuk
- Getar → Gemetar
- Kilau → Kemilau
- Kelip → Kemelip
- Kelut → Kemelut
- Kuncup → Kemuncup
- Serbak → Semerbak
- Gilang → Gemilang
- Geretak → Gemeretak
- Gerlap → Gemerlap
- Guruh → Gemuruh
- Turun → Temurun
- Tali → Temali
- Pimpin → Pemimpin
- Kuning → Kemuning
- Silir → Semilir
- Gilap → Gemilap
- Kelut → Kemelut
- Gigi → Gerigi
- Cabut → Cerabut
- Kudung → Kerudung
- Suling → Seruling
- Sabut → Serabut
- Runtuh → Reruntuh
- Ranting → Reranting
- Rangka → Rerangka
- Rumput → Rerumput
- Rimbun → Rerimbun
- Panjat → Peranjat
- Gerincing → Gemerincing
- Gercing → Gemercing
- Sambung → Sinambung
- Tambah → Tinambah
- Tulis → Tinulis
- Kasih → Kinasih
- Kerja → Kinerja
Demikian pembahasan lengkap tentang contoh kata sisipan, mulai dari definisi hingga bentuk dan penggunaannya. Melalui pemahaman ini, Anda bisa lebih mengenali struktur bahasa Indonesia yang ternyata begitu kaya dan menarik. Dengan mengenal kata sisipan, kemampuan Anda dalam menulis dan berbicara bahasa Indonesia juga akan semakin baik.
Bagi Anda yang berprofesi sebagai dosen atau akademisi, pemahaman terhadap bahasa dan struktur kalimat juga penting untuk menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas dan bebas dari plagiarisme.
Nah, jika Anda ingin memastikan karya ilmiah Anda aman dari plagiarisme, Parafrase Indonesia menyediakan E-book Panduan Anti Plagiarisme yang bisa Anda unduh secara gratis. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan kualitas tulisan Anda bersama Parafrase Indonesia!
Sumber:
“Bentuk dan Pilihan Kata.” Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019, https://rumahpusbin.kemdikbud.go.id/buku/481_Buku_Seri_Penyuluhan_2019_Bentuk_dan_Pilihan_Kata.pdf.
“Infiks.” Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Infiks.