Apakah Anda sudah memahami informasi terkait sampel penelitian dalam riset ilmiah? Bagi Anda yang sedang mengerjakan riset ilmiah, sampel tentu menjadi salah satu instrumen yang tidak bisa dipisahkan dalam proses pengerjaannya.
Dalam artikel ini Parafrase Indonesia akan membagikan beberapa informasi terkait sampel penelitian, mulai dari pengertian, jenis, hingga teknik pengambilan yang bisa digunakan.
Pastikan untuk membaca artikel berikut hingga tuntas agar Anda bisa memahami informasi terkait sampel penelitian ini secara keseluruhan.
Daftar Isi
ToggleMengenal Sampel Penelitian
Secara umum, sampel bisa didefinisikan sebagai beberapa sumber data yang diambil dari populasi dalam sebuah penelitian ilmiah. Sederhananya, sampel merupakan bagian kecil dari populasi yang digunakan oleh seorang peneliti sebagai objek penelitian.
Meskipun menjadi bagian dari populasi, sampel ini harus mewakili keseluruhan sumber daya yang digunakan oleh seorang peneliti. Dengan demikian, hasil penelitian yang dihasilkan tetap bisa sesuai fakta dan valid.
Penggunaan sampel penelitian ini biasanya dipilih oleh seorang peneliti untuk mempermudah proses riset yang sedang dikerjakan. Apalagi jika populasi yang digunakan sebagai objek penelitian memiliki lingkup yang luas dan sulit untuk dijangkau.
Dengan menggunakan sampel, seorang peneliti tidak perlu mengumpulkan semua sumber data secara keseluruhan. Adanya sampel ini bisa menjadi representatif dan memastikan bahwa hasil penelitian bisa digeneralisasi ke populasi.
Agar bisa mendapatkan hasil yang sesuai, Anda juga mesti memahami apa saja ciri-ciri dari sampel yang baik. Setidaknya terdapat tiga ciri-ciri sampel yang baik untuk digunakan dalam riset ilmiah, yaitu.
a. Representatif dan mencerminkan karakteristik dari populasi yang menjadi objek penelitian.
b. Cukup besar untuk mendukung validitas dan reliabilitas dari hasil penelitian.
c. Sampel dipilih dengan teknik yang tepat serta bebas dari bias.
Jenis-Jenis Sampel Penelitian
Penggunaan sampel penelitian dalam riset ilmiah sebenarnya tidak hanya terdiri dari satu jenis saja. Sebab terdapat beberapa jenis sampel penelitian yang bisa digunakan oleh seorang peneliti, tergantung dengan tema bahasan risetnya masing-masing.
Secara umum, jenis sampel penelitian ini bisa dilihat dari dua hal berbeda, yakni.
1. Berdasarkan Teknik Pengambilan
Jenis sampel yang digunakan dalam riset ilmiah bisa dilihat berdasarkan teknik pengambilannya. Terdapat dua jenis sampel yang dipilih berdasarkan teknik pengambilannya, yaitu.
a. Probability Sampling atau Sampel Acak
Sampel acak merupakan sumber data yang setiap elemen dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih oleh seorang peneliti. Sampel jenis ini juga bisa dibagi ke beberapa bagian lainnya, seperti.
a.a. Simple Random Sampling: Pengambilan sampel yang dilakukan secara acak dan sederhana.
a.b. Stratified Sampling: Sampel yang diambil berdasarkan strata atau populasi dan dibagi menjadi kelompok tertentu.
a.c. Cluster Sampling: Sampel yang diambil berdasarkan kelompok atau wilayah tertentu.
a.d. Systematic Sampling: Sampel yang diambil secara sistematis dengan menggunakan interval tertentu/
b. Non-Probability Sampling atau Sampel Tidak Acak
Sampel tidak acak merupakan kebalikan dari jenis sebelumnya. Sampel jenis ini memungkinkan tidak semua elemen yang menjadi sumber data memiliki peluang yang sama untuk dipilih.
Jenis sampel ini juga bisa dipecah ke dalam beberapa bagian lainnya, seperti.
b.a. Convenience Sampling: Sampel yang diambil berdasarkan kemudahan.
b.b. Purposive Sampling: Sampel yang diambil berdasarkan tujuan atau kriteria tertentu.
b.c. Quota Sampling: Sampel yang berdasarkan pada jumlah kuota tertentu.
b.d. Snowball Sampling: Sampel yang dipilih berdasarkan rekomendasi dari responden sebelumnya.
2. Berdasarkan Ukuran
Jenis sampel penelitian juga bisa dilihat berdasarkan ukurannya. Terdapat dua jenis sampel yang bisa Anda gunakan dalam riset ilmiah jika dilihat dari ukurannya, yakni.
a. Sampel Kecil
Sampel kecil biasanya digunakan untuk riset ilmiah yang eksploratif.
b. Sampel Besar
Sampel besar digunakan oleh peneliti yang mengerjakan penelitian dengan generalisasi yang lebih luas.
Cara Menentukan Ukuran Sampel
Lalu bagaimana cara menentukan ukuran sampel yang tepat dalam riset ilmiah yang sedang Anda kerjakan? Setidaknya terdapat dua hal penting yang perlu Anda perhatikan dalam menentukan sampel penelitian yang tepat, yaitu.
