Bagi seorang akademisi, desain penelitian bukanlah hal yang baru lagi.
Namun, apakah Anda sudah benar-benar memahami bagaimana langkah menyusun desain penelitian yang baik?
Dalam artikel kali ini, Parafrase Indonesia akan membahas secara mendalam terkait desain penelitian, mulai dari pengertian, jenis-jenis, contoh, hingga cara membuatnya.
Daftar Isi
TogglePengertian Desain Penelitian
Secara umum, pengertian desain penelitian adalah kerangka metode atau teknik yang dipilih oleh seorang peneliti dalam pengerjaan riset ilmiah. Desain ini nantinya akan berfungsi sebagai pedoman bagi seorang peneliti dalam menjalankan riset.
Dengan adanya desain dalam riset ilmiah, seorang peneliti akan bisa menganalisis maupun menghimpun data riset ilmiah dengan mudah.
Sebab para peneliti akan bisa menganalisis serta menghubungkan setiap elemen yang ada di dalam riset ilmiah tersebut.
Hal ini nantinya akan berpengaruh pada proses pengerjaan riset yang bisa dilakukan secara efektif dan efisien.
Selain itu, peneliti juga bisa menentukan alat maupun metode apa saja yang akan dia gunakan untuk menjawab masalah yang dibahas dalam riset ilmiah sedari awal.
Jenis-Jenis Desain Penelitian
Dalam praktiknya terdapat beberapa jenis desain penelitian yang biasanya digunakan peneliti ketika mengerjakan riset ilmiah.
Pemilihan desain ini biasanya disesuaikan dengan proses pengerjaan riset dari setiap peneliti.
Secara umum, desain yang digunakan ini biasanya selaras dengan jenis riset ilmiah yang ada, yakni kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian kualitatif merupakan riset ilmiah yang banyak menggunakan data dan sumber yang bersifat narasi dan deskriptif.
Di sisi lain, penelitian kuantitatif merupakan bentuk riset yang banyak menggunakan data numerik, seperti statistik, angka, dan lainnya.
Dari kedua tipe riset inilah nantinya muncul beberapa jenis desain yang bisa diterapkan oleh peneliti dalam proses pengerjaannya.
Berikut ini beberapa jenis desain yang bisa Anda gunakan ketika membuat sebuah riset ilmiah, yakni:
1. Desain Deskriptif
Desain deskriptif merupakan kerangka yang bisa digunakan peneliti ketika ingin menggambarkan sebuah fenomena maupun situasi yang tengah diteliti.
Pada desain ini biasanya menggunakan metode yang berkaitan dengan mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data yang ditemukan.
2. Desain Eksperimental
Jenis berikutnya yang bisa Anda gunakan adalah desain eksperimental. Desain ini digunakan ketika seorang peneliti ingin melihat hubungan sebab akibat dari sebuah fenomena dan situasi yang diteliti.
3. Desain Korelasional
Korelasional merupakan jenis desain berikutnya yang bisa Anda pilih ketika sedang mengerjakan riset ilmiah.
Desain ini akan berguna ketika peneliti ingin membangun hubungan antara dua variabel yang memiliki kaitan erat satu sama lain.
4. Desain Diagnostik
Anda juga bisa menggunakan desain diagnostik dalam riset ilmiah. Desain ini digunakan ketika peneliti ingin mengevaluasi penyebab yang mendasari masalah dari sebuah topik maupun fenomena tertentu.
5. Desain Eksplorasi
Jenis desain terakhir yang bisa Anda gunakan dalam pengerjaan riset ilmiah adalah eksplorasi. Desain eksplorasi ini memungkinkan peneliti membahas atau mengeksplorasi lebih dalam terkait sebuah objek yang diteliti.
Contoh Desain Penelitian
Lalu bagaimana contoh penerapan dari desain penelitian ini? Berikut contoh penggunaan desain dalam riset ilmiah, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif:
1. Penelitian Kualitatif
Contoh desain dengan tema riset: Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Konsumtif Remaja.
1. Latar Belakang Masalah
- Meningkatnya penggunaan media sosial di kalangan remaja.
- Fenomena meningkatnya perilaku konsumtif di kalangan remaja.
- Kurangnya penelitian tentang hubungan antara media sosial dan perilaku konsumtif remaja.
2. Rumusan Masalah
- Bagaimana pengaruh media sosial terhadap perilaku konsumtif remaja?
- Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi remaja untuk melakukan pembelian melalui media sosial?
3. Tujuan Penelitian
- Mendeskripsikan pengaruh media sosial terhadap perilaku konsumtif remaja.
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi remaja untuk melakukan pembelian melalui media sosial.
4. Kerangka Teori
- Teori penggunaan dan kepuasan teknologi (Technology Acceptance Model).
- Teori pembelajaran sosial.
- Teori kebutuhan manusia (Maslow).
5. Metode Penelitian
- Jenis Penelitian: Kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
- Subjek Penelitian: Remaja berusia 15-18 tahun yang aktif menggunakan media sosial.
- Teknik Pengumpulan Data: Wawancara, observasi partisipatif, analisis dokumen.
- Teknik Analisis Data: Reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
6. Prosedur Penelitian
- Penentuan informan: Melakukan purposive sampling untuk memilih informan yang relevan.
- Pengumpulan data: Melakukan wawancara, observasi, dan analisis dokumen.
- Analisis data: Melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
- Verifikasi data: Melakukan triangulasi data untuk meningkatkan keabsahan temuan.
