Apakah Anda sudah mengetahui apa saja contoh research gap yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah?
Perlu untuk Anda ketahui bahwa research gap sangat berguna bagi para penulis dalam proses pengerjaan karya ilmiah, seperti skripsi, artikel jurnal, hingga hasil penelitian lainnya. Dalam artikel ini, Parafrase Indonesia akan menjabarkan tentang contoh research gap yang bisa Anda temukan dalam karya ilmiah tersebut.
Namun, sebelum mengetahui hal tersebut, simak terlebih dahulu pembahasan tentang definisi research gap pada bagian berikut.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Research Gap?
Research gap merupakan istilah yang menggambarkan tentang kesenjangan atau kekurangan yang terdapat dalam sebuah hasil penelitian yang dikerjakan oleh seseorang.
Istilah research gap ini juga dikenal sebagai celah penelitian dalam dunia akademik. Celah penelitian ini bisa berkaitan dengan berbagai hal yang ada dalam hasil sebuah riset.
Beberapa macam celah yang bisa dimanfaatkan tersebut di antaranya hasil penelitian, konsep, data, hingga teori yang digunakan dalam sebuah riset. Situasi ini bisa saja terjadi ketika seorang peneliti luput dalam memperhatikan hal-hal tersebut.
Berdasarkan celah atau kekurangan dari penelitian sebelumnya, peneliti lain bisa memanfaatkan untuk membahas lebih lanjut dalam riset yang akan dikerjakan mendatang.
Dengan memanfaatkan research gap, seorang peneliti bisa menghasilkan riset yang berbeda dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya. Tidak hanya itu, hasil riset yang dikerjakan berdasarkan research gap juga bisa melengkapi penelitian terdahulu yang sudah terbit.
Jenis-Jenis Research Gap
Dalam praktiknya, terdapat delapan jenis research gap yang bisa Anda gunakan ketika melakukan sebuah penelitian. Masing-masing jenis ini memiliki perbedaan dalam melihat kekurangan yang ada dalam riset sebelumnya.
Adapun jenis-jenis research gap yang bisa Anda gunakan dalam mengerjakan penelitian adalah.
1. Theoretical Gap
Jenis pertama dari research gap yang bisa digunakan oleh seorang peneliti adalah theoretical gap. Dalam hal ini, theoretical gap bisa diartikan sebagai kesenjangan atau kekurangan dalam hal teori yang digunakan dalam riset sebelumnya.
Situasi ini bisa terjadi ketika seorang peneliti memiliki keterbatasan dalam menggunakan teori untuk mendukung riset yang sedang dikerjakan. Kesenjangan teori ini bisa dimanfaatkan oleh peneliti lain dalam riset yang akan mereka lakukan.
2. Evidence Gap
Evidence gap merupakan jenis research gap kedua yang bisa Anda gunakan dalam sebuah penelitian. Jenis ini terjadi ketika adanya kesenjangan dalam bukti penelitian yang ada dalam hasil riset sebelumnya.
Kesenjangan ini bisa muncul ketika adanya ketidakcocokan antara fenomena dengan bukti lapangan yang ditemukan dalam hasil penelitian tersebut. Anda bisa menggunakan kekurangan ini sebagai tema bahasan dalam riset selanjutnya.
3. Population Gap
Jenis research gap berikutnya yang bisa digunakan dalam proses penelitian adalah population gap. Seperti namanya, jenis ini berkaitan dengan jangkauan populasi yang digunakan dalam pengambilan data untuk sumber riset yang sudah dikerjakan peneliti sebelumnya.
Anda bisa menggunakan target populasi yang mungkin belum dijangkau oleh riset tersebut dalam pembahasan penelitian selanjutnya.
4. Knowledge Gap
Knowledge gap merupakan jenis research gap keempat yang bisa digunakan oleh peneliti saat menentukan pembahasan dalam riset yang hendak dilakukan.
Jenis research gap yang satu ini berkaitan dengan pembahasan yang belum pernah dikerjakan oleh peneliti sebelumnya. Artinya, Anda akan membahas tema baru dalam riset yang akan dikerjakan ketika menggunakan jenis research gap yang satu ini.
5. Empirical Gap
Anda juga bisa menggunakan empirical gap dalam menemukan research gap yang akan digunakan dalam sebuah penelitian. Empirical gap ini menunjukkan sebuah kekurangan dalam hal empiris yang ada dalam penelitian sebelumnya.
Kekurangan empiris ini bisa dilihat apabila terdapat inkonsistensi dalam penelitian yang pernah dikerjakan oleh peneliti sebelumnya.
6. Practical-knowledge Gap
Practical-knowledge gap merupakan jenis research gap berikutnya yang bisa Anda manfaatkan untuk menemukan tema bahasan dalam sebuah riset. Jenis ini mengacu pada perilaku profesional yang tidak terpenuhi dalam sebuah penelitian terdahulu.
Anda bisa memanfaatkan kekurangan ini untuk dibahas dalam riset yang akan dilakukan nantinya.
