Apa itu hipotesis penelitian dalam sebuah riset ilmiah? Pertanyaan ini mungkin sering terlintas ketika Anda ingin mengerjakan sebuah penelitian ilmiah.
Ketika mengerjakan sebuah riset, hipotesis tentu menjadi salah satu bagian penting yang tidak boleh terlewat begitu saja. Lantas apa sebenarnya yang dimaksud dengan hipotesis penelitian tersebut?
Daftar Isi
ToggleApa Itu Hipotesis?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata hipotesis didefinisikan sebagai, “Sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar.” Sederhananya, hipotesis bisa diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara dari sebuah objek yang ingin diketahui.
Jika ditarik dalam konteks riset ilmiah, hipotesis penelitian bisa dipahami sebagai jawaban sementara dari seorang peneliti atas objek bahasan yang dia teliti. Nantinya hipotesis ini akan dibuktikan lewat hasil riset yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tersebut.
Hasil pembuktian inilah yang nantinya akan menjawab apakah hipotesis yang dirumuskan pada awalnya memang sebuah kebenaran atau tidak. Oleh sebab itu, adanya hipotesis ini cukup penting dipikirkan seorang peneliti agar proses riset yang dia kerjakan bisa terstruktur dan terarah nantinya.
Jenis-Jenis Hipotesis Penelitian
Secara garis besar, terdapat dua jenis hipotesis yang digunakan dalam riset ilmiah, yakni.
1. Hipotesis Tanpa Arah atau Dua Arah
Hipotesis tanda arah atau dua arah merupakan dugaan yang berisi pernyataan atas hubungan dari variabel yang diteliti tanpa menjelaskan arahnya secara detail. Artinya hipotesis ini hanya menjelaskan hubungan dari variabel riset saja tanpa menunjukkan maksud atau arah bahasan dari hubungan tersebut, baik dalam hal positif maupun negatif.
2. Hipotesis Satu Arah
Sebaliknya, hipotesis satu arah adalah dugaan yang menunjukkan arah hubungan dari variabel yang digunakan dalam riset ilmiah. Arah hubungan ini akan menunjukkan kondisi dari variabel-variabel yang digunakan dalam riset ilmiah tersebut.
Macam-Macam Hipotesis Berdasarkan Bentuknya
Hipotesis dalam riset ilmiah juga memiliki bentuk yang berbeda-beda. Perbedaan dari masing-masing bentuk hipotesis ini terletak pada penerapannya dalam proses pengerjaan riset ilmiah tersebut.
Secara umum, terdapat tiga macam bentuk hipotesis yang sering digunakan peneliti dalam sebuah riset ilmiah, yaitu.
1. Hipotesis Relasional atau Asosiatif
Hipotesis relasional atau asosiatif adalah jawaban sementara yang didapatkan atas hubungan dari dua variabel atau lebih. Artinya hipotesis akan didapatkan oleh seorang peneliti setelah mencari hubungan antara dua variabel dalam sebuah topik bahasan tertentu.
2. Hipotesis Deskriptif
Bentuk kedua dari hipotesis dalam riset ilmiah adalah hipotesis deskriptif. Hipotesis jenis ini bisa diartikan sebagai jawaban dari hubungan antarvariabel yang digunakan dalam riset ilmiah secara implisit.
Dalam penerapannya, hipotesis deskriptif tidak mencari secara detail hubungan antarvariabel yang digunakan. Hipotesis ini lebih berfokus pada karakteristik atau kondisi dari objek yang digunakan dalam riset ilmiah.
Penerapan ini membuat hipotesis deskriptif bisa memberikan gambaran umum dari tema bahasan yang diteliti dalam riset ilmiah.
3. Hipotesis Komparatif
Bentuk terakhir dari hipotesis dalam riset ilmiah adalah hipotesis komparatif. Seperti namanya, hipotesis ini bisa diartikan sebagai jawaban sementara atau dugaan yang didapatkan dari perbandingan variabel yang digunakan dalam riset ilmiah.
Hipotesis ini akan menunjukkan apakah ada perbedaan dari variabel yang digunakan tersebut. Informasi inilah yang nantinya bisa diolah secara mendalam dalam riset ilmiah yang dikerjakan oleh seorang peneliti.
Contoh Hipotesis Sesuai Bentuknya
Berikut ini beberapa contoh penerapan hipotesis sesuai dengan bentuknya, yakni.
1. Hipotesis Relasional atau Asosiatif
Adapun contoh hipotesis relasional atau asosiatif dalam beberapa bidang keilmuan adalah.
A. Bidang Pendidikan
Kasus: Pengaruh tingkat kesulitan soal ujian terhadap waktu pengerjaan siswa.
Hipotesis Asosiatif: Semakin tinggi tingkat kesulitan soal ujian, semakin lama waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan ujian.
Penjelasan: Hipotesis ini mengasumsikan bahwa ada hubungan antara tingkat kesulitan soal dengan waktu pengerjaan siswa. Semakin sulit soal, maka siswa akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berpikir dan menjawab.
B. Bidang Kesehatan
Kasus: Hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dengan tingkat obesitas pada remaja.
Hipotesis Asosiatif: Semakin sering seseorang mengonsumsi makanan cepat saji, semakin tinggi risiko obesitas yang dialaminya.
Penjelasan: Hipotesis ini menunjukkan adanya kemungkinan hubungan antara konsumsi makanan cepat saji yang tinggi dengan peningkatan berat badan dan risiko obesitas.
C. Bidang Ekonomi
Kasus: Hubungan antara tingkat pendidikan dengan pendapatan.
Hipotesis Asosiatif: Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi pula pendapatan yang diperolehnya.
Penjelasan: Hipotesis ini menunjukkan adanya kemungkinan hubungan positif antara tingkat pendidikan dengan peluang mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi.
2. Hipotesis Deskriptif
Berikut contoh penerapan hipotesis deskriptif dalam penelitian ilmiah, yakni.
A. Bidang Pendidikan
Kasus: Tingkat minat baca siswa SMA di kota X.
Hipotesis Deskriptif: Sebagian besar siswa SMA di kota X lebih menyukai membaca novel dibandingkan buku non-fiksi.
Penjelasan: Hipotesis ini bertujuan untuk menggambarkan preferensi bacaan siswa SMA di kota X tanpa membandingkannya dengan faktor lain.
B. Bidang Psikologi
Kasus: Tingkat stres mahasiswa semester akhir.
Hipotesis Deskriptif: Mahasiswa semester akhir cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa semester awal.
Penjelasan: Hipotesis ini ingin menggambarkan kondisi psikologis mahasiswa semester akhir tanpa membandingkannya dengan faktor lain.
C. Bidang Sosiologi:
Kasus: Penggunaan media sosial di kalangan remaja.
Hipotesis Deskriptif: Sebagian besar remaja di kota Z menghabiskan waktu lebih dari 2 jam sehari untuk menggunakan media sosial.
Penjelasan: Hipotesis ini bertujuan untuk menggambarkan kebiasaan penggunaan media sosial di kalangan remaja.
3. Hipotesis Komparatif
Contoh penerapan hipotesis komparatif dalam riset ilmiah adalah.
A. Bidang Pendidikan
Kasus: Perbandingan prestasi belajar siswa yang mengikuti program bimbingan belajar dengan siswa yang tidak mengikuti program bimbingan belajar.
Hipotesis Komparatif: Siswa yang mengikuti program bimbingan belajar akan memiliki rata-rata nilai ujian yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang tidak mengikuti program bimbingan belajar.
Penjelasan: Hipotesis ini membandingkan dua kelompok siswa (yang mengikuti bimbingan belajar dan yang tidak) berdasarkan variabel prestasi belajar.
B. Bidang Psikologi
Kasus: Perbedaan tingkat stres antara karyawan yang bekerja dari rumah dan karyawan yang bekerja di kantor.
Hipotesis Komparatif: Karyawan yang bekerja dari rumah akan mengalami tingkat stres yang lebih rendah dibandingkan karyawan yang bekerja di kantor.
Penjelasan: Hipotesis ini membandingkan dua kelompok karyawan berdasarkan variabel tempat kerja dan tingkat stres.
C. Bidang Kesehatan:
Kasus: Efektivitas dua jenis obat dalam menurunkan kadar kolesterol.
Hipotesis Komparatif: Obat A akan lebih efektif dalam menurunkan kadar kolesterol dibandingkan obat B pada pasien dengan kondisi yang sama.
Penjelasan: Hipotesis ini membandingkan efektivitas dua jenis obat dalam mencapai tujuan yang sama, yaitu menurunkan kadar kolesterol.
Hubungan Variabel dalam Hipotesis
Informasi terakhir yang bisa Anda dapatkan dalam artikel ini adalah hubungan adanya variabel dalam sebuah hipotesis. Dari penjelasan di atas bisa Anda lihat bahwa variabel merupakan salah satu faktor penting yang banyak diulas dalam membuat hipotesis.
Hal ini disebabkan karena variabel memang memegang peranan penting dalam menghasilkan sebuah hipotesis. Variabel yang Anda gunakan nantinya bisa membentuk hipotesis yang dihasilkan dalam proses pengerjaan ilmiah.
Tidak hanya itu, penggunaan variabel dalam penelitian ini hanya bisa dibuktikan lewat hipotesis. Tanpa adanya hipotesis, seorang peneliti tidak akan bisa memahami hubungan dari variabel yang dia teliti dalam sebuah riset ilmiah.
Itulah penjelasan lengkap terkait hipotesis penelitian dalam sebuah riset ilmiah.
Dapatkan informasi lebih lengkap tentang penelitian dan penyusunan karya ilmiah dengan membaca artikel-artikel terbaru dari Parafrase Indonesia!