Mengenal 5 Hal yang Menjadi Perbedaan ISBN dan E-ISBN

Perbedaan Isbn dan E-ISBN

Pada saat mengurus penerbitan naskah buku, mungkin bertanya-tanya mengenai perbedaan ISBN dan E-ISBN. ISBN dipahami sebagai kode unik dari buku yang diterbitkan secara resmi. Artinya, ISBN dimiliki buku yang diterbitkan dan diakses masyarakat luas. 

ISBN ternyata tidak hanya dimiliki buku cetak. Melainkan juga buku elektronik (ebook). ISBN pada ebook ini yang kemudian disebut dengan istilah E-ISBN. Lalu, apakah memang ada perbedaan antara keduanya? Berikut informasinya. 

Apa Itu ISBN dan E-ISBN?

ISBN (International Serial Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. ISBN berlaku secara internasional dan diterbitkan Badan Internasional ISBN yang berpusat di London. Hanya saja setiap negara memiliki perwakilan Badan Internasional ISBN tersebut. 

Pihak yang berwenang menerbitkan ISBN di Indonesia adalah Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia. Sehingga setiap kali menerbitkan buku baru dan ingin terbit dengan ISBN, maka mengurus pengajuan ke Perpusnas. 

Lalu, bagaimana dengan E-ISBN? Jika dikaitkan dengan E-ISBN, maka ISBN adalah identitas buku yang diberikan oleh Perpusnas untuk buku fisik atau buku tercetak (buku yang dicetak). Sementara, E-ISBN adalah identitas buku yang diberikan oleh Perpusnas untuk buku elektronik (ebook). 

Jadi, pada dasarnya ISBN dengan E-ISBN adalah satu kesatuan dan bukan sistem identifikasi buku yang berbeda. Seperti halnya ISBN dengan ISSN. ISBN untuk terbitan berbentuk buku. Sedangkan ISSN untuk terbitan berkala seperti jurnal ilmiah, majalah, dan sejenisnya. 

Perbedaan ISBN dan E-ISBN

Meskipun ISBN dengan E-ISBN pada dasarnya adalah sama. Yakni sama-sama kode unik untuk mengidentifikasi buku. Namun ditujukan untuk dua format buku yang berbeda. Sehingga tidak bisa disamakan dan terdapat perbedaan ISBN dan E-ISBN. Berikut detail perbedaannya: 

  1. Format Publikasi

Aspek pertama yang membedakan antara ISBN dengan E-ISBN adalah format publikasi. Baik ISBN maupun E-ISBN untuk terbitan berbentuk buku. Hanya saja sesuai definisi sebelumnya, ISBN untuk buku yang diterbitkan dalam format tercetak. 

Sementara pada E-ISBN ditujukan untuk terbitan buku dalam format digital atau format elektronik. Misalnya terbit dalam format PDF, ePub, Mobi, dan lain sebagainya. 

Sebab format ebook sendiri cukup beragam tergantung penerbitnya menyediakan akses ke platform apa. Pembaca kemudian menggunakan platform tersebut untuk membaca ebook yang diterbitkan suatu penerbit. Beberapa format bersifat universal, sehingga bisa dibaca di berbagai platform. Namun, ada juga yang sebaliknya. 

  1. Proses Distribusi

Aspek kedua yang menjadi perbedaan ISBN dan E-ISBN adalah proses distribusinya. Setiap buku yang diterbitkan sebuah penerbit tentu perlu didistribusikan. Misalnya ke sejumlah toko buku, perpustakaan, dan sebagainya. 

ISBN yang menjadi kode identitas buku cetak menunjang distribusi buku secara konvensional. Yakni buku tercetak dikirimkan ke sejumlah toko buku offline dan ke perpustakaan di berbagai kota dan daerah. 

Sementara E-ISBN yang menjadi identitas buku elektronik kemudian mendukung distribusi secara digital atau online. Misalnya diterbitkan dan dijual melalui platform jual beli buku online. Contohnya di Google Play Books, Apple Books, Amazon Kindle, dan lain sebagainya. 

  1. Proses Pengajuan

Poin ketiga yang menunjukan perbedaan ISBN dan E-ISBN adalah proses pengajuannya. Meskipun sama-sama diajukan ke Perpusnas, akan tetapi prosedurnya berbeda. 

Prosedur pengajuan yang dimaksud adalah kelengkapan administrasi saat mengurus pengajuan ke Perpusnas. Jika mengajukan ISBN untuk buku tercetak. Maka wajib melampirkan dokumen fisik buku tersebut. Mencakup halaman judul, daftar isi, dan desain sampul atau cover buku tersebut. 