7. Jadwal Penelitian
- Minggu 1-2: Studi literatur dan penyusunan instrumen penelitian.
- Minggu 3-6: Pengumpulan data.
- Minggu 7-8: Analisis data.
- Minggu 9-10: Penyusunan laporan penelitian.
2. Penelitian Kuantitatif
Contoh desain dengan tema riset: Pengaruh Penggunaan Aplikasi Belajar Online terhadap Prestasi Akademik Siswa SMA
1. Latar Belakang Masalah
- Meningkatnya penggunaan aplikasi belajar online di kalangan siswa SMA.
- Perbedaan prestasi akademik yang signifikan antar siswa.
- Pertanyaan mengenai efektivitas penggunaan aplikasi belajar online dalam meningkatkan prestasi.
2. Rumusan Masalah
- Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan aplikasi belajar online dengan prestasi akademik siswa SMA?
- Variabel apa saja yang dapat memoderasi hubungan antara penggunaan aplikasi belajar online dan prestasi akademik siswa SMA?
3. Tujuan Penelitian
- Menguji hipotesis bahwa ada hubungan positif antara penggunaan aplikasi belajar online dengan prestasi akademik siswa SMA.
- Mengidentifikasi variabel-variabel yang dapat memoderasi hubungan tersebut, seperti motivasi belajar, durasi penggunaan aplikasi, dan jenis aplikasi yang digunakan.
4. Kerangka Teori
- Teori pembelajaran teknologi (Technology-Enhanced Learning).
- Teori motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
- Teori kognitif.
5. Hipotesis
- H1: Terdapat hubungan positif yang signifikan antara frekuensi penggunaan aplikasi belajar online dengan nilai ujian siswa.
- H2: Motivasi intrinsik memoderasi hubungan antara frekuensi penggunaan aplikasi belajar online dengan nilai ujian siswa.
6. Variabel Penelitian
- Variabel Independen: Frekuensi penggunaan aplikasi belajar online.
- Variabel Dependen: Nilai ujian siswa.
- Variabel Moderasi: Motivasi intrinsik.
7. Metode Penelitian
- Jenis Penelitian: Kuantitatif, bersifat explanatory.
- Populasi: Seluruh siswa SMA di kota X.
- Sampel: Diambil secara acak sebanyak 300 siswa.
- Teknik Pengumpulan Data: Kuesioner dan dokumentasi.
- Teknik Analisis Data: Analisis regresi linear sederhana dan berganda untuk menguji hipotesis serta analisis moderasi untuk menguji pengaruh variabel moderasi.
8. Prosedur Penelitian
- Penyusunan instrumen: Membuat kuesioner dan instrumen pengumpulan data lainnya.
- Pengambilan sampel: Mengambil sampel secara acak dari populasi.
- Pengumpulan data: Mendistribusikan kuesioner dan mengumpulkan data nilai ujian.
- Analisis data: Menganalisis data menggunakan software statistik (SPSS, AMOS).
- Interpretasi data: Menginterpretasikan hasil analisis dan menarik kesimpulan.
Langkah Menyusun Desain Penelitian
Informasi terakhir yang bisa Anda dapatkan dalam artikel ini adalah langkah-langkah menyusun desain dalam riset ilmiah.
Adapun tahapan yang bisa Anda lakukan ketika menyusun desain penelitian ini adalah:
1. Merumuskan Masalah Penelitian
Rumuskan dengan jelas masalah yang akan Anda teliti dalam riset ilmiah.
2. Menentukan Tujuan Penelitian
Tentukan tujuan penelitian yang ingin Anda capai dari hasil riset ilmiah yang sudah dikerjakan nantinya.
3. Membuat Kerangka Teori
Pastikan juga kerangka teori yang akan Anda gunakan dalam penelitian ilmiah. Munculkan juga hipotesis yang menjadi landasan awal dalam proses riset nantinya.
4. Memilih Metode Penelitian
Langkah berikutnya yang bisa Anda lakukan adalah metode penelitian. Tentukan metode yang sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan.
5. Menentukan Desain Penelitian
Tentukan juga jenis desain penelitian yang akan digunakan dalam proses pengerjaan riset ilmiah.
6. Menentukan Populasi dan Sampel
Perhatikan juga jumlah populasi dan sampel yang memungkinkan sebagai sumber rujukan dalam penelitian.
7. Memilih Instrumen Penelitian
Anda juga bisa memilih instrumen apa saja yang akan digunakan dalam penelitian ilmiah, seperti kuesioner, wawancara, observasi, dan lainnya.
8. Mengumpulkan Data
Kumpulkan juga data yang dibutuhkan dalam riset ilmiah sesuai dengan desain yang sudah disusun.
9. Menganalisis Data
Setelah mengumpulkan semua data, Anda bisa memulai proses analisis sumber rujukan tersebut.
10. Menarik Kesimpulan
Interpretasikan hasil analisis data yang sudah Anda lakukan sebelumnya. Tarik kesimpulan dari hasil analisis tersebut dan pastikan menjawab pertanyaan penelitian yang digunakan.
11. Menulis Laporan Penelitian
Terakhir, tulis hasil penelitian Anda sesuai dengan desain yang sudah disusun sebelumnya. Pastikan juga untuk melakukan publikasi ilmiah agar hasil penelitian yang Anda lakukan bisa berdampak secara luas.
Itulah penjelasan lengkap terkait desain penelitian dalam riset ilmiah.
Kunjungi artikel terbaru dari parafraseindonesia.com agar Anda tidak tertinggal informasi terbaru terkait penyusunan karya ilmiah!