Dr. Suharyo Sumowidagdo merupakan salah satu fisikawan kenamaan asal Indonesia. Peneliti yang mendalami bidang fisika partikel eksperimental ini memiliki berbagai macam torehan di sepanjang kariernya dalam dunia keilmuan.
Bagaimana profil lengkap dari Dr. Suharyo Sumowidagdo? Pelajaran berharga apa saja yang bisa dipetik dari perjalanan karier Dr. Suharyo Sumowidagdo, khususnya bagi para dosen dalam dunia akademik?
Simak ulasan selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Daftar Isi
ToggleProfil Suharyo Sumowidagdo
Suharyo Sumowidagdo memulai pendidikan akademiknya di bidang fisika saat mengambil program sarjana di Universitas Indonesia. Suharyo berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya ini pada 1999.
Dua tahun berselang, Suharyo juga berhasil menyelesaikan pendidikan Magister di kampus yang sama. Gelar Magister dari Departemen Fisika Universitas Indonesia ini didapatkan oleh Suharyo pada 2001 dengan fokus penelitian di bidang fisika nuklir dan hadronik fenomenologis.
Di tahun yang sama, Suharyo juga berhasil mendapatkan beasiswa teaching assistantship di Department of Physics, Florida State University (FSU), Tallahassee, Florida, Amerika Serikat.
Suharyo berhasil mendapatkan gelar Doktornya dari Florida State University, Amerika Serikat. Gelar akademik ini didapatkan setelah Suharyo berhasil menyelesaikan disertasi yang membahas tentang pengukuran produksi top quark ke tau lepton pada 2008.
Setelah menyelesaikan studi S3, Dr. Suharyo menjadi peneliti pasca doctoral di University of California, Riverside.
Pada saat menjadi peneliti ini, Dr. Suharyo ikut terlibat dalam eksperimen Compact Muon Solenoid (CMS) di CERN, Swiss.
Pada saat ini, Dr. Suharyo menjabat sebagai peneliti senior dan ketua kelompok riset Fisika Energi Tinggi Eksperimental di Pusat Riset Fisika Kuantum, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Selain itu, Dr. Suharyo juga menjadi anggota kolaborasi ALICE di CERN yang berfokus pada analisis data hamburan proton-proton yang direkam oleh detektor ALICE.
Dr. Suharyo juga memiliki berbagai macam publikasi yang memberikan dampak besar dalam dunia keilmuan.
Tidak heran, Dr. Suharyo berhasil mendapatkan banyak penghargaan dan pengakuan atas karier akademiknya, seperti Ahmad Bakrie Awards untuk Ilmuwan Muda Berprestasi pada 2015 dan Habibie Prize untuk Bidang Ilmu Dasar pada tahun 2020.
Tidak hanya itu, Dr. Suharyo juga diakui sebagai salah satu ilmuwan terbaik versi AD Scientific Index 2023. Predikat ini didapatkan Dr. Suharyo dengan skor H-index sebesar 161, i10-index 553, dan lebih dari 125 ribu sitasi.
Pelajaran Berharga Dr. Suharyo Sumowidagdo untuk Dosen
Berbagai macam torehan prestasi dan reputasi yang didapatkan oleh Dr. Suharyo di sepanjang kariernya bisa menjadi contoh baik bagi para dosen.
Bukan tidak mungkin, perjalanan karier Dr. Suharyo di dunia keilmuan bisa menjadi inspirasi dan memberikan banyak hal baik bagi para dosen dalam menjalankan tugasnya.
Berikut beberapa nilai dari Dr. Suharyo yang bisa menjadi pelajaran berharga bagi para dosen, yakni:
1. Komitmen Terhadap Kualitas dan Kedalaman Karya
Seorang dosen bisa mempelajari komitmen yang diberikan Dr. Suharyo terhadap kualitas serta kedalaman karya yang dia hasilkan.
Dr. Suharyo menunjukkan bahwa sebuah karya ilmiah tidak hanya sekedar memenuhi standar akademik saja, tetapi juga wajib memiliki kedalaman substansial.
Oleh sebab itu, seorang dosen mesti berkomitmen dalam menyusun sebuah penelitian dengan teliti dan mendalam, tidak hanya fokus pada kuantitas atau jumlahnya saja, tetapi juga kualitasnya.
Dengan demikian, karya ilmiah yang dihasilkan tersebut bisa memberikan dampak bagi bidang keilmuannya masing-masing.
2. Berani Menyasar Topik yang Menantang dan Kurang Populer
Keberanian Dr. Suharyo dalam menyasar topik yang menantang dan kompleks juga patut dicontoh oleh para dosen.
Dr. Suharyo Sumowidagdo memutuskan untuk mendalami bidang fisika partikel dalam karier akademiknya.
Padahal bidang ilmu ini mungkin saja kurang populer dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi bagi para akademisi.
