8 Strategi Lolos Hibah Penelitian BRIN

strategi lolos hibah brin

Mendapatkan hibah penelitian dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) bukan hanya soal keberuntungan, tetapi tentang strategi dan kesiapan yang matang. Banyak peneliti yang punya ide brilian, tetapi gagal karena tidak memahami strategi lolos hibah penelitian secara menyeluruh. 

Jika Anda berencana mengajukan proposal hibah BRIN, 8 strategi berikut bisa menjadi panduan untuk meningkatkan peluang lolos pendanaan:

1. Pilih Skema Hibah yang Tepat dengan Tahapan Karier

Langkah pertama dalam strategi lolos hibah penelitian adalah memilih skema yang sesuai dengan tahap karier akademik dan pengalaman riset Anda. BRIN menyediakan berbagai skema pendanaan, mulai dari penelitian dasar hingga kolaboratif berskala besar. Dosen pemula sebaiknya memulai dari hibah penelitian dosen pemula (PDP) atau penelitian dasar sebelum melangkah ke tingkat yang lebih kompleks.

Kesalahan umum banyak peneliti adalah langsung mengincar hibah besar tanpa memperhitungkan kapasitas tim dan kemampuan luaran. Akibatnya, proposal tampak ambisius tapi kurang realistis. Sesuaikan pilihan hibah dengan kemampuan sumber daya manusia, fasilitas, serta bidang keahlian yang Anda kuasai.

Ingat, reviewer tidak hanya menilai ide, tetapi juga kelayakan eksekusi. Ketika skema hibah sesuai dengan kapasitas dan rekam jejak peneliti, peluang lolos otomatis meningkat.

2. Pahami Tema Prioritas dan Fokus Riset Lembaga Pemberi Hibah

Setiap tahun BRIN menetapkan tema prioritas riset sesuai arah kebijakan nasional. Inilah yang sering diabaikan peneliti, padahal kunci penting strategi lolos hibah penelitian adalah kesesuaian tema. Proposal yang bagus bisa ditolak hanya karena tidak sejalan dengan fokus riset tahun tersebut.

Oleh karena itu, sebelum mulai menulis proposal, pelajari dulu panduan hibah dan daftar topik prioritas BRIN. Misalnya, jika tahun ini fokusnya pada riset ketahanan pangan dan energi baru terbarukan, maka sesuaikan ide riset Anda dengan tema itu. 

Menyesuaikan riset dengan tema prioritas bukan berarti kehilangan orisinalitas. Justru, hal itu menunjukkan kemampuan Anda dalam membaca kebutuhan nasional dan berkontribusi nyata terhadap pembangunan ilmu pengetahuan.

3. Buat Proposal yang Jelas, Relevan, dan Measurable

Proposal yang baik harus jelas, fokus, dan bisa diukur hasilnya. Hindari membuat proposal yang terlalu luas atau kabur dalam menentukan tujuan. Reviewer ingin melihat kejelasan rumusan masalah, metode penelitian, dan target capaian yang measurable.

Gunakan data pendukung untuk memperkuat urgensi penelitian Anda. Tunjukkan bahwa riset yang Anda ajukan bukan sekadar ide menarik, tapi punya dampak nyata bagi masyarakat, industri, atau pengembangan ilmu.

Selain itu, pastikan bagian rencana kerja dan indikator luaran disusun sistematis. Proposal yang rapi dan logis menunjukkan profesionalitas dan kesiapan tim dalam melaksanakan penelitian.

4. Gunakan Bahasa yang Mengalir dan Meyakinkan

Bahasa dalam proposal penelitian bukan sekadar formalitas akademik. Cara Anda menulis menentukan seberapa mudah reviewer memahami ide yang ingin disampaikan. Gunakan bahasa yang mengalir, padat, dan meyakinkan. Hindari penggunaan istilah teknis berlebihan yang bisa membingungkan.

Tulis dengan alur berpikir yang jelas, mulai dari latar belakang masalah, urgensi, hingga solusi yang ditawarkan. Tunjukkan bahwa penelitian Anda tidak hanya penting secara akademik, tetapi juga relevan dan berdampak.

5. Siapkan Rencana Anggaran (RAB) yang Rasional

Selanjutnya, Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah salah satu bagian paling krusial. Banyak proposal ditolak bukan karena idenya buruk, tetapi karena anggarannya tidak masuk akal. Reviewer ingin melihat bahwa setiap komponen biaya memiliki dasar yang logis dan proporsional dengan kegiatan riset.

Pastikan RAB disusun sesuai dengan format yang ditentukan BRIN, lengkap dengan justifikasi setiap pengeluaran. Hindari memasukkan pos yang tidak relevan atau terlihat “mengada-ada.”

Selain itu, pastikan pembagian anggaran mencerminkan prioritas riset. Misalnya, dana lebih besar seharusnya dialokasikan pada kegiatan utama seperti eksperimen atau pengumpulan data, bukan pada biaya perjalanan yang tidak esensial.

6. Ajukan Lebih Awal dan Siapkan Review Internal

Salah satu strategi lolos hibah penelitian yang sering diabaikan adalah waktu pengajuan. Jangan menunggu mendekati tenggat waktu, karena hal itu berisiko membuat proposal kurang matang. Ajukan lebih awal agar Anda punya waktu melakukan revisi berdasarkan masukan dari rekan sejawat.

Mintalah review internal dari kolega yang sudah berpengalaman mendapat hibah. Perspektif eksternal akan membantu menemukan kelemahan yang mungkin Anda lewatkan. Bahkan, satu kalimat revisi bisa mengubah kesan reviewer secara signifikan.

7. Pastikan Dokumentasi dan Administrasi Lengkap

Pastikan semua berkas seperti surat pernyataan, CV peneliti, dan bukti luaran sebelumnya terlampir dengan benar. Proposal bagus pun bisa gugur hanya karena kekurangan dokumen.

Baca panduan administrasi BRIN dengan saksama dan gunakan checklist sebelum pengumpulan. Dokumen seperti surat kesediaan mitra atau surat pernyataan tanggung jawab mutlak (SPTJM) sering kali luput, padahal wajib.

8. Perkuat Portofolio Peneliti

1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

Reviewer biasanya melihat rekam jejak dan konsistensi riset sebelumnya. Portofolio yang kuat akan memperkuat kredibilitas proposal Anda. Publikasi di jurnal, prosiding, atau buku ber-ISBN dapat meningkatkan skor kompetensi dan menunjukkan produktivitas riset.

Jika Anda baru di dunia penelitian, jangan khawatir. Anda bisa memulai dengan mengonversi karya ilmiah seperti laporan penelitian, artikel, atau PKM menjadi buku ber-ISBN. 

Membangun portofolio tidak harus selalu melalui riset baru. Mengoptimalkan hasil karya yang sudah ada juga bisa menjadi strategi cerdas untuk memperkuat profil akademik Anda di mata reviewer. 

Dalam dunia akademik, memiliki buku hasil riset bukan hanya pelengkap, tetapi juga bagian penting dari keberhasilan mendapatkan hibah. Namun, banyak dosen terkendala waktu, bingung harus mulai dari mana, atau tidak tahu cara menerbitkan buku ber-ISBN.

Di sinilah Parafrase Indonesia hadir melalui layanan Konversi KTI sebagai solusi profesional untuk mengubah karya ilmiah menjadi buku ber-ISBN yang sah digunakan untuk pelaporan BKD dan kenaikan jabatan fungsional. Dengan tim ahli, garansi terbit versi ebook dan cetak, serta jaminan keamanan data, Parafrase Indonesia membantu Anda dan para dosen dalam mewujudkan impian akademiknya dengan mudah dan efisien.

Bagikan artikel ini melalui

Picture of Dhea Salsabila
Dhea Salsabila
SEO Specialist dan Content Editor di Parafrase Indonesia

Leave a Reply

Cari Artikel Lainnya

Jangan Lewatkan!

Ebook Terbaru🔥