Perbedaan Novelty dan Research Gap

perbedaan novelty dan research gap

Tahukah Anda apa saja perbedaan antara novelty dan research gap dalam sebuah penelitian? Novelty dan research gap merupakan dua unsur yang wajib dimiliki oleh seorang peneliti dalam melakukan sebuah penelitian.

Hal ini bertujuan agar hasil penelitian yang akan dikerjakan memiliki perbedaan dengan riset-riset lainnya. Bagi Anda yang belum mengetahui perbedaan antara novelty dan research gap tidak perlu khawatir.

Kali ini Parafrase Indonesia akan menjelaskan tentang perbedaan novelty dan research gap dalam sebuah penelitian.

Sebelum mengetahui perbedaan ini lebih lanjut, simak terlebih dahulu penjelasan definisi dari novelty dan research gap pada bagian berikut.

Definisi Novelty dan Research Gap

Novelty dan research gap merupakan unsur yang digunakan oleh para peneliti agar riset yang mereka kerjakan memiliki perbedaan dengan hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya.

Secara umum, novelty bisa diartikan sebagai sebuah kebaruan dalam proses penelitian. Kebaruan ini bisa berkaitan dengan berbagai hal yang ada dalam sebuah penelitian, baik dalam bentuk tema atau topik pembahasan, metode yang digunakan dalam riset, sudut pandang, dan lainnya.

Unsur kebaruan ini penting dimiliki oleh seorang peneliti agar riset yang dia kerjakan bisa mendukung bidang ilmu tersebut. Di sisi lain, research gap merupakan cara yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk menemukan kekurangan atau pembahasan yang belum lengkap dari penelitian yang sudah ada sebelumnya.

Research gap dikenal juga dengan sebutan celah kosong atau celah penelitian. Para peneliti bisa memanfaatkan kekurangan yang ada pada penelitian sebelumnya dan menjadikannya tema bahasan dalam riset yang akan dilakukan.

Hasil riset yang menggunakan research gap ini memungkinkan untuk melengkapi informasi yang terdapat pada penelitian yang sudah dikerjakan peneliti lain sebelumnya. Sebenarnya, research gap bisa disebut sebagai bagian dari novelty dalam sebuah penelitian.

Jika Anda menerapkan research gap dalam sebuah penelitian, secara tidak langsung hasil riset yang dikerjakan nantinya juga memiliki unsur novelty di dalamnya.

Jenis-Jenis Novelty dan Research Gap

Terdapat beberapa jenis novelty dan research gap yang bisa Anda gunakan dalam proses penelitian, yakni:

1. Jenis-Jenis Novelty

Berikut ini beberapa jenis novelty dalam proses pengerjaan penelitian, yakni:

a. Invention Novelty

Jenis pertama kebaruan yang bisa digunakan dalam sebuah penelitian adalah invention novelty. Invention novelty bisa diartikan sebagai temuan baru yang melakukan perubahan dasar dalam proses penelitiannya, seperti dalam hal teori maupun prinsip yang sudah ada sebelumnya.

Penerapan invention novelty ini akan membuat riset yang akan Anda kerjakan menjadi benar-benar baru dan belum pernah ada sebelumnya. Meski demikian, cara ini cukup sulit untuk diterapkan peneliti ketika melakukan sebuah riset.

b. Improvement Novelty

Improvement novelty merupakan jenis kedua yang bisa Anda terapkan untuk menggunakan unsur kebaruan dalam sebuah penelitian. Seperti namanya, jenis ini bertujuan untuk meningkatkan atau mengembangkan penelitian yang sudah ada sebelumnya.

Anda bisa menerapkan jenis ini dengan cara membandingkan setiap riset yang sudah pernah dikerjakan oleh peneliti lainnya. Pengembangan ini bisa menjadi sebuah unsur kebaruan yang Anda hadirkan dalam penelitian yang akan dikerjakan nantinya.

c. Refutation Novelty

Jenis terakhir dari unsur kebaruan yang ada dalam penelitian adalah refutation novelty. Ketika menggunakan jenis ini, peneliti akan menguji teori yang sudah ada sebelumnya dengan menghadirkan penemuan baru dalam riset yang dia kerjakan.

Jika Anda ingin menggunakan jenis ini dalam proses penelitian, maka pastikan untuk memiliki wawasan yang cukup terlebih dahulu agar hasil riset nantinya bisa dipertanggung jawabkan.

Pahami Cara Mudah Membuat Karya Ilmiah:

2. Jenis-Jenis Research Gap

Terdapat beberapa jenis research gap yang bisa digunakan peneliti dalam proses pengerjaan riset, seperti:

a. Theoretical Gap

1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

Jenis ini digunakan ketika seorang peneliti menemukan kekurangan terhadap teori yang digunakan dalam penelitian sebelumnya. Hal ini bisa saja terjadi karena adanya keterbatasan teori yang digunakan dalam riset sebelumnya tersebut.

b. Evidence Gap

Para peneliti juga bisa menggunakan evidence gap dalam melakukan sebuah penelitian. Jenis ini digunakan ketika peneliti menemukan adanya kesenjangan dalam hal bukti penelitian dalam riset sebelumnya.

c. Population Gap

Jenis berikutnya dari research gap dalam sebuah penelitian adalah population gap. Population gap bisa digunakan oleh seorang peneliti dengan memperhatikan jangkauan luas populasi yang terdapat dalam riset yang sudah ada.

d. Empirical Gap

Kekurangan berikutnya yang bisa Anda temukan dalam sebuah penelitian adalah empirical gap. Jenis ini berkaitan dengan adanya fenomena empiris dan inkonsistensi dalam hasil riset sebelumnya.

e. Knowledge Gap

Anda juga bisa menggunakan knowledge gap dalam sebuah penelitian. Jenis ini mirip dengan unsur novelty, di mana seorang peneliti akan mencari suatu bahasan yang belum pernah dibahas dalam riset lainnya.

f. Practical-knowledge Gap

Jenis research gap yang satu ini berkaitan dengan kegiatan atau metode yang belum terpenuhi dalam riset sebelumnya.

g. Methodological Gap

Jenis research gap terakhir yang bisa Anda gunakan dalam sebuah penelitian adalah methodological gap yang berkaitan dengan keterbatasan metodologi dalam hasil riset yang sudah dikerjakan oleh peneliti lainnya.

Perbedaan Novelty dan Research Gap

Meskipun sama-sama berfungsi untuk menghadirkan perbedaan dalam sebuah penelitian dengan riset sebelumnya, sebenarnya terdapat beberapa perbedaan antara novelty dan research gap dalam penerapannya.

Adapun beberapa poin perbedaan antara novelty dan research gap yang bisa Anda ketahui adalah:

1. Fokus

Perbedaan pertama antara novelty dan research gap terletak pada fokus kedua unsur tersebut. Ketika ingin menghadirkan novelty dalam sebuah penelitian, maka Anda akan berfokus untuk menampilkan unsur kebaruan dalam penelitian tersebut.

Bukan tidak mungkin Anda bisa menghadirkan tema bahasan yang belum pernah digunakan oleh peneliti lain sebelumnya. Di sisi lain, ketika menerapkan research gap, maka Anda akan berfokus pada kekurangan yang terdapat dalam penelitian yang sudah ada sebelumnya.

Kekurangan inilah yang nantinya akan Anda gunakan sebagai tema bahasan dalam sebuah penelitian. Dengan demikian, tema besar yang Anda kerjakan mungkin tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya, tetapi menjawab kekurangan yang belum dibahas dalam riset tersebut.

2. Proses Penemuan

Perbedaan berikutnya yang bisa Anda ketahui antara novelty dan research gap terletak pada proses penemuannya. Ketika menemukan unsur novelty, Anda bisa saja memikirkan tema bahasan yang belum pernah digunakan oleh peneliti lainnya.

Untuk memastikan hal tersebut, Anda bisa mencari tema bahasan yang ingin diteliti pada mesin pencari untuk menemukan publikasi riset lainnya, seperti menggunakan Google Scholar atau sejenisnya.

Jika tema yang Anda cari belum dikerjakan oleh peneliti lain, maka hal tersebut sudah memenuhi unsur novelty dalam riset yang akan dikerjakan. Sementara itu untuk menemukan research gap, Anda mesti melakukan studi literatur terlebih dahulu.

Studi literatur ini memungkinkan Anda untuk membaca berbagai macam hasil riset dengan tema bahasan serupa. Dari hasil bacaan inilah nantinya Anda akan menemukan kekurangan yang belum dibahas secara lengkap dalam hasil riset tersebut.

3. Hasil Penelitian

Perbedaan terakhir antara novelty dan research gap bisa Anda lihat pada hasil penelitian yang menerapkan kedua unsur tersebut. Ketika seorang peneliti menerapkan unsur novelty dalam penelitiannya, maka hasil riset yang sudah dikerjakan akan benar-benar baru dan berbeda dengan karya ilmiah lainnya.

Bisa jadi hasil riset yang Anda lakukan dengan unsur novelty ini menjadi karya ilmiah baru yang belum pernah dibahas oleh peneliti sebelumnya. Di sisi lain, hasil penelitian dari research gap bisa melengkapi riset-riset yang sudah ada sebelumnya.

Dengan adanya hasil penelitian yang menerapkan unsur research gap ini, maka kekurangan yang ada pada karya tulis ilmiah sebelumnya bisa dilengkapi dengan riset tersebut.

Itulah beberapa perbedaan antara novelty dan research gap dalam sebuah penelitian. Ikuti terus setiap artikel terbaru yang ada di Parafrase Indonesia agar Anda bisa mendapatkan informasi bermanfaat lainnya.

Dapatkan informasi dan tips menarik lainnya dengan membaca artikel-artikel parafraseindonesia.com dan follow Instagram @parafraseindonesia.

Bagikan artikel ini melalui

Picture of Irfan Jumadil Aslam
Irfan Jumadil Aslam
Irfan Jumadil Aslam mulai menulis, khususnya sebagai SEO Content Writer sejak September 2022. Memiliki minat khusus pada tema bahasan sejarah, budaya, dan olahraga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *