Impact Factor Jurnal yang Bagus untuk Publikasi, Seperti Apa?

impact factor jurnal yang bagus

Apakah Anda sudah mengetahui impact factor jurnal yang bagus untuk sebuah publikasi ilmiah? Ketika mengerjakan sebuah publikasi ilmiah, penting bagi Anda untuk memperhatikan impact factor ini dalam proses pengerjaannya.

Sebab impact factor ini berkaitan dengan seberapa besar dampak yang diberikan oleh publikasi ilmiah yang sudah Anda kerjakan. Dampak yang diberikan publikasi ilmiah ini tidak hanya terbatas dalam ruang lingkup keilmuan tertentu saja, tetapi juga untuk khalayak yang lebih luas lainnya.

Kali ini Parafrase Indonesia akan mengulas beberapa informasi terkait impact factor jurnal yang bagus untuk sebuah publikasi. Tidak hanya ini, Anda juga akan mendapatkan informasi terkait kelebihan dan kekurangan dari impact factor jurnal tersebut.

Oleh karena itu, pastikan untuk membaca artikel ini hingga bagian akhir agar Anda bisa mendapatkan setiap informasi secara keseluruhan. Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut terkait impact factor jurnal yang bagus untuk publikasi ilmiah?

Impact Factor Jurnal yang Bagus

Sebelum mengetahui informasi ini lebih jauh, Anda mesti memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan impact factor dalam publikasi ilmiah.

Secara umum, impact factor atau IF bisa diartikan sebagai penilaian terhadap faktor dampak yang diberikan oleh sebuah publikasi ilmiah.

Standar penilaian ini dibuat oleh Institute of Scientific Information atau ISI. Penilaian faktor dampak ini akan dilihat berdasarkan jumlah publikasi seorang akademisi dalam jangka waktu tertentu.

Biasanya jumlah publikasi yang dinilai ini merupakan karya tulis ilmiah yang terbit jangka waktu dua tahun. Nantinya dari total jumlah publikasi inilah akan diketahui seberapa besar impact factor yang diberikan oleh sebuah karya ilmiah dalam jangka waktu tersebut.

Faktor utama yang menjadi penilaian impact factor sebuah publikasi ilmiah adalah banyaknya jumlah sitasi yang didapatkan oleh karya tulis tersebut.

Jumlah sitasi akan menunjukkan seberapa banyak publikasi ilmiah yang sudah Anda kerjakan menjadi rujukan atas penelitian yang dilakukan oleh akademisi lain.

Makin tinggi jumlah sitasi yang didapatkan, maka akan makin tinggi pula nilai impact factor yang didapatkan oleh publikasi ilmiah tersebut. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada posisi publikasi ilmiah yang sudah Anda terbitkan dalam dunia akademik.

Tingginya nilai IF dari publikasi ilmiah ini bisa menjadi patokan kualitas dan kredibilitas dari karya tulis tersebut. Selain itu, nilai IF yang baik secara tidak langsung juga bisa mengangkat nama Anda di dunia akademik sebagai pakar dan ahli dari bidang ilmu yang digeluti.

Tips Menulis Artikel Ilmiah pada Jurnal Bereputasi dan Impact Factor Tinggi

Dari penjelasan di atas bisa Anda lihat bahwa banyak dampak baik yang didapatkan ketika publikasi ilmiah mendapatkan impact factor yang tinggi.

Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk memikirkan faktor yang satu ini dalam proses penulisan karya tulis ilmiah, agar hasil publikasi nantinya bisa memberikan dampak yang besar.

Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk mendapatkan nilai IF yang tinggi ini adalah dengan melakukan publikasi ilmiah di jurnal yang bereputasi.

Jurnal bereputasi tentu menjadi pilihan banyak peneliti yang ingin mencari sumber rujukan untuk riset yang sedang mereka kerjakan.

Ketika artikel ilmiah yang Anda buat berhasil terbit di jurnal bereputasi, potensi karya tulis tersebut ditemukan oleh banyak peneliti lain tentu akan makin besar.

Bukan tidak mungkin publikasi ilmiah di jurnal bereputasi ini menjadi gerbang awal agar hasil riset Anda digunakan sebagai sitasi dan rujukan oleh karya tulis lainnya.

