Melalui tahapan peer review, setiap artikel yang diajukan ke jurnal akan melewati penilaian ketat oleh para ahli di bidangnya. Tujuannya jelas, yaitu memastikan kualitas, validitas, dan kontribusi karya tersebut terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
Jika Anda ingin memahami lebih lanjut tentang peer review, apa saja jenis dan kriteria penilaiannya, simak penjelasannya dalam artikel berikut ini!
Daftar Isi
ToggleApa Itu Peer Review dalam Jurnal
Peer review adalah proses evaluasi karya ilmiah oleh pakar di bidang yang relevan sebelum publikasi. Proses ini berfungsi sebagai filter kualitas untuk memastikan bahwa artikel yang diterbitkan memenuhi standar akademik yang tinggi.
Dalam pelaksanaannya, peer review memeriksa berbagai aspek penelitian, mulai dari metodologi, keaslian argumen, hingga kontribusinya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Evaluasi dilakukan oleh para akademisi atau peneliti lain yang memiliki keahlian di topik yang sama.
Hasil dari proses ini biasanya berupa umpan balik yang dapat membantu penulis memperbaiki artikelnya. Reviewer memberikan rekomendasi apakah artikel layak diterbitkan, memerlukan revisi, atau ditolak.
Jenis-Jenis Peer Review
Setiap jurnal dapat menerapkan model peer review yang berbeda. Berikut adalah empat jenis peer review yang umum digunakan:
1. Single-Blind Review
Pertama, single-blind review. Dalam single-blind review, identitas reviewer dirahasiakan, sementara penulis diketahui oleh reviewer. Keuntungannya adalah reviewer dapat memberikan penilaian secara bebas tanpa khawatir akan hubungan personal dengan penulis.
Namun, kekurangannya adalah potensi bias bisa muncul karena reviewer mengetahui identitas penulis, termasuk afiliasi dan reputasinya. Hal ini bisa memengaruhi objektivitas penilaian.
2. Double-Blind Review
Selanjutnya, double-blind review. Jenis ini menyembunyikan identitas penulis dan reviewer satu sama lain. Model double-blind review dianggap lebih adil karena meminimalkan potensi bias yang mungkin terjadi.
Kelebihannya adalah objektivitas yang lebih tinggi, sementara kekurangannya terletak pada kesulitan menjaga anonimitas sepenuhnya, terutama dalam bidang penelitian yang sangat spesifik.
3. Open Review
Jenis open review mengungkap identitas penulis dan reviewer kepada kedua belah pihak. Transparansi adalah nilai utama dari metode ini, karena memungkinkan diskusi terbuka antara penulis dan reviewer.
Open review memiliki kelebihan, yaitu dalam peningkatan akuntabilitas dan peluang kolaborasi. Namun, kekurangannya adalah reviewer mungkin merasa enggan memberikan kritik tajam karena identitas mereka diketahui.
4. Post-Publication Peer Review
Jenis ini dilakukan setelah artikel dipublikasikan. Komunitas ilmiah dapat memberikan komentar, kritik, atau masukan terhadap artikel yang sudah ada di jurnal. Kelebihannya adalah melibatkan audiens yang lebih luas, sedangkan kekurangannya adalah risiko tersebarnya informasi yang kurang akurat sebelum mendapat koreksi.
Proses Peer Review
Proses peer review terdiri dari beberapa tahap yang saling terhubung, antara lain:
1. Pengiriman Artikel
Tahap pertama adalah penulis mengirimkan artikel ke jurnal yang relevan. Setelah diterima, editor jurnal akan memeriksa kesesuaian topik dengan ruang lingkup jurnal. Jika artikel lolos tahap awal ini, barulah akan dilanjutkan ke proses review oleh pakar yang relevan.
2. Pemilihan Reviewer
Editor memilih reviewer berdasarkan keahlian dan pengalaman di bidang topik artikel. Pemilihan ini penting untuk memastikan penilaian yang objektif. Reviewer yang dipilih biasanya memiliki rekam jejak penelitian yang sesuai, sehingga dapat memberikan evaluasi yang tepat dan konstruktif.
3. Proses Evaluasi
Proses selanjutnya yaitu evaluasi. Reviewer akan menilai kualitas metodologi, kejelasan argumen, orisinalitas, dan kesesuaian artikel dengan topik jurnal. Semua ini dilakukan dengan tujuan mempertahankan kualitas publikasi ilmiah. Hasil evaluasi dapat berupa saran perbaikan, rekomendasi penerimaan, atau penolakan artikel.
4. Keputusan Editor
Berdasarkan masukan reviewer, editor membuat keputusan akhir. Artikel bisa diterima tanpa revisi, diterima dengan revisi, atau ditolak. Jika revisi diperlukan, penulis diberi waktu untuk memperbaiki naskah sebelum dikirim kembali untuk penilaian ulang.
5. Penerbitan
Setelah artikel diterima dan revisi diselesaikan, artikel siap untuk dipublikasikan. Proses ini memastikan karya ilmiah yang diterbitkan benar-benar berkualitas.
Kriteria Penilaian Jurnal dalam Peer Review
Reviewer menggunakan sejumlah kriteria untuk menilai kelayakan artikel. Beberapa kriteria yang dimaksud, yaitu:
1. Kualitas Metodologi
Metodologi yang digunakan harus valid, tepat, dan dijalankan sesuai prosedur. Reviewer akan mengevaluasi keandalan data dan relevansi analisis. Metodologi yang lemah dapat mengurangi kredibilitas penelitian, meskipun topiknya menarik.
2. Orisinalitas dan Kontribusi Ilmiah
Artikel harus memberikan kontribusi baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Reviewer akan menilai sejauh mana temuan penelitian memperkaya literatur yang ada.
3. Kejelasan dan Keterbacaan
Kriteria lainnya yaitu kejelasan dan keterbacaan. Tulisan harus jelas, logis, dan mudah dipahami. Struktur artikel yang rapi membantu pembaca memahami alur argumen. Kualitas penulisan yang buruk dapat membuat penelitian sulit dipahami, meskipun isinya berkualitas.
4. Kesesuaian dengan Tujuan Jurnal
Berikutnya, artikel harus sesuai dengan scope jurnal yang dituju. Reviewer akan memeriksa apakah fokus penelitian sejalan dengan visi jurnal.
5. Penerapan Teori dan Literatur yang Relevan
Artikel juga perlu menggunakan teori yang tepat dan literatur yang relevan. Reviewer akan memeriksa apakah penulis merujuk penelitian sebelumnya secara memadai.
Peran Editor dalam Peer Review
Editor memiliki peran penting dalam menjaga kelancaran dan kualitas proses peer review, di antaranya:
1. Seleksi dan Pemilihan Reviewer
Editor bertugas memilih reviewer yang tepat sesuai topik artikel. Proses ini penting untuk memastikan objektivitas penilaian. Pemilihan yang keliru dapat memengaruhi kualitas hasil review.
2. Pengelolaan Proses Review
Editor menjadi penghubung antara penulis dan reviewer. Mereka mengatur alur komunikasi, mengirimkan artikel, dan mengelola masukan yang masuk.
3. Menjaga Integritas Jurnal
Editor memastikan bahwa semua artikel yang diterima telah melalui proses peer review yang ketat. Mereka juga bertanggung jawab mengatasi potensi konflik kepentingan.
4. Keputusan Akhir
Selanjutnya, peran editor yang dianggap urgent lainnya yaitu menentukan keputusan akhir. Editor membuat keputusan berdasarkan masukan reviewer. Keputusan bisa berupa penerimaan, revisi, atau penolakan artikel, sehingga menentukan apakah artikel layak dipublikasikan.
5. Transparansi dan Akuntabilitas
Editor memastikan proses peer review dilakukan secara transparan. Penulis diberikan kesempatan memperbaiki artikel berdasarkan masukan. Hal ini menjaga kepercayaan antara penulis, reviewer, dan pembaca.
Demikian pembahasan tentang peer review dalam jurnal ilmiah. Proses ini menjadi benteng kualitas yang memastikan setiap publikasi layak dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda!
Dapatkan lebih banyak informasi dan tips seputar penyusunan karya ilmiah dengan membaca artikel-artikel terbaru dari Parafrase Indonesia kategori Artikel Ilmiah/Jurnal!
Sumber: “Jenis-jenis Peer Review: Single, Double, & Open Review.” Ebizmark, 4 Feb. 2025, https://ebizmark.id/artikel/jenis-jenis-peer-review-single-double-open-review/.