Siapa saja nih, yang sedang melakukan sebuah penelitian? Apakah Anda merasa kesulitan atau belum mengetahui cara menemukan novelty ketika sedang mengerjakan sebuah penelitian?
Novelty merupakan salah satu unsur penting yang patut menjadi perhatian bagi seorang peneliti ketika sedang menjalankan sebuah riset.
Dalam artikel ini Parafrase Indonesia akan membagikan empat cara yang bisa Anda gunakan untuk menemukan novelty dalam sebuah penelitian.
Pastikan untuk membaca artikel ini hingga bagian akhir agar setiap informasi bisa Anda pahami secara keseluruhan.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Novelty Penelitian?
Novelty bisa diartikan sebagai sebuah kebaruan terhadap suatu hal yang sudah ada sebelumnya. Dengan demikian, novelty bisa dimaknai sebagai unsur kebaruan yang terdapat dalam sebuah riset yang dilakukan oleh seorang peneliti.
Unsur kebaruan ini mencakup berbagai hal, mulai dari pemilihan tema bahasan, sudut pandang yang digunakan, metode riset, dan hal-hal lainnya.
Penerapan novelty atau unsur kebaruan ini diperlukan bagi seorang peneliti ketika sedang melakukan sebuah riset. Novelty ini akan menjadi pembeda antara sebuah penelitian dengan riset-riset yang sudah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya.
Mengapa Novelty Penting dalam Penelitian?
Setiap penelitian yang dilakukan penting untuk menerapkan unsur novelty di dalamnya. Adanya unsur kebaruan ini akan membuat perkembangan bidang keilmuan tertentu menjadi tidak stagnan dan terus berkembang.
Jika peneliti hanya membahas tema itu-itu saja, maka tidak ada kebaruan yang bisa diketahui oleh masyarakat berdasarkan hasil riset tersebut.
Selain itu, ketika peneliti melakukan riset dengan tema berulang, maka besar potensi dirinya melakukan tindakan plagiarisme, khususnya self plagiarism.
Oleh sebab itu, penting bagi seorang peneliti untuk selalu menghadirkan unsur novelty dalam setiap penelitian yang sedang mereka kerjakan.
Selain menghadirkan kebaruan dan terhindar dari plagiarisme, novelty dalam penelitian juga bisa menunjukkan orisinalitas dari karya ilmiah Anda, sekaligus menjadi pembeda dengan riset-riset sebelumnya.
Jenis-Jenis Karya yang Membutuhkan Novelty
Penerapan unsur novelty dalam penelitian juga akan berpengaruh pada karya tulis ilmiah yang nantinya akan dihasilkan oleh seorang peneliti yang melakukan riset tersebut.
Karya tulis ilmiah ini bisa menjadi sarana publikasi bagi peneliti untuk menuliskan berbagai macam hasil temuannya ketika menjalankan sebuah riset. Dengan demikian, hasil riset yang sudah dia kerjakan bisa diketahui oleh banyak orang sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Berikut beberapa karya ilmiah yang biasanya menjadi sarana publikasi penelitian sehingga membutuhkan unsur novelty di dalamnya, yakni
1. Buku
Karya ilmiah pertama yang sering digunakan untuk publikasi hasil penelitian adalah buku. Buku menjadi salah satu karya tulis yang paling mudah untuk diakses, baik dalam bentuk fisik maupun digital jika dibandingkan dengan jenis lainnya.
Alasan inilah yang menjadi penyebab mengapa buku menjadi salah satu sarana publikasi yang tepat untuk menyebarkan hasil temuan dalam sebuah penelitian.
Bagi seorang peneliti, publikasi dalam bentuk buku bisa mendatangkan keuntungan secara ekonomis bagi dirinya dalam bentuk royalti. Adanya unsur novelty dalam publikasi untuk buku juga akan berpengaruh pada sisi ekonomi yang akan didapatkan seorang penulis.
Jika seorang penulis hanya menulis buku dengan tema yang serupa, maka pembaca bisa saja membeli beberapa karya tulis saja karena tidak adanya unsur kebaruan dalam setiap tulisan tersebut.
Cara Mudah Menyusun Karya Ilmiah:
- 5 Struktur Artikel Jurnal, dari Judul hingga Daftar Pustaka
- 8 Cara Membuat Artikel Jurnal, Apa Saja?
- Contoh Artikel Jurnal Ilmiah, Lengkap dengan Pengertian, Ciri-Ciri, dan Jenisnya
- 3 Contoh Pendahuluan Artikel Jurnal, Lengkap dengan Unsur-Unsur, Aspek Penting, dan Cara Membuat
- 7 Cara Membuat Artikel Jurnal dari Skripsi, Apa Saja?
2. Artikel Jurnal
Artikel jurnal merupakan karya kedua yang membutuhkan unsur novelty di dalamnya. Selain buku, jurnal juga menjadi salah satu pilihan yang sering digunakan oleh seorang penulis untuk mempublikasikan hasil riset yang sudah mereka kerjakan.
Terlebih, panjang tulisan artikel jurnal yang tidak sebanyak buku memungkinkan peneliti untuk mempublikasikan hasil penelitiannya dalam waktu singkat. Meski demikian, panjang tulisan yang singkat ini juga menjadi alasan mengapa unsur novelty sangat dibutuhkan dalam penulisan artikel jurnal.
Sebab seorang peneliti akan memiliki batasan kata dalam menyampaikan hasil penelitiannya. Jika tidak ada kebaruan dalam riset yang dilakukan, maka artikel jurnal yang dihasilkan tidak akan berbeda dengan tulisan-tulisan yang sudah terbit sebelumnya.
3. Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Karya terakhir yang membutuhkan novelty dalam penulisannya adalah tugas akhir, seperti skripsi, tesis, dan disertasi. Tugas akhir ini dibutuhkan bagi setiap mahasiswa untuk bisa lulus studi di jenjang perguruan tinggi.
Jika Anda tidak bisa menghadirkan unsur novelty dalam penulisan tugas akhir tersebut, biasanya dosen pembimbing akan menolak bahasan yang diajukan dan meminta untuk mencari tema lainnya yang dikerjakan nantinya.
Cara Menemukan Novelty Penelitian
Setelah mengetahui informasi terkait novelty, hal berikutnya yang penting untuk Anda ketahui adalah cara menemukan unsur kebaruan ini ketika melakukan sebuah penelitian.
Dengan menggunakan unsur kebaruan ini, penelitian yang akan Anda kerjakan bisa memiliki perbedaan dengan riset-riset yang sudah dilakukan sebelumnya.
Adapun beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk menemukan novelty dalam melakukan penelitian adalah.
1. Memilih Tema Bahasan yang Dikuasai
Cara pertama yang bisa Anda lakukan agar bisa menemukan novelty dalam penelitian adalah memilih tema bahasan yang dikuasai. Anda bisa menentukan tema yang akan diteliti sesuai dengan bidang keilmuan yang dikuasai.
Misalnya, ketika Anda menekuni bidang ilmu sejarah, maka tema bahasan yang akan diteliti bisa sesuai dengan keilmuan tersebut. Terlebih pada masing-masing bidang keilmuan tersebut biasanya juga akan ada penjurusan yang lebih spesifik lagi.
Contohnya ketika menjadi mahasiswa di jurusan ilmu sejarah, maka Anda bisa memilih peminatan sesuai dengan apa yang ingin ditekuni, seperti sejarah seni, sejarah sosial, sejarah politik, dan lainnya.
Dengan memilih tema yang Anda kuasai, maka semakin besar potensi adanya unsur novelty dalam riset yang dilakukan.
2. Menentukan Topik dari Bidang yang Disukai
Selain menentukan tema bahasan dari keilmuan yang dikuasai, Anda juga bisa memilih pembahasan yang akan diteliti berdasarkan bidang yang disukai.
Setiap peneliti biasanya akan memiliki bidang-bidang tertentu yang menarik minatnya untuk diteliti lebih lanjut. Dengan memilih tema bahasan dari bidang yang disukai, maka Anda akan lebih mudah dalam menjalani proses riset yang akan dilakukan.
Hal ini bisa berdampak baik pada proses penelitian yang Anda lakukan dan bisa menghadirkan unsur kebaruan pada hasil riset tersebut nantinya.
3. Melakukan Research Gap
Anda juga bisa melakukan research gap agar bisa menemukan unsur novelty pada penelitian yang akan dilakukan. Research gap atau celah kosong merupakan proses di mana seorang peneliti mencari kekurangan yang terdapat pada penelitian yang sudah ada sebelumnya.
Celah kosong ini biasanya terdapat pada pembahasan yang belum diulas secara mendalam oleh seorang peneliti yang melakukan riset yang sudah ada tersebut. Anda bisa memanfaatkan celah kosong ini untuk diangkat menjadi tema bahasan yang akan diteliti nantinya.
Dengan demikian, penelitian yang Anda lakukan sudah pasti memberikan unsur kebaruan dan berbeda dengan riset sebelumnya, serta mengisi kekurangan yang terdapat pada karya ilmiah tersebut.
4. Melakukan Studi Literatur dari Penelitian Terdahulu
Cara terakhir yang bisa Anda lakukan untuk menemukan novelty dalam sebuah penelitian adalah dengan melakukan studi literatur secara maksimal terlebih dahulu.
Anda bisa membaca penelitian sebelumnya yang membahas tema serupa dengan bahasan yang akan diteliti. Setelah itu, Anda bisa membandingkan masing-masing riset yang membahas tema serupa tersebut.
Dari perbandingan ini Anda akan bisa menemukan perbedaan pada masing-masing penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai tema bahasan dalam riset yang dilakukan.
Jangan lupa untuk mencantumkan studi literatur ini pada bagian tinjauan pustaka secara lengkap agar penelitian yang Anda lakukan memiliki sumber yang kredibel.
Selain itu, penggunaan studi literatur dalam tinjauan pustaka ini juga berguna untuk menegaskan bahwa penelitian yang Anda lakukan memiliki perbedaan dengan riset-riset yang sudah ada sebelumnya.
5. Eksplorasi Populasi atau Sampel Baru
Melakukan penelitian pada populasi atau sampel yang berbeda dari penelitian sebelumnya juga bisa menghasilkan novelty. Misalnya, menerapkan teori yang sama pada kelompok usia, budaya, atau wilayah geografis yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang baru.
Itulah lima cara yang bisa Anda gunakan untuk menemukan novelty dalam sebuah penelitian. Sudah tidak bingung lagi untuk menemukan unsur kebaruan dalam menjalankan sebuah riset bukan?
Yuk, baca artikel-artikel selanjutnya di parafraseindonesia.com dan follow Instagram @parafraseindonesia untuk mendapatkan tips serta informasi menarik lainnya!