Terdapat beberapa tips yang bisa Anda terapkan ketika menulis artikel ilmiah agar bisa tembus jurnal bereputasi dan mendapatkan impact factor tinggi, yakni:

1. Memperhatikan Detail Penulisan

Hal pertama yang mesti Anda lakukan adalah memperhatikan detail dalam proses pengerjaan karya tulis ilmiah. Banyak hal yang bisa Anda perhatikan berkaitan dengan detail penulisan ini.

1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

Misalnya Anda perlu melihat secara petunjuk penulisan artikel ilmiah. Sebab penulisan artikel ilmiah tentu berbeda dengan tulisan populer yang ada di media lainnya.

Selain itu, Anda juga perlu untuk memperhatikan tata bahasa yang digunakan dalam penulisan tersebut, mulai dari ejaan, tidak salah ketik, dan lainnya.

Sebaik apa pun hasil riset yang Anda kerjakan tidak akan bisa memberikan dampak besar jika penulisan yang dilakukan berantakan dan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Menghindari Tindakan Plagiarisme

Tips berikutnya yang bisa Anda terapkan dalam proses penulisan agar publikasi ilmiah mendapatkan nilai IF yang tinggi adalah menghindari tindakan plagiarisme. Tindakan plagiarisme merupakan dosa besar yang tidak boleh dilakukan dalam dunia akademik.

Jika Anda ketahuan melakukan tindakan plagiarisme, maka karir sebagai seorang dosen maupun akademisi akan menjadi tercoreng. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk memperhatikan ketentuan penulisan dengan jelas agar terhindar dari tindakan yang satu ini.

Salah satu cara yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari tindakan plagiarisme adalah selalu mencantumkan sumber rujukan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah dengan jelas.

Selain itu, Anda juga mesti melakukan parafrase agar informasi yang didapatkan dari sebuah sumber tidak sama persis dengan apa yang tertera di publikasi ilmiah lainnya tersebut.

Bagi Anda yang memiliki kesulitan dalam melakukan parafrase ini, bisa memanfaatkan Jasa Parafrase Penurunan Similarity dari Parafrase Indonesia.

Dengan memanfaatkan jasa layanan ini, Anda akan bisa menghemat waktu produktif tanpa perlu khawatir dengan hasil parafrase dari naskah karya ilmiah yang sudah dikerjakan.

Simak Tips Menurunkan Plagiarisme:

3. Mencari Jurnal Q1 Bereputasi untuk Publikasi Ilmiah

Tips terakhir yang bisa Anda lakukan adalah mencari jurnal dengan peringkat Q1 sebagai media publikasi. Anda bisa memprioritaskan jurnal Q1 ini agar publikasi ilmiah yang dihasilkan bisa berpotensi mendapatkan nilai IF yang tinggi.

Hal ini disebabkan karena jurnal yang memiliki peringkat tinggi atau bereputasi akan lebih mudah masuk ke dalam database ilmiah yang kredibel, seperti Scopus dan Web of Science.

Dengan demikian, potensi publikasi ilmiah Anda ditemukan dan digunakan sebagai rujukan akan jauh lebih besar.

Kelebihan dan Kekurangan Impact Factor

Meskipun menunjukkan dampak yang dihasilkan oleh sebuah publikasi ilmiah, sebenarnya terdapat kelebihan maupun kekurangan dari penggunaan impact factor dalam dunia ilmiah.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari standar penilaian yang satu ini adalah:

1. Kelebihan Impact Factor

Berikut ini beberapa kelebihan dari impact factor jurnal, yakni:

a. Mudah Diakses

Kelebihan pertama dari impact factor adalah mudah diakses oleh siapa saja. Banyak media yang bisa Anda gunakan untuk mengetahui nilai IF dari sebuah publikasi ilmiah, seperti CiteScore, SCImago Journal Rank, Journal Impact Factor, dan sejenisnya.

b. Gambaran Terkait Reputasi Sebuah Publikasi Ilmiah

Nilai IF juga bisa memberikan gambaran terkait reputasi dari sebuah publikasi ilmiah. Makin tinggi nilai IF yang didapatkan oleh publikasi ilmiah, maka akan berbanding lurus dengan reputasi yang dimilikinya.

c. Acuan untuk Rujukan Ilmiah

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, nilai IF ini juga bisa menjadi acuan bagi para peneliti untuk mencari rujukan ilmiah. Nilai IF ini menunjukkan seberapa sering publikasi ilmiah tersebut digunakan sebagai rujukan oleh penelitian lainnya.

