Impact Factor Jurnal yang Bagus untuk Publikasi, Seperti Apa?

impact factor jurnal yang bagus

Impact factor jurnal yang bagus merupakan salah satu hal penting untuk diperhatikan oleh para peneliti.

Sebab, hal ini berkaitan dengan seberapa besar dampak publikasi ilmiah terhadap ilmu pengetahuan maupun khalayak luas.

Dalam artikel kali ini, Parafrase Indonesia akan mengulas beberapa informasi terkait impact factor jurnal yang bagus untuk sebuah publikasi.

Oleh karena itu, pastikan untuk membaca artikel ini hingga bagian akhir agar bisa mendapatkan setiap informasi secara keseluruhan!

Impact Factor Jurnal yang Bagus

Secara umum, impact factor atau IF bisa diartikan sebagai penilaian terhadap faktor dampak yang diberikan oleh sebuah publikasi ilmiah.

Standar penilaian ini dibuat oleh Institute of Scientific Information atau ISI. Penilaian faktor dampak dilihat berdasarkan jumlah publikasi seorang akademisi dalam jangka waktu tertentu.

Biasanya jumlah publikasi yang dinilai ini merupakan karya ilmiah yang terbit jangka waktu dua tahun. Dari total publikasi inilah akan diketahui seberapa besar impact factor yang diberikan oleh karya ilmiah dalam jangka waktu tersebut.

Faktor utama yang menjadi penilaian impact factor adalah banyaknya sitasi yang didapatkan oleh karya tulis tersebut.

Jumlah sitasi menunjukkan seberapa banyak publikasi yang sudah Anda kerjakan menjadi rujukan atas penelitian yang dilakukan oleh akademisi lain.

Makin tinggi jumlah sitasi yang didapatkan, maka akan makin tinggi pula nilai impact factor yang didapatkan oleh publikasi tersebut. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada posisi publikasi yang sudah Anda terbitkan dalam dunia akademik.

Tingginya nilai IF dari publikasi ilmiah bisa menjadi patokan kualitas dan kredibilitas karya tulis tersebut. Selain itu, IF yang baik secara tidak langsung juga bisa mengangkat nama Anda di dunia akademik sebagai pakar dan ahli dari bidang ilmu yang digeluti.

Tips Menulis Artikel Ilmiah pada Jurnal Bereputasi dan Impact Factor Tinggi

Dari penjelasan di atas bisa Anda lihat bahwa banyak dampak baik yang diperoleh ketika publikasi ilmiah mendapat impact factor yang tinggi.

Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk memikirkan faktor yang satu ini dalam proses penulisan karya ilmiah, agar hasil publikasi tersebut bisa memberikan dampak yang besar.

Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan nilai IF yang tinggi ini adalah dengan melakukan publikasi ilmiah di jurnal bereputasi.

Jurnal bereputasi tentu menjadi pilihan banyak peneliti yang ingin mencari sumber rujukan untuk riset yang sedang mereka kerjakan.

Ketika artikel ilmiah yang Anda buat berhasil terbit di jurnal bereputasi, potensi karya tulis tersebut ditemukan oleh banyak peneliti lain tentu akan makin besar.

Adapun terdapat beberapa tips yang bisa Anda terapkan ketika menulis artikel ilmiah agar bisa tembus jurnal bereputasi dan mendapatkan impact factor tinggi, yakni:

1. Memperhatikan Detail Penulisan

Hal pertama yang mesti Anda lakukan adalah memperhatikan detail dalam proses pengerjaan karya ilmiah.

Misalnya, Anda perlu melihat petunjuk penulisan artikel ilmiah. Sebab penulisan artikel ilmiah tentu berbeda dengan tulisan populer yang ada di media lainnya.

Selain itu, Anda juga perlu untuk memperhatikan tata bahasa yang digunakan dalam penulisan tersebut, mulai dari ejaan, tidak ada typo, dan lain sebagainya.