Namun, Dr. Suharyo tetap mendalami bidang tersebut dan memberikan dampak serta kontribusi penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
3. Penggunaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk Melindungi Karya
Penggunaan Hak Kekayaan Intelektual atau HKI tentu menjadi salah satu hal penting yang wajib diperhatikan oleh para dosen dalam dunia akademik.
Dunia keilmuan yang erat kaitannya dengan temuan baru tentu memerlukan perlindungan hukum yang jelas bagi setiap penemunya.
Dengan adanya perlindungan HKI ini, setiap penemu bisa mendapatkan manfaat seutuhnya dari hasil temuan yang dia hasilkan.
Penggunaan HKI ini juga memungkinkan penemu mengamankan temuannya dari berbagai macam pelanggaran yang dilakukan pihak tidak bertanggung jawab nantinya.
Baca Juga:
- Mengenal Hak Cipta Buku, dari Pengertian hingga Biaya
- Bagaimana Cara Cek HKI Buku? Ini Langkahnya!
- Contoh Halaman Hak Cipta Buku dan Informasi yang Harus Ada di Dalamnya
4. Menjaga Integritas dan Orisinalitas Karya
Integritas serta orisinalitas karya menjadi hal berikutnya yang bisa dipelajari para dosen dari diri Dr. Suharyo. Fisikawan ini memiliki sederet publikasi ilmiah yang bebas dari adanya plagiarisme.
Hal ini juga dibuktikan dari sederet prestasi yang berhasil didapatkan oleh Dr. Suharyo atas dampak yang dihasilkan oleh temuannya tersebut.
Oleh sebab itu, penting bagi seorang dosen agar menjaga kejujuran akademik dan orisinalitas karya agar bisa mencerminkan etika serta integritas yang kuat sebagai seorang akademisi.
5. Menyampaikan Konsep Kompleks Secara Sederhana
Meskipun dikenal sebagai salah satu cabang ilmu yang kompleks, Dr. Suharyo bisa menyederhanakan konsep kompleks dalam fisika partikel secara sederhana. Salah satu contohnya bisa dilihat dalam Podcast BRIN yang rilis di YouTube BRIN Indonesia pada 16 November 2021.
Dalam podcast tersebut, Dr. Suharyo menjelaskan secara mudah perbedaan antara fisika partikel teori dan fisika partikel eksperimen. Dr. Suharyo membedakan dua bidang ilmu ini dengan memberikan contoh ketika seseorang ingin mengetahui berapa lama sebuah benda dijatuhkan ke dalam air hingga mencapai dasar.
Dalam fisika partikel teori, para peneliti akan menghitung rumus untuk peristiwa tersebut. Sebaliknya dalam fisika partikel eksperimen, peneliti akan langsung memasukkan benda ke dalam air dan menghitung waktu mencapai dasar dengan alat bantu.
6. Menggunakan Buku Sebagai Alat Kolaborasi dan Diskusi
Dr. Suharyo juga menunjukkan bahwa buku bisa digunakan sebagai alat kolaborasi dan diskusi antarpeneliti. Hal ini tentu akan berdampak baik bagi dosen dalam membangun relasinya di dunia akademik.
7. Membangun Kredibilitas Melalui Penerbitan yang Berlisensi dan Berstandar
Menerbitkan karya ilmiah di platform terkemuka juga bisa menjadi pelajaran berikutnya yang dapat diambil seorang dosen dari kisah Dr. Suharyo.
Menerbitkan karya ilmiah di penerbit yang kredibel tentu akan memengaruhi tingkat kepercayaan komunitas akademik atas hasil publikasi ilmiah tersebut.
8. Menggunakan Buku sebagai Sarana Meningkatkan Karier Akademik
Buku juga menjadi salah satu elemen penting yang bisa dimanfaatkan dosen dalam meningkatkan karier akademik. Tidak hanya itu, publikasi dalam bentuk buku ini juga bisa menjadi portofolio serta bukti kepakaran seorang dosen terhadap bidang ilmu yang didalaminya.
9. Memanfaatkan Buku untuk Membimbing Generasi Akademisi Berikutnya
Selain bermanfaat bagi karier akademik dosen, publikasi dalam bentuk buku juga berguna bagi para generasi akademisi berikutnya.
Dengan adanya publikasi ilmiah dalam bentuk buku, setiap dosen bisa memberikan bahan ajar yang tepat bagi mahasiswa serta generasi akademisi berikutnya untuk memahami bidang ilmu yang mereka dalami.
Itulah profil dari Dr. Suharyo Sumowidagdo beserta beberapa pelajaran berharga yang bisa didapatkan oleh dosen dari perjalanan karier fisikawan Indonesia tersebut.
Temukan berbagai informasi menarik lainnya hanya di parafraseindonesia.com!