Sementara saat mengajukan E-ISBN untuk buku elektronik. Maka ada kewajiban melampirkan file digital buku elektronik tersebut. Mencakup halaman judul, daftar isi, dan mengisi formulir metadata buku elektronik tersebut. 

  1. Proses Pembaruan

Secara umum, dalam aspek proses pembaharuan antara ISBN dengan E-ISBN tidak memiliki perbedaan berarti. Namun, salah satu perbedaan ISBN dan E-ISBN dari aspek ini adalah ketika satu judul buku diterbitkan dalam versi cetak sekaligus elektronik. 

Maka masing-masing mengajukan ISBN berbeda. Meski judul sama, nama penulis sama, dan bahkan penerbitnya sama. Jika versi cetak maka diajukan ISBN, untuk versi elektroniknya diajukan E-ISBN di Perpusnas. 

Pembaruan ISBN dan E-ISBN dilakukan ketika ada revisi atau perubahan isi skala besar, diterbitkan dalam bahasa lain (diterjemahkan di negara lain), perubahan judul, perubahan format (misal sebelumnya buku cetak lalu diterbitkan ulang menjadi ebook), dan saat berganti penerbit. 

Jika dalam kondisi selain daftar tersebut, maka tidak perlu melakukan pembaruan ISBN atau E-ISBN ke Perpusnas. Misalnya cetak ulang tanpa revisi atau revisi skala kecil, ada perubahan harga buku, dan ada perubahan teknik pemasaran buku tersebut. 

  1. Penempatan ISBN 
1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

Aspek terakhir yang menjadi perbedaan ISBN dan E-ISBN adalah penempatannya. Pada buku cetak, ISBN ditempatkan di sampul belakang. Biasanya berbentuk barcode dan kode angka di bagian bawah barcode tersebut. 

Lain halnya pada buku elektronik, E-ISBN ditempatkan atau dicantumkan di halaman awal file buku tersebut. Secara umum, E-ISBN ditempatkan di halaman Hak Cipta pada buku elektronik. 

Itulah 5 aspek yang menunjukan perbedaan antara ISBN dengan E-ISBN. Meski punya beberapa persamaan, misalnya sama-sama diterbitkan Perpusnas dan untuk terbitan berbentuk buku. Namun, keduanya memiliki beberapa perbedaan sehingga tidak bisa disamakan. 

Bagi para penulis buku yang ingin menerbitkan naskahnya secara cetak. Maka bisa memahami perlu mengurus ISBN dan biasanya dibentuk penerbit. Sebaliknya, saat naskah buku tersebut diterbitkan menjadi buku elektronik maka mengurus E-ISBN. 

Pentingnya ISBN dan E-ISBN dalam Buku

ISBN maupun E-ISBN tidak selalu wajib. Pada buku tertentu, penulis maupun pihak penerbit tidak mengajukan ke Perpusnas. Misalnya saat buku tersebut untuk penggunaan pribadi, untuk kalangan terbatas, dan sejenisnya. 

Namun, jika Anda seorang penulis buku dan ingin karya tersebut dibaca masyarakat luas. Maka sangat penting untuk diterbitkan dengan ISBN atau E-ISBN. Berikut sejumlah arti pentingnya: 

  1. Buku Memiliki Identitas Tersendiri 

Arti penting ISBN dan E-ISBN yang pertama adalah memberi identitas unik pada buku. Buku yang ada di pasaran tentu ada kemungkinan punya kesamaan satu sama lain. Misalnya dari segi judul, nama penulis, dan aspek lainnya. 

ISBN dan E-ISBN menjadi identitas unik yang membedakan setiap buku. Meski judul sama, selama ISBN berbeda maka akan terdeteksi dua buku berbeda. Resiko tertukar, ada kesalahan pendapatan, kesalahan perhitungan royalti, dan sebagainya bisa dihindari. 

Jadi, bagi para penulis buku sangat penting untuk memastikan karyanya terbit ber-ISBN. Sehingga mudah dibedakan dengan buku lain. Baik ketika pendataan secara manual maupun dengan sistem terkomputerisasi. 

  1. Mudah Masuk ke Berbagai Toko Buku dan Perpustakaan 

Arti penting kedua dari ISBN dan E-ISBN pada buku yang terbit di pasaran adalah kemudahan distribusi. Kepemilikan ISBN pada sebuah buku membuatnya dipandang terbit secara resmi dan legal. 

Sebab lebih mudah ditelusuri legalitasnya dan dipastikan kredibel. Hal ini yang membuat buku tersebut mudah masuk ke berbagai  toko buku. Baik toko buku online maupun toko buku offline. 

Sekaligus, membuat buku tersebut mudah diterima di berbagai perpustakaan. Mulai dari perpustakaan konvensional di sekolah, perguruan tinggi, perpustakaan kota, perpustakaan daerah, dan sebagainya. Sampai perpustakaan digital seperti Perpusnas Digital, platform iJakarta (Jakarta DIgital Library), dan sebagainya. 

Jadi, bagi para penulis buku yang ingin karyanya ada dimana-mana. Maka perlu memastikan terbit dengan ISBN. Sehingga bisa dibantu distribusi oleh pihak penerbit ke jaringan yang dimiliki dan diakses masyarakat luas. 

  1. Menunjang Promosi Buku 

ISBN dan E-ISBN juga penting dalam menunjang promosi buku. Hal ini sejalan dengan penjelasan di poin sebelumnya. Dimana keberadaan identitas buku ini membantu memastikan buku terjamin legalitas dan kredibilitasnya. 

Sehingga diakui sudah terbit sesuai standar penerbitan yang berlaku secara umum. Dimana ada pengecekan kualitas isi dari editor dan dicetak dengan baik agar mudah serta bisa dibaca. 

Buku dengan ISBN kemudian dipandang masyarakat sebagai pilihan terbaik untuk dibaca. Kemudian lebih mudah diterima di perpustakaan dan berbagai toko buku. Sehingga promosinya lebih mudah. Promosi yang maksimal membuat buku dikenal luas sekaligus menjaring banyak pembeli dan pembaca. 

  1. Memudahkan dalam Pendataan Buku 

ISBN dan E-ISBN juga memiliki arti penting dalam menunjang pendataan buku. Sehingga bisa terdata dengan baik dan mudah di penerbit sendiri, toko buku, dan sejumlah perpustakaan. 

Penerbit bisa dengan mudah mendistribusikan suatu buku dengan tepat tanpa resiko tertukar dengan buku lain yang judulnya sama. Pihak toko buku pun demikian, bisa dengan mudah mendata jumlah stok dan penempatan di rak atau etalase toko. Sehingga data tidak tertukar maupun bercampur dengan buku lain. 

  1. Penting untuk Pendataan Penjualan dan Perhitungan Royalti 

Masih berhubungan dengan pendataan, ISBN maupun E-ISBN juga mendukung pendataan penjualan. Kemudian ikut menunjang perhitungan royalti dari pihak penerbit buku tersebut. 

ISBN dan E-ISBN memudahkan pendataan penjualan dari penerbit dan sejumlah toko buku. Sehingga lebih mudah diketahui jumlah pasti berapa buku yang terjual di pasaran. 

Jika data jumlah buku terjual sudah tepat, maka perhitungan royalti juga tepat. Sehingga para penulis mendapatkan haknya dengan resiko kesalahan perhitungan yang sangat minim. 

  1. Penting untuk Kebutuhan Akademik Dosen 

Arti penting ISBN maupun E-ISBN selanjutnya adalah untuk para dosen. Dalam dunia pendidikan tinggi, dosen di Indonesia memiliki kewajiban akademik menulis dan menerbitkan buku ilmiah secara berkala. 

Tak hanya wajib, buku yang ditulis para dosen juga harus memenuhi standar yang ditetapkan Ditjen Dikti. Salah satunya terbit ber-ISBN. Buku karya dosen yang tidak terbit dengan ISBN maka tidak diakui. 

Sehingga tidak bisa masuk ke pelaporan BKD dan tidak bisa menambah poin angka kredit untuk kenaikan jabatan fungsional. Jadi, jika Anda seorang dosen maka perlu memastikan buku yang ditulis benar-benar terbit dengan ISBN maupun E-ISBN agar diakui Ditjen Dikti. 

  1. Penting untuk Kredibilitas Penerbit 

Arti penting lainnya dari ISBN dan E-ISBN pada terbitan berbentuk buku adalah menunjukan kredibilitas penerbit. Harus diakui bahwa hanya penerbit kredibel dan profesional yang akan mengurus ISBN pada buku-buku yang diterbitkan. 

Selain itu, dari pihak Perpusnas sendiri terdapat ketentuan ISBN hanya bisa diajukan oleh penerbit bukan perorangan. Jadi, jika penerbit belum resmi maka belum bisa mengajukan ISBN. 

Dengan sejumlah arti penting tersebut, tentunya ISBN dan E-ISBN tidak bisa dipandang sebelah mata. Bukan sekedar kode unik pada buku. Namun memiliki sejumlah fungsi dan manfaat tersendiri yang menjadi nilai tambah suatu buku. 

Buku belum ber-ISBN? Coba Ikuti artikel ini:

Cara Memastikan Buku dengan ISBN atau E-ISBN

Melalui penjelasan sebelumnya, tentu bisa dipahami bahwa ISBN dan E-ISBN sangat penting untuk diurus. Pengurusan ISBN sekali lagi tidak bisa dilakukan perorangan. Melainkan perusahaan penerbit, baik yang dikelola perusahaan swasta, yayasan, perguruan tinggi, dan sebagainya. 

Lalu, bagaimana seorang penulis bisa memastikan bukunya terbit dengan ISBN atau E-ISBN? Berikut beberapa caranya: 

  1. Selalu Memilih Penerbit Resmi dan Kredibel 

Cara pertama dan paling utama adalah menerbitkan naskah buku ke penerbit resmi dan juga kredibel. Cek reputasi penerbit dan buku yang diterbitkan, apakah sudah ber-ISBN atau belum. 

Selain itu, bisa memilih penerbit yang merupakan anggota IKAPI. Sebab lebih terjamin resmi sehingga semua terbitannya ber-ISBN. Opsional lain adalah menanyakan kepastian bisa terbit dengan ISBN atau E-ISBN ke pihak penerbit. 

Sehingga bisa dipastikan dari awal dan bukan sekedar mengirimkan naskah. Sebab tidak semua penerbit bisa dan bersedia membantu mengurus ISBN ke pihak Perpusnas. 

  1. Penulis Menerima ISBN Resmi 

Cara kedua untuk memastikan buku yang disusun terbit dengan ISBN atau E-ISBN adalah menerima ISBN atau E-ISBN tersebut. Biasanya dari pihak penerbit setela menerima ISBN dan E-ISBN dari Perpusnas akan diinformasikan ke penulis. 

Jadi, jika menerima informasi sudah menerima ISBN untuk buku yang diurus penerbitannya. Maka artinya buku tersebut terjamin terbit dengan ISBN. Jika tidak kunjung menerima informasi ini, maka bisa berinisiatif menghubungi penerbit. 

  1. ISBN Tercetak di Buku 

Cara ketiga, tentu saja dengan memastikan ISBN atau E-ISBN tercetak di buku yang sudah terbit. Sesuai penjelasan sebelumnya, ISBN pada buku cetak akan ditempatkan di sampul belakang. 

Sementara pada buku elektronik, E-ISBN masuk di halaman Hak Cipta atau halaman lain di awal buku tersebut. Silahkan di cek, dan jika tidak ada maka bisa konfirmasi ke pihak penerbit. 

Sebab bisa jadi ada kesalahan desain sampul maupun layout pada buku elektronik, kesalahan karena lupa mencantumkan ISBN, dan sebagainya. Namun, bisa juga resiko terburuknya pihak penerbit tidak mengurus ISBN. 

  1. Bisa Dicek Lewat Sistem Perpusnas RI 

Cara terakhir untuk memastikan buku yang disusun terbit dengan ISBN adalah bisa dicek. Dimana sekarang pengecekan ISBN maupun E-ISBN bisa dilakukan secara online. Salah satunya di laman resmi milik Perpusnas RI (https://isbn.perpusnas.go.id/landing_page/home). 

Melalui laman atau website resmi Perpusnas, terdapat menu ISBN. Melalui menu ini disediakan fitur pencarian berbasis kode ISBN, judul, maupun identitas lain dari buku. Silahkan masukkan identitas yang diketahui di kolom yang disediakan. 

Maka sistem akan menampilkan data atau metadata buku tersebut secara lengkap. Jika sistem tidak menampilkan data karena tidak ditemukan. Maka artinya buku tersebut tidak terbit dengan ISBN atau E-ISBN. 

Bagi penulis, terutama para dosen memastikan buku yang disusun terbit dengan ISBN sangat penting. Bagi dosen sendiri, ISBN ini membantu memenuhi BKD dan menunjang pemenuhan syarat kenaikan jabatan fungsional. 

Mendukung para dosen produktif menulis dan menerbitkan buku ber-ISBN meski sibuk dengan agenda akademik yang padat. Maka bisa menggunakan Layanan Parafrase dan Konversi KTI dari Parafrase Indonesia. Kemudian bisa dibantu proses penerbitan dan pengajuan ISBN resmi ke Perpusnas RI.

Bagikan artikel ini melalui

Leave a Reply

Cari Artikel Lainnya

Jangan Lewatkan!

Ebook Terbaru🔥