1. Memperhatikan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ukuran Sampel
Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah memperhatikan faktor apa saja yang bisa memengaruhi ukuran sampel. Faktor-faktor yang bisa memengaruhi ukuran sampel dalam riset ilmiah di antaranya.
a. Ukuran Populasi
Makin besar ukuran populasi yang digunakan sebagai objek penelitian, maka akan makin besar pula jumlah sampel yang dibutuhkan.
b. Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan juga menjadi salah satu hal yang bisa memengaruhi ukuran sampel. Biasanya tingkat kepercayaan dari sebuah sampel bisa mencapai angka 90 persen, 95 persen, hingga 99 persen.
c. Margin of Error
Faktor berikutnya yang bisa memengaruhi ukuran sampel penelitian adalah margin of error atau rentang kesalahan yang masih diizinkan. Bisanya toleransi rentang kesalahan ini berkisar di angka 5 persen.
d. Variabilitas Data
Variabilitas data juga akan memengaruhi ukuran sampel yang digunakan dalam riset ilmiah. Sama seperti ukuran populasi, makin besar variabilitas dari sumber data yang digunakan, maka makin besar pula jumlah sampel yang dibutuhkan nantinya.
2. Menentukan Metode Perhitungan Ukuran Sampel
Setelah memperhatikan ukuran sampel, langkah berikutnya yang bisa Anda lakukan adalah menentukan metode perhitungan data yang akan digunakan untuk mengolah sumber data tersebut. Terdapat beberapa metode yang bisa Anda gunakan untuk melakukan perhitungan ukuran sampel, yakni.
a. Case Control
Case Control merupakan metode pengambilan sampel yang umumnya digunakan dalam riset ilmiah di bidang epidemiologi atau kesehatan.
b. Rumus Slovin
Rumus Slovin merupakan metode pengambilan yang digunakan dengan cara menghitung ukuran sampel dari populasi beserta margin of error-nya.
c. Tabel Krejcie-Morgan
Metode Tabel Krejcie-Morgan memungkinkan peneliti untuk menghitung ukuran sampel yang sesuai berdasarkan populasi yang digunakan dalam riset ilmiah.
d. Nomogram Harry King
Metode terakhir yang bisa digunakan untuk menghitung ukuran sampel adalah Nomogram Harry King. Metode ini berupa alat grafik yang memudahkan para peneliti untuk bisa menghitung ukuran sampel dengan lebih mudah dan praktis.
Teknik Pengambilan Sampel
Informasi terakhir yang bisa Anda dapatkan dalam artikel ini adalah teknik yang bisa digunakan dalam pengambilan sampel penelitian. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, terdapat dua jenis sampel yang bisa digunakan jika dilihat dari teknik pengambilannya, yakni sampel acak dan sampel tidak acak.
Setiap jenis sampel ini juga memiliki teknik pengambilan datanya tersendiri. Adapun teknik pengambilan sampel dari kedua jenis tersebut adalah.
1. Sampel Acak
Terdapat beberapa jenis teknik pengambilan yang bisa Anda gunakan untuk sampel acak, yaitu.
a. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling digunakan dengan cara memberikan nomor kepada setiap elemen populasi yang akan dipilih. Nantinya sumber data yang digunakan akan dipilih secara acak.
b. Stratified Sampling
Teknik pengambilan sampel ini akan membagi populasi ke dalam beberapa kelompok berbeda berdasarkan kriteria tertentu. Nantinya peneliti bisa mengambil sampel dari setiap kelompok tersebut.
Misalnya peneliti bisa memilih sampel siswa SMA berdasarkan kelas dan jurusannya, seperti IPA, IPS, atau Bahasa.
c. Cluster Sampling
Teknik ini memungkinkan peneliti untuk mengambil sampel berdasarkan kelompok atau wilayah tertentu. Contoh dari penerapan teknik ini adalah mengambil sampel rumah tangga di beberapa desa yang menjadi objek penelitian.
d. Systematic Sampling
Teknik pengambilan sampel ini memungkinkan peneliti untuk memilih sumber data berdasarkan interval tetap yang sudah ditetapkan. Misalnya peneliti bisa mengambil setiap orang ke-5 dalam daftar populasi yang digunakan.
2. Sampel Tidak Acak
Adapun teknik pengambilan untuk sampel tidak acak dalam riset ilmiah adalah.
a. Convenience Sampling
Teknik pengambilan sampel ini diambil dari elemen yang mudah diakses oleh seorang peneliti. Contohnya seorang peneliti bisa mengambil sumber data dari orang-orang yang tersedia di lokasi penelitian.
b. Purposive Sampling
Ketika menggunakan teknik ini, seorang peneliti akan memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan bidang penelitian. Misalnya Anda bisa memilih responden yang memiliki pengalaman relevan dengan tema bahasan riset ilmiah.
c. Quota Sampling
Quota Sampling digunakan dengan menentukan kuota tertentu dari sampel yang digunakan hingga terpenuhi. Contoh penerapan teknik ini adalah Anda bisa menggunakan 50 orang responden laki-laki dan 50 orang responden perempuan sebagai sampel penelitian.
d. Snowball Sampling
Teknik ini diterapkan ketika seorang peneliti mendapatkan rekomendasi sampel dari responden sebelumnya. Nantinya informasi dari responden sebelumnya inilah yang digunakan sebagai sampel berikutnya untuk mengumpulkan sumber data riset ilmiah.
Itulah informasi lengkap seputar sampel penelitian dalam riset ilmiah, mulai dari definisi, jenis-jenis, hingga teknik pengambilan.
Dapatkan lebih banyak informasi seputar penulisan dan penyusunan karya ilmiah dengan membaca artikel-artikel terbaru dari Parafrase Indonesia!