Hal ini tentu bisa menambah keyakinan bagi para peneliti lain untuk menggunakan publikasi ilmiah dengan nilai IF yang tinggi sebagai sumber rujukan dalam riset yang mereka kerjakan.

d. Perangkingan Publikasi Ilmiah

Kelebihan terakhir dari nilai IF adalah menjadi patokan dalam perangkingan publikasi ilmiah. Perangkingan ini juga akan menunjukkan seberapa besar kualitas dan kredibilitas yang dimiliki oleh masing-masing publikasi ilmiah tersebut.

2. Kekurangan Impact Factor

Adapun beberapa kekurangan dari impact factor jurnal adalah:

a. Mengedepankan Kuantitas Sitasi

Kekurangan pertama dari impact factor adalah mengedepankan kuantitas jumlah sitasi sebagai standar penilaiannya. Publikasi ilmiah yang memiliki banyak sitasi otomatis akan memiliki nilai dampak yang tinggi.

Sebaliknya, publikasi ilmiah yang memiliki sedikit sitasi akan dianggap tidak memiliki dampak yang signifikan. Secara tidak langsung, publikasi dengan jumlah sitasi banyak akan dianggap lebih berkualitas.

Padahal sitasi bukanlah satu-satunya indikasi yang menentukan kualitas dari sebuah publikasi ilmiah. Terlebih tidak setiap publikasi ilmiah mendapatkan perhatian dan sorotan yang sama antara satu sama lain.

b. Kemungkinan Adanya Bias Pengutipan

Masih berkaitan dengan sitasi, penggunaan nilai IF juga memungkinkan adanya bias dalam pengutipan. Bisa saja jumlah kutipan yang banyak tersebut berasal dari self-citation yang dilakukan oleh seorang peneliti.

Selain itu, penggunaan bahasa juga akan menentukan banyaknya jumlah sitasi dari sebuah publikasi ilmiah.

Misalnya, publikasi ilmiah dengan bahasa Inggris tentu akan lebih banyak dirujuk jika dibandingkan dengan karya tulis yang menggunakan pengantar bahasa daerah.

c. Hanya Fokus pada Database Ilmiah Tertentu

Nilai IF juga hanya melihat jurnal-jurnal yang terindeks di database ilmiah tertentu, seperti Scopus atau Web of Science. Jurnal-jurnal yang tidak terindeks database ini tentu memiliki peluang yang kecil untuk mendapatkan nilai IF yang tinggi.

d. Hanya Menampilkan Dampak dari Periode Waktu Tertentu

Kekurangan terakhir dari nilai IF adalah hanya menampilkan dampak dari periode waktu tertentu. Seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, penilaian IF ini berdasarkan publikasi dalam jangka waktu dua tahun saja.

Artinya dampak yang diberikan oleh publikasi ilmiah tersebut hanya berdasarkan pada periode itu saja, tidak untuk jangka waktu seterusnya.

Itulah informasi lengkap terkait impact factor jurnal yang bagus untuk publikasi ilmiah beserta kelebihan dan kekurangannya.

Selain publikasi dalam bentuk jurnal, Anda juga bisa menerbitkan hasil penelitian menjadi buku berkualitas, loh!

Hanya dengan Layanan Parafrase Konversi, Anda cukup menyiapkan karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi, atau hasil penelitian lainnya), lalu tim profesional bersertifikasi BNSP dari Parafrase Indonesia akan mengubah karya ilmiah Anda menjadi buku ber-ISBN yang sesuai standar Dikti.

Setelah itu, Anda bisa mengajukan buku tersebut saat pelaporan BKD guna menunjang percepatan karier Anda sebagai dosen.

Tunggu apa lagi? Yuk, konversikan karya ilmiah Anda dan raih jabatan fungsional yang lebih baik!

Bagikan artikel ini melalui

Picture of Irfan Jumadil Aslam
Irfan Jumadil Aslam
Irfan Jumadil Aslam mulai menulis, khususnya sebagai SEO Content Writer sejak September 2022. Memiliki minat khusus pada tema bahasan sejarah, budaya, dan olahraga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *