Tahukah Anda bagaimana cara mengetahui jurnal predator? Bagi Anda yang ingin melakukan publikasi karya tulis ilmiah mesti memahami cara mengetahui jurnal predator ini.
Hal ini bertujuan agar setiap dosen bisa terhindar untuk melakukan publikasi di penerbit tersebut. Sebab banyak dampak negatif yang nantinya bisa didapatkan oleh seorang dosen maupun akademisi ketika menerbitkan artikel ilmiah di jurnal predator.
Dalam artikel ini Parafrase Indonesia akan membagikan informasi terkait cara mengetahui jurnal predator ini. Selain itu, Anda juga bisa mendapatkan informasi lain yang berkaitan dengan jurnal predator, mulai dari uraian umum hingga tanda-tandanya.
Oleh sebab itu, pastikan untuk membaca artikel berikut ini hingga bagian akhir agar Anda bisa mendapatkan setiap informasi terkait jurnal predator secara keseluruhan.
Daftar Isi
ToggleUraian Umum Terkait Jurnal Predator
Baru-baru ini lembaga pendidikan Indonesia tengah dihebohkan karena adanya temuan kasus guru besar di beberapa institusi yang tidak sesuai dengan ketentuan pada umumnya.
Beberapa guru besar yang ada di berbagai kampus di Indonesia disinyalir mendapatkan jabatan fungsional dosen ini dengan cara yang tidak wajar.
Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah publikasi dari dosen dengan gelar guru besar tersebut. Dosen guru besar ini memiliki jumlah publikasi yang tidak wajar jika dilogikakan dengan prosedur yang biasanya diterapkan.
Salah satu indikasi dari kecurigaan ini merujuk kepada dosen-dosen tersebut yang menerbitkan artikel ilmiah di jurnal predator. Lantas apa sebenarnya yang dimaksud dengan jurnal predator tersebut?
Jurnal predator merupakan salah satu media publikasi yang bisa Anda temui pada saat ini. Akan tetapi, Anda mesti berhati-hati ketika menemukan jurnal predator tersebut.
Sebab isi dari jurnal predator ini tidak bisa dipertanggungjawabkan dalam dunia akademik. Hal ini disebabkan karena jurnal predator hanya berorientasi pada keuntungan dan profit saja, sehingga mengabaikan prosedur yang mesti dilewati dalam publikasi ilmiah.
Pengabaian ini membuat proses seleksi artikel di jurnal predator bisa berlangsung dengan cepat. Oleh karena itu, tidak heran jurnal predator bisa banyak melakukan publikasi ilmiah dalam waktu yang singkat.
Meskipun demikian, Anda mesti menghindari penerbit yang terindikasi sebagai jurnal predator ini. Sebab banyak dampak negatif yang bisa Anda dapatkan nantinya ketika melakukan publikasi ilmiah di jurnal tersebut.
Proses seleksi yang tidak wajar akan membuat artikel yang terbit di jurnal predator bisa terindikasi plagiarisme. Jika hal ini terjadi kepada Anda, bisa dipastikan reputasi sebagai seorang dosen maupun akademisi akan rusak begitu saja dalam dunia akademik.
Sebab plagiarisme merupakan dosa besar yang tidak boleh dilakukan dalam dunia ilmiah. Sekali saja karya yang Anda hasilkan terindikasi plagiarisme, maka akan sulit untuk mengembalikan reputasi baik di masa yang akan datang.
Tanda-Tanda Jurnal Predator
Sebelum memahami cara mengetahui jurnal predator, Anda juga mesti tahu tanda-tanda dari penerbit yang satu ini. Dengan mengetahui tanda-tanda tersebut, Anda bisa berhati-hati dalam memilih media publikasi dari karya tulis ilmiah yang sudah dikerjakan.
Adapun tanda-tanda dari jurnal predator yang bisa Anda ketahui adalah:
1. Tampilan Situs Web Jurnal yang Buruk
Jurnal predator biasanya memiliki tampilan situs web yang buruk. Anda akan menemukan banyak kekurangan ketika mengakses situs jurnal tersebut.
Selain itu, situs web jurnal predator biasanya juga tercantum iklan di dalamnya, yang mana bisa menjadi pemasukan tambahan bagi penerbit tersebut.
2. Proses Penyuntingan yang Cepat
Proses penyuntingan di jurnal predator juga lebih cepat jika dibandingkan dengan prosedur biasanya. Normalnya proses penyuntingan bisa berlangsung selama berbulan-bulan.
Akan tetapi, jurnal predator bisa melakukan proses penyuntingan yang jauh lebih cepat dari waktu normalnya.
3. Isi Jurnal yang Tidak Beraturan
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, proses penyuntingan yang cepat membuat isi jurnal predator menjadi tidak beraturan. Hal ini membuat kualitas dari jurnal predator tersebut menjadi rendah dan tidak bisa dipertanggung jawabkan.
4. Biaya Publikasi yang Mahal dan Tidak Masuk Akal
Jurnal predator biasanya juga menerapkan biaya publikasi yang tinggi bagi setiap penulis yang ingin menerbitkan karya ilmiah. Hal ini akan mendatangkan kerugian finansial bagi setiap penulis yang akan mempublikasikan artikel ilmiah di jurnal predator tersebut.
Ketahui Biaya Publikasi Jurnal:
- Biaya Publikasi Jurnal SINTA, Lengkap dengan Manfaat dan Cara Menerbitkan
- Biaya Publikasi Jurnal Scopus Beserta Faktor yang Memengaruhi
- Biaya Publikasi Jurnal hingga Faktor-Faktor yang Memengaruhinya
- Cara Publikasi Jurnal Gratis Nasional dan Internasional
- Cara Memilih Jurnal untuk Publikasi Ilmiah
5. Tidak Ada Waktu Terbit yang Jelas
Waktu terbit dari jurnal predator juga tidak memiliki jadwal yang jelas. Biasanya setiap jurnal memiliki jadwal publikasi yang jelas setiap tahunnya.
Jika Anda menemukan penerbit yang melakukan publikasi di waktu yang tidak beraturan, hindari untuk menerbitkan artikel ilmiah di media tersebut karena bisa terindikasi sebagai jurnal predator.
6. Mencakup Banyak Bidang Keilmuan Berbeda
Tanda-tanda terakhir dari jurnal predator adalah mencakup banyak bidang keilmuan yang berbeda-beda. Padahal biasanya sebuah jurnal hanya membahas ruang lingkup dari satu bidang keilmuan saja dalam setiap publikasinya.
Cara Mengetahui Jurnal Predator
Informasi terakhir yang bisa Anda dapatkan dalam artikel ini adalah cara mengetahui jurnal predator. Terdapat empat cara yang bisa Anda lakukan untuk mengetahui apakah sebuah penerbit termasuk dalam jurnal predator atau tidak, yakni:
1. Melalui PAK Dikti
Cara pertama yang bisa Anda lakukan untuk mengetahui jurnal predator adalah melalui PAK Dikti. PAK atau Pangkalan Angka Kredit merupakan situs dari Dikti untuk melihat angka kredit dari seorang dosen.
Pada situs ini Anda akan menemukan daftar jurnal yang tidak diakui angka kredit ketika melakukan publikasi di penerbit tersebut.
2. Melalui Profil Editor in Chief
Anda juga bisa mengecek jurnal predator lewat Profil Editor in Chief. Adapun tahapan yang bisa Anda lakukan ketika menggunakan cara ini adalah:
- Buka editorial board pada situs jurnal yang akan Anda jadikan sebagai tempat publikasi artikel ilmiah.
- Periksa siapa saja pengisi jabatan editor in chief jurnal tersebut.
- Salin nama editor tersebut, kemudian cari di Scopus untuk menemukan profilnya.
- Dari hasil pencarian Anda bisa melihat riwayat publikasi dari editor tersebut. Jika riwayat publikasi yang dimiliki kredibel dan mumpuni, maka penerbitan tersebut bisa terhindar dari jurnal predator.
- Jika hasil pencarian menunjukkan catatan khusus, seperti hasil publikasi yang sudah discontinued di Scopus, maka bisa dicurigai editor tersebut sudah tidak kredibel lagi. Anda bisa berhati-hati karena bisa saja penerbit tersebut merupakan jurnal predator.
- Jika nama editor tidak ditemukan, bisa dipastikan bahwa penerbit tersebut merupakan jurnal predator.
3. Melalui Situs Beall List
Cara berikutnya yang bisa Anda lakukan untuk mengetahui jurnal predator adalah lewat situs Beall List. Anda bisa mengakses situs ini dengan mengunjungi laman https://beallslist.net/.
Di laman tersebut Anda akan menemukan daftar penerbit yang terindikasi sebagai jurnal predator. Hindari untuk menerbitkan artikel ilmiah di jurnal tersebut agar Anda tidak mendapatkan dampak negatif nantinya.
4. Melalui Situs Predatory Journal
Cara terakhir yang bisa Anda lakukan untuk mengetahui jurnal predator adalah dengan mengakses situs Predatory Journal. Anda bisa mengunjungi situs ini lewat laman https://predatoryjournals.org/.
Sama seperti Beall List, Anda juga bisa mendapatkan daftar penerbit yang terindikasi sebagai jurnal predator ketika mengakses situs Predatory Journal.
Itulah beberapa cara untuk mengetahui jurnal predator saat hendak melakukan publikasi.
Selain publikasi karya ilmiah dalam bentuk jurnal, Anda juga bisa menerbitkan hasil penelitian menjadi buku berkualitas, loh!
Hanya dengan Layanan Parafrase Konversi, cukup siapkan karya ilmiah Anda (skripsi, tesis, disertasi, atau hasil penelitian lainnya), lalu tim profesional bersertifikasi BNSP dari Parafrase Indonesia akan mengubah karya ilmiah Anda menjadi buku ber-ISBN yang sesuai standar Dikti.
Setelah itu, Anda bisa mengajukan buku tersebut saat pelaporan BKD guna menunjang percepatan karier Anda sebagai dosen.
Tunggu apa lagi? Yuk, konversikan karya ilmiah Anda dan raih jabatan fungsional yang lebih baik!