7. Methodological Gap
Jenis research gap terakhir yang bisa Anda gunakan dalam sebuah penelitian adalah methodological gap. Methodological gap ini berkaitan dengan keterbatasan metodologi yang digunakan dalam penelitian yang sudah ada sebelumnya.
Anda bisa memanfaatkan kekurangan dalam hal metodologi ini dalam riset yang akan dilakukan, sehingga bisa melengkapi hasil penelitian yang sudah pernah ada sebelumnya.
Contoh Research Gap dalam Skripsi
Contoh penerapan research gap dalam skripsi bisa Anda lihat dalam karya tulis ilmiah yang ditulis oleh Herwida Putri Agista dengan judul Sejarah Pemikiran Seni Didik Nini Thowok pada Masa Orde Baru.
Dalam skripsi yang diterbitkan di Departemen Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada tersebut Herwida menjelaskan bahwa terdapat beberapa karya ilmiah lain yang membahas tentang Didik Nini Thowok sebagai objek penelitian.
Beberapa karya lain yang membahas tentang Didik Nini Thowok adalah artikel Madoka Fukuoka di Journal of Arts Discourses yang berjudul “Cross – Gender Attempts by Indonesian Female Impersonator Dancer Didik Nini Thowok,” artikel Felicia Hughes di Asia Research Institute yang berjudul ““Cross – Dressing Across Cultures: Genre and Gender in the Dances of Didik Nini Thowok,” dan buku Laurie Margot Ross yang berjudul Mask, Gender, and Performence in Indonesia: An Interview with Didik Nini Thowok.
Meski demikian, belum ada dari karya tulis ilmiah tersebut yang membahas secara spesifik tentang pemikiran seni Didik Nini Thowok, khususnya pada periode waktu Orde Baru.
Kekurangan inilah yang dimanfaatkan Herwida sebagai pembahasan dalam skripsi tersebut.
Lebih Banyak Tentang Research Gap:
- Tips Menemukan Research Gap dengan Open Knowledge Maps
- 6 Cara Mencari Research Gap dalam Sebuah Karya Tulis Ilmiah
- Perbedaan Novelty dan Research Gap
- Novelty Penelitian: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Cara Menemukannya
- 4 Cara Menemukan Novelty Penelitian, Apa Saja?
Contoh Research Gap dalam Artikel Jurnal
Contoh lain penerapan research gap dalam proses penelitian juga bisa Anda lihat dalam publikasi artikel jurnal. Artikel jurnal memang menjadi salah satu media yang digunakan oleh para peneliti untuk menyebarkan hasil penelitian yang sudah mereka kerjakan.
Salah satu contoh penerapan research gap dalam artikel jurnal ini bisa Anda lihat pada tulisan Aviv Alviyah di Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin yang berjudul “Metode Penafsiran Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar.”
Sebenarnya sudah banyak riset yang meneliti tentang salah satu tokoh besar Islam yang ada di Indonesia tersebut. Selain itu, Tafsir Al-Azhar yang ditulis oleh Buya Hamka juga seringkali digunakan sebagai objek penelitian dalam riset yang dikerjakan oleh peneliti lainnya.
Meskipun demikian, Aviv dalam artikel ini menjabarkan secara spesifik metode penafsiran yang digunakan oleh Buya Hamka dalam tafsir yang dibuatnya tersebut. Hal ini belum dibahas secara rinci dalam penelitian lain yang ada sebelumnya.
Oleh sebab itu, pembahasan tentang metode penafsiran Buya Hamka ini bisa melengkapi hasil riset lain yang dikerjakan oleh peneliti sebelumnya.
Contoh Research Gap dalam Hasil Penelitian
Contoh penerapan research gap terakhir bisa Anda temukan dalam hasil penelitian.
Salah satu contoh penerapan research gap dalam hasil penelitian ini bisa Anda lihat dalam artikel Sugito Sugito, Sunaryo Soenarto, dan Entoh Tohani di Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan yang berjudul “Evaluasi Proses Bimbingan Skripsi Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta Berdasar Perspektif Pembelajaran Orang Dewasa.”
Dalam artikel tersebut, ketiga peneliti ini menjelaskan bahwa sebenarnya terdapat beberapa penelitian yang juga membahas tentang evaluasi proses bimbingan skripsi ini.
Akan tetapi, riset yang sudah ada sebelumnya tersebut belum ada yang secara spesifik menggunakan objek penelitian pada mahasiswa yang berkuliah di Universitas Negeri Yogyakarta.
Terlebih, ketiga peneliti ini juga secara spesifik menggunakan sudut pandang berdasarkan perspektif orang dewasa dalam penelitian tersebut.
Hal inilah yang menjadi pembeda antara artikel yang ditulis oleh Sugito Sugito, Sunaryo Soenarto, dan Entoh Tohani dengan hasil riset lain yang sudah ada sebelumnya.
Itulah contoh research gap yang bisa Anda temui dalam skripsi, artikel jurnal, dan hasil penelitian.
Dapatkan informasi dan tips menarik lainnya dengan membaca artikel-artikel parafraseindonesia.com dan follow Instagram @parafraseindonesia.