Self Plagiarism: Pengertian, Contoh, dan Tips Menghindarinya

Self Plagiarism

Apakah Anda pernah mendengar istilah self plagiarism? Bagi Anda yang sedang menggeluti dunia tulis-menulis mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah yang satu ini.

Self plagiarism atau plagiasi diri sendiri merupakan salah satu tindakan yang termasuk dalam kategori plagiarisme. Tindakan ini sangat dilarang untuk dilakukan oleh seorang penulis, sebab hasil karya yang diciptakan dengan cara plagiarisme akan bisa merugikan banyak pihak.

Simak ulasan tentang self plagiarism dalam artikel berikut agar Anda bisa memahami hal ini secara detail dan rinci, mulai dari pengertian, contoh, hingga tips menghindarinya.

Apa Itu Self Plagiarism?

Plagiarisme merupakan salah satu tindakan di mana seseorang mengambil, menjiplak, hingga mencatut karya orang lain tanpa izin maupun mencantumkan sumber asalnya dan menjadikannya seolah-olah menjadi milik sendiri. Namun, plagiarisme ternyata tidak hanya berkaitan dengan pengambilan karya orang lain saja.

Anda juga bisa melakukan tindakan plagiarisme ketika mengambil karya-karya yang pernah dibuat sebelumnya tanpa menuliskan sumber asalnya. Hal inilah yang dikenal dengan istilah self plagiarism.

Self plagiarism adalah tindakan di mana seseorang mendaur ulang karya yang pernah dia tulis untuk dipublikasikan sebagai sebuah karya yang baru. Perilaku ini kerap pula disebut dengan plagiarisme diri sendiri. Tidak hanya itu, pelaku self plagiarism juga bisa menerbitkan berbagai karya yang sama dalam jangka waktu yang berbeda.

Self Plagiarism dan Plagiarisme

Meskipun self plagiarism termasuk dalam tindakan plagiarisme, sebenarnya terdapat sedikit perbedaan antara kedua hal tersebut. Pada dasarnya, plagiarisme merupakan tindakan ketika seseorang mengambil tulisan, gagasan, hingga ide dari karya orang lain.

Di sisi lain, plagiarisme diri sendiri lebih kepada tindakan seseorang menerbitkan sebuah karya tulis yang sama di dua tempat berbeda. Misalnya, ketika Anda sudah menyelesaikan sebuah tulisan karya ilmiah, kemudian tulisan tersebut dikirimkan ke dua penerbit berbeda tanpa sepengetahuan pihak yang bersangkutan.

Hal ini akan menjadi masalah, seperti hak cipta kepemilikan karya ketika tulisan tersebut diterbitkan oleh dua penerbit yang berbeda. Oleh sebab itu, plagiarisme diri sendiri menjadi tindakan yang dilarang dan tidak boleh dilakukan oleh penulis dalam menciptakan sebuah karya.

Jenis-Jenis Self Plagiarism

Terdapat beberapa jenis self plagiarism dalam sebuah karya tulis, yakni:

1. Text Recycling

Jenis pertama self plagiarism yang bisa Anda ketahui adalah text recycling.

Text recycling merupakan tindakan ketika seorang penulis menggunakan karya tulis sebelumnya yang sudah pernah terbit untuk sebuah tujuan baru.

Contoh dari jenis self plagiarism ini adalah menerbitkan karya tulis lama di media baru tanpa mencantumkan sumber asal sebelumya.

Beberapa kriteria sebuah karya tulis bisa termasuk dalam kategori ini adalah identik dengan sumber tulisan sebelumnya, tidak mencantumkan sumber referensi, serta menggunakan karya yang sama dengan penulis yang mengerjakan sebuah tulisan.

2. Redundant and Duplicate Publication

Redundant and duplicate publication merupakan jenis plagiarisme diri sendiri yang sering dijumpai dalam dunia penulisan karya ilmiah. Jenis plagiasi yang satu ini dimaksudkan ketika seorang penulis mengirimkan karya yang sama ke berbagai macam penerbit.

Misalnya ketika seorang penulis menyelesaikan sebuah karya, dia akan mengirimkan hasil tulisan tersebut ke berbagai lembaga penerbit, seperti Jurnal A, Jurnal B, Jurnal C, dan seterusnya.

3. Salami Slicing atau Data Fragmentation

Jenis terakhir dari self plagiarism adalah Salami Slicing atau Data Fragmentation.

Salami Slicing atau Data Fragmentation merupakan tindakan seorang penulis memecah sebuah karya tulis menjadi beberapa tulisan yang berbeda. Biasanya, hal ini bisa dilihat ketika seorang penulis menciptakan beberapa karya tulis dengan tema bahasan yang sama persis.

Meski pada bagian tertentu akan ada perbedaan antara satu karya dengan karya lainnya, tetapi besar kemungkinan akan ada penulisan yang sama persis antara kedua tulisan tersebut.

Contoh Self Plagiarism di Indonesia

Kasus self plagiarism ini sebenarnya pernah menghebohkan dunia akademik Indonesia pada beberapa tahun silam.

1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

Pada 2020 lalu, salah satu calon Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Muryanto Amin sempat terganjal dugaan pelanggaran kasus self plagiarism.

Hal ini berakibat pada terganjalnya status Muryanto Amin untuk menjadi Rektor USU, meskipun sudah unggul dalam pemilihan yang dilaksanakan pada 3 Desember 2020 silam.

Sanksi Hukum Pelaku Self Plagiarism

Perlu Anda ketahui bahwa plagiarisme diri sendiri maupun tindakan plagiarisme lainnya merupakan salah satu tindak pidana yang diatur dalam Undang-undang.

Landasan hukum tentang tindakan self plagiarism ini sendiri termasuk dalam kategori yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (UU Hak Cipta).

Selain itu, aturan tentang tindakan plagiarisme ini juga diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Berdasarkan aturan tersebut, pelaku tindakan self plagiarism dan plagiarisme bisa mendapatkan sanksi berupa kurungan penjara selama maksimal dua tahun atau denda sebesar Rp200 juta.

Tips Menghindari Self Plagiarism

Dari penjelasan di atas, bisa Anda lihat bahwa sanksi yang diterima oleh pelaku self plagarism ini tidak main-main. Para pelaku bisa dijatuhi hukuman denda hingga kurungan penjara dalam jangka waktu tertentu.

Oleh sebab itu, Anda harus berhati-hati agar tidak terjebak melakukan tindakan ini.

Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan agar Anda bisa terhindar dari perilaku self plagiarism, yakni:

1. Melakukan Riset Mendalam Sebelum Menulis

Riset merupakan satu hal kunci dalam membuat sebuah tulisan. Jika Anda bisa melakukan riset yang baik, maka proses menulis akan lebih mudah untuk dilakukan nantinya.

Sebab, ketika melakukan riset Anda akan mengumpulkan berbagai sumber rujukan yang dibutuhkan untuk mendukung penulisan, sehingga akan lebih leluasa ketika menulis nantinya.

Cara Mudah Menemukan Referensi:

2. Memperhatikan Penulisan Kutipan

Terkadang, seseorang tidak sadar telah melakukan plagiarisme ketika sedang menulis. Hal ini terjadi ketika seorang penulis tidak menerapkan tata cara penulisan yang benar dalam tulisan yang sedang dibuat.

Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah tidak menuliskan kutipan dengan benar. Terkadang, seseorang lupa mencantumkan tanda kutip ketika menuliskan sebuah kalimat langsung.

Jika sudah demikian, maka skor plagiarisme dari karya yang Anda tulis bisa menunjukkan angka persentase yang tinggi.

Sebab, kalimat langsung akan ditulis apa adanya sesuai dengan ucapan dari narasumber tanpa ada parafrase atau penyesuaian penulisan dari seorang penulis.

3. Memparafrase Sumber yang Digunakan

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, Anda juga harus melakukan parafrase terhadap kalimat maupun informasi yang diambil dari sumber yang dipakai ketika sedang menulis.

Hal ini bertujuan agar karya tulis yang sedang Anda kerjakan tidak sama persis dengan sumber atau referensi yang Anda pakai, sehingga bisa terhindar dari tindakan plagiarisme.

4. Menanamkan Prinsip Menciptakan Karya Baru dan Bukan Mendaur Ulang

Tips terakhir yang bisa Anda terapkan agar terhindar dari perilaku self plagiarism adalah menanamkan prinsip untuk selalu menciptakan karya baru dan tidak mendaur ulang.

Jika Anda memiliki prinsip ini, maka akan berdampak positif pada sisi kreativitas dan berpikir kritis yang ada di dalam diri sendiri. Dengan demikian, karya tulis yang Anda buat bisa terus menghadirkan kebaruan dan bermanfaat bagi khalayak luas.

Itulah penjelasan lengkap tentang self plagiarism, mulai dari pengertian, contoh, hingga tips untuk menghindari. Jangan sampai Anda terjebak dalam perbuatan yang satu ini, ya!

Yuk, baca artikel lainnya di Parafrase Indonesia dan follow akun Instagram @parafraseindonesia untuk mendapatkan informasi dan tips menarik lainnya!

Bagikan artikel ini melalui

Picture of Irfan Jumadil Aslam
Irfan Jumadil Aslam
Irfan Jumadil Aslam mulai menulis, khususnya sebagai SEO Content Writer sejak September 2022. Memiliki minat khusus pada tema bahasan sejarah, budaya, dan olahraga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *