Masih kebingungan saat memilih topik buku referensi? Tak perlu khawatir!
Kali ini Parafrase Indonesia akan membagikan beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk menentukan tema bahasan buku referensi.
Yuk, simak selengkapnya berikut ini!
Daftar Isi
ToggleSekilas tentang Buku Referensi
Buku referensi merupakan karya ilmiah yang memiliki pembahasan cukup luas dalam suatu bidang keilmuan.
Topik yang luas ini membuat isi buku referensi menjadi sangat kompleks. Tak heran, jumlah halaman dalam buku ini akan jauh lebih tebal jika dibandingkan dengan buku hasil penelitian lainnya.
Ketika menerbitkan buku referensi, seorang dosen juga akan mendapat tambahan angka kredit maksimal sebesar 40 poin.
Jumlah ini juga lebih besar dibandingkan dengan publikasi ilmiah lainnya.
Jumlah angka kredit ini nantinya akan berpengaruh saat pengajuan kenaikan jabatan fungsional.
Secara tidak langsung, hal ini bisa menunjang peningkatan karier akademik sebagai dosen.
Cara Memilih Topik Buku Referensi
Topik atau tema bahasan merupakan bagian penting yang wajib dipikirkan oleh penulis dalam pengerjaan buku. Jika tidak memilih topik yang tepat, tentu Anda akan kesulitan memulai penulisan.
Nah, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menentukan topik buku referensi, yakni:
1. Analisis Kebutuhan Kurikulum
Pada dasarnya, buku referensi sering digunakan untuk keperluan akademik. Tidak jarang buku ini dijadikan sebagai bahan ajar dosen dalam memberikan materi saat kelas di kampus.
Oleh sebab itu, Anda bisa menganalisis kebutuhan kurikulum terlebih dahulu sebelum menentukan topik bahasan.
Hal ini bertujuan agar buku yang Anda buat bisa relevan dengan kurikulum perguruan tinggi.
Dalam hal ini, Anda bisa memperhatikan topik apa saja yang sekiranya sesuai dengan kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran di perguruan tinggi.
2. Identifikasi Kesenjangan Pengetahuan
Langkah kedua yang bisa Anda lakukan yakni mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan.
Artinya Anda bisa mencari topik-topik bahasan yang belum banyak dibahas oleh literatur ilmiah lain yang sudah ada.
Hal ini akan menghadirkan unsur kebaruan dalam karya ilmiah Anda.
Tips Menemukan Research Gap:
- Tips Menemukan Research Gap dengan Open Knowledge Maps
- 6 Cara Mencari Research Gap dalam Karya Tulis Ilmiah
- 4 Cara Menemukan Novelty Penelitian, Apa Saja?
- Perbedaan Novelty dan Research Gap
3. Perhatikan Perkembangan Terkini
Sebelum menyusun buku, Anda perlu memperhatikan situasi terkini yang tengah terjadi.
Misalnya Anda bisa memperhatikan apa saja kebaruan atau perkembangan yang ada di bidang inovasi, teori, teknologi, dan lainnya.
Anda bisa memilih topik berdasarkan perkembangan tersebut. Dengan demikian, karya yang Anda buat akan memiliki nilai tinggi serta relevan dengan situasi.
4. Perhatikan Tren Penelitian di Jurnal Akademik
Cara berikutnya yang bisa Anda lakukan adalah memperhatikan tren penelitian yang ada di jurnal akademik.
Cara ini bertujuan agar Anda bisa mengetahui tren penelitian terkini yang banyak dilakukan oleh akademisi lain di bidang keilmuan tertentu.
Memilih topik yang sesuai dengan tren penelitian nantinya akan berpengaruh dengan relevansi karya ilmiah yang Anda hasilkan.
5. Sesuaikan dengan Kompetensi
Meskipun banyak topik bahasan yang bisa dipilih untuk mengerjakan buku referensi, Anda mesti wajib memperhatikan kompetensi yang dimiliki. Pastikan topik bahasan yang dipilih sesuai dengan kemampuan dan keahlian Anda.
Jika penulis memilih topik bahasan yang sesuai dengan kompetensi, maka pembahasan buku tersebut akan lebih mendalam dan akurat.
Hal ini akan berpengaruh kepada kredibilitas karya ilmiah yang Anda hasilkan.
Baca Juga:
Cara Membuat Buku Referensi dari Hasil Penelitian
6. Pilih Topik yang Bisa Diuraikan Secara Sistematis
Pastikan Anda memilih pembahasan yang bisa diuraikan secara sistematis dalam penulisan nantinya.
Hal ini bertujuan agar informasi yang Anda sampaikan bisa mudah dipahami oleh para pembaca.
Dengan demikian, buku yang Anda terbitkan bisa memberikan dampak besar bagi kehidupan luas.
7. Perhatikan Ketersediaan Literatur
Anda juga perlu memperhatikan ketersediaan literatur ketika memilih topik bahasan dalam buku.
Sebab jika ketersediaan literatur tidak mumpuni, Anda akan mengalami kesulitan dalam menyusun karya ilmiah.
Literatur ilmiah ini diperlukan agar argumen yang Anda bahas memiliki landasan yang kuat.
Dengan demikian, informasi yang Anda jabarkan menjadi kredibel dan bisa dipertanggungjawabkan nantinya.
8. Potensi Menjadi Bahan Ajar di Banyak Institusi
Cara terakhir yang bisa Anda lakukan adalah melihat bahasan apa saja yang berpotensi menjadi bahan ajar di banyak institusi.
Hal ini akan berpengaruh pada sejauh mana dampak yang bisa diberikan oleh buku yang Anda buat.
Itulah delapan cara memilih topik bahasan yang bisa Anda coba ketika menyusun buku referensi.
Bagi Anda yang ingin menerbitkan buku referensi, tetapi terhalang oleh aktivitas yang padat sehingga tak memiliki waktu, tak perlu khawatir!
Parafrase Indonesia hadir untuk mendukung peningkatan karier akademik dosen. Melalui Layanan Parafrase Konversi, Anda cukup mengirimkan karya ilmiah (tesis, disertasi, artikel jurnal, dan naskah hasil penelitian lainnya), lalu tim Kami akan mengonversi tulisan Anda menjadi naskah buku referensi yang sesuai standar Dikti.
Anda juga tak perlu ragu dengan kualitas naskah karena karya ilmiah Anda akan ditangani oleh tim profesional bersertifikasi BNSP.
Kami juga akan memberi garansi hingga naskah Anda lolos ISBN. Sehingga, buku yang terbit bisa digunakan untuk memenuhi laporan BKD.
Jadi, tunggu apa lagi? Konversikan karya ilmiah Anda hari ini agar segera naik jabatan fungsional yang lebih tinggi!
Ingin informasi lebih lanjut? Kunjungi parafraseindonesia.com atau ikuti Instagram @parafraseindonesia!