1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

Sebaik apa pun hasil riset yang Anda kerjakan tidak akan bisa berdampak besar jika penulisannya berantakan dan tidak sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Menghindari Tindakan Plagiarisme

Tips berikutnya yang bisa Anda terapkan agar publikasi ilmiah mendapatkan IF yang tinggi adalah menghindari plagiarisme. Tindakan plagiarisme merupakan dosa besar yang tidak boleh dilakukan dalam dunia akademik.

Jika Anda ketahuan melakukan hal tersebut, maka karier sebagai seorang dosen maupun akademisi akan tercoreng. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk memperhatikan ketentuan penulisan dengan jelas agar terhindar dari plagiarisme.

Salah satu cara yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari tindakan plagiarisme adalah selalu mencantumkan sumber rujukan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah dengan jelas.

Akan tetapi, Anda tidak boleh asal copy paste dan harus melakukan parafrase agar informasi yang Anda tuliskan tidak sama persis dengan yang tertera di sumber rujukan.

Namun, parafrase secara manual memang sangat memakan waktu dan kerap menjadi tantangan. Terlebih, bagi dosen yang memiliki kesibukan padat.

Meski begitu, Anda tak perlu khawatir! Parafrase Indonesia hadir untuk mendampingi para peneliti maupun dosen untuk menghasilkan karya yang berkualitas.

Melalui Layanan Parafrase Similarity, Anda cukup mengirimkan naskah, kemudian tim Kami akan memparafrase karya ilmiah Anda secara manual (bukan AI).

Tak perlu khawatir soal kualitas karena naskah Anda ditangani oleh tim profesional bersertifikasi BNSP.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera turunkan plagiarisme hari ini agar karya Anda segera terpublikasi!

Simak Tips Menurunkan Plagiarisme:

3. Mencari Jurnal Q1 Bereputasi untuk Publikasi Ilmiah

Tips terakhir yang bisa Anda lakukan adalah mencari jurnal dengan peringkat Q1 sebagai media publikasi. Anda bisa memprioritaskan jurnal Q1 agar publikasi ilmiah yang dihasilkan berpotensi mendapat IF tinggi.

Hal ini disebabkan karena jurnal yang memiliki peringkat tinggi atau bereputasi akan lebih mudah masuk dalam database ilmiah yang kredibel, seperti Scopus dan Web of Science.

Dengan demikian, potensi publikasi ilmiah Anda ditemukan dan digunakan sebagai rujukan akan jauh lebih besar.

Kelebihan dan Kekurangan Impact Factor

Meskipun menunjukkan dampak yang dihasilkan oleh sebuah publikasi ilmiah, sebenarnya terdapat kelebihan maupun kekurangan dari penggunaan impact factor dalam dunia ilmiah.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari standar penilaian yang satu ini adalah:

1. Kelebihan Impact Factor

Berikut beberapa kelebihan dari impact factor jurnal, yakni:

a. Mudah Diakses

Kelebihan pertama dari impact factor adalah mudah diakses oleh siapa saja. Banyak media yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui nilai IF dari sebuah publikasi ilmiah, seperti CiteScore, SCImago Journal Rank, Journal Impact Factor, dan sejenisnya.

b. Gambaran Terkait Reputasi Sebuah Publikasi Ilmiah

Nilai IF juga bisa memberikan gambaran terkait reputasi dari sebuah publikasi ilmiah. Makin tinggi nilai IF yang didapatkan oleh sebuah publikasi, maka akan berbanding lurus dengan reputasi yang dimilikinya.

c. Acuan untuk Rujukan Ilmiah

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, nilai IF ini juga bisa menjadi acuan bagi para peneliti untuk mencari rujukan ilmiah. Nilai IF ini menunjukkan seberapa sering publikasi ilmiah tersebut digunakan sebagai rujukan oleh penelitian lainnya.

Hal ini tentu bisa menambah keyakinan bagi peneliti lain untuk menggunakan publikasi tersebut sebagai sumber rujukan dalam riset yang mereka kerjakan.

d. Perangkingan Publikasi Ilmiah

Kelebihan terakhir dari nilai IF adalah menjadi patokan dalam perangkingan publikasi ilmiah. Perangkingan ini juga akan menunjukkan seberapa besar kualitas dan kredibilitas yang dimiliki oleh masing-masing publikasi ilmiah tersebut.

2. Kekurangan Impact Factor

Adapun beberapa kekurangan dari impact factor jurnal adalah:

a. Mengedepankan Kuantitas Sitasi

Kekurangan pertama dari impact factor adalah mengedepankan kuantitas jumlah sitasi sebagai standar penilaiannya. Publikasi ilmiah yang memiliki banyak sitasi otomatis akan memiliki nilai dampak yang tinggi.

Sebaliknya, publikasi ilmiah yang memiliki sedikit sitasi akan dianggap tidak memiliki dampak yang signifikan. Secara tidak langsung, publikasi dengan jumlah sitasi banyak akan dianggap lebih berkualitas.

Padahal sitasi bukanlah satu-satunya indikasi yang menentukan kualitas dari sebuah publikasi ilmiah. Terlebih tidak setiap publikasi ilmiah mendapatkan perhatian dan sorotan yang sama antara satu sama lain.

b. Kemungkinan Adanya Bias Pengutipan

Masih berkaitan dengan sitasi, penggunaan nilai IF juga memungkinkan adanya bias dalam pengutipan. Bisa saja jumlah kutipan yang banyak tersebut berasal dari self-citation yang dilakukan oleh seorang peneliti.

Selain itu, penggunaan bahasa juga akan menentukan banyaknya jumlah sitasi dari sebuah publikasi ilmiah.

Misalnya, publikasi ilmiah dengan bahasa Inggris tentu akan lebih banyak dirujuk jika dibandingkan dengan karya tulis yang menggunakan pengantar bahasa daerah.

c. Hanya Fokus pada Database Ilmiah Tertentu

Nilai IF juga hanya melihat jurnal-jurnal yang terindeks di database ilmiah tertentu, seperti Scopus atau Web of Science. Jurnal-jurnal yang tidak terindeks database ini tentu memiliki peluang yang kecil untuk mendapatkan nilai IF yang tinggi.

d. Hanya Menampilkan Dampak dari Periode Waktu Tertentu

Kekurangan terakhir dari nilai IF adalah hanya menampilkan dampak dari periode waktu tertentu. Seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, penilaian IF ini berdasarkan publikasi dalam jangka waktu dua tahun saja.

Artinya dampak yang diberikan oleh publikasi ilmiah tersebut hanya berdasarkan pada periode itu saja, tidak untuk jangka waktu seterusnya.

Itulah informasi lengkap terkait impact factor jurnal yang bagus untuk publikasi ilmiah beserta kelebihan dan kekurangannya.

Selain publikasi dalam bentuk jurnal, Anda juga bisa menerbitkan hasil penelitian menjadi buku berkualitas, loh!

Hanya dengan Layanan Parafrase Konversi, Anda cukup menyiapkan karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, atau hasil penelitian lainnya), lalu tim profesional bersertifikasi BNSP dari Parafrase Indonesia akan mengubah karya ilmiah Anda menjadi buku ber-ISBN yang sesuai standar Dikti.

Setelah itu, Anda bisa mengajukan buku tersebut saat pelaporan BKD guna menunjang percepatan karier Anda sebagai dosen.

Tunggu apa lagi? Yuk, konversikan karya ilmiah Anda dan raih jabatan fungsional yang lebih baik!

Bagikan artikel ini melalui

Picture of Irfan Jumadil Aslam
Irfan Jumadil Aslam
Irfan Jumadil Aslam mulai menulis, khususnya sebagai SEO Content Writer sejak September 2022. Memiliki minat khusus pada tema bahasan sejarah, budaya, dan olahraga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *