Mencoba berbagai mood booster dosen dalam menulis buku tentu layak dipertimbangkan. Sebab mood atau suasana hati sangat mempengaruhi proses menulis. Mood yang buruk, membuat ide tulisan tidak berkembang. Sehingga naskah buku sulit disusun oleh dosen.
Sebaliknya, saat mood menulis sedang baik maka dijamin naskah bisa dikembangkan dengan lebih cepat. Menariknya, menjaga dan menaikan mood agar tetap semangat menulis naskah buku bisa dilakukan dengan banyak cara. Berikut informasinya.
Baca Juga: Jasa Parafrase Profesional untuk Akademisi
Daftar Isi
ToggleDaftar Mood Booster Dosen untuk Semangat Menulis Buku
Dikutip melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta, mood booster adalah pendorong atau penggerak suasana hati agar lebih baik dan bersemangat. Jadi, mood booster dosen dalam menulis adalah pendorong suasana hati agar dosen tetap bersemangat menulis.
Suasana hati atau mood memang lumrahnya naik turun. Tidak bisa diprediksi kapan mood membaik dan memburuk. Bisa terjadi perubahan mood mendadak. Bagi dosen, hal ini bisa menjadi tantangan dalam menulis buku ilmiah. Berikut beberapa mood booster yang bisa dilakukan sebagai solusi:
1. Mengambil Jeda atau Istirahat Sejenak
Sebagai dosen, tentu akan menghadapi agenda kegiatan yang padat. Sebab ada banyak tugas dan kewajiban akademik perlu dijalankan. Kemudian membentuk siklus yang terus berputar tanpa jeda dan terus berulang.
Kondisi ini bisa memberi sensasi monoton dan menjadi mudah bosan. Mood menulis pun bisa menurun. Maka sangat disarankan untuk meluangkan waktu mengambil jeda. Yakni istirahat sejenak atau memanfaatkan akhir pekan tanpa memikirkan tugas dan kewajiban akademik. Termasuk menulis buku.
2. Mencari Tempat Baru untuk Menulis
Tahukah Anda, bahwa tempat yang digunakan untuk menulis buku ikut andil dalam perubahan mood menulis? Menulis di tempat yang bising, berantakan, dan bahkan di tempat yang sama dalam waktu lama. Secara perlahan bisa menurunkan mood menulis.
Jadi, salah satu rekomendasi mood booster dosen agar semangat kembali menulis buku adalah pindah tempat. Misalnya, jika selama ini menulis di ruang kerja. Maka bisa pindah dulu ke halaman belakang rumah, di teras, ke perpustakaan, ke cafe, dan sebagainya.
Mencoba tempat baru memberi suasana dan pemandangan baru. Kemudian juga bisa membantu bertemu orang-orang baru. Langkah ini sering membantu menaikan mood penulis agar kembali semangat menulis. Sehingga bisa dicoba oleh para dosen.
3. Menikmati Minuman atau Makanan Favorit
Memperbaiki mood booster dosen dalam menulis buku tidak melulu dengan langkah dan perubahan besar. Bisa juga dengan melakukan beberapa hal sederhana. Namun, bisa membantu memperbaiki mood menulis dengan cepat.
Salah satu contohnya adalah menikmati makanan atau minuman favorit. Jika Anda selama ini suka makan es krim, cake, biskuit merek tertentu, minum kopi espresso, dan sebagainya. Maka bisa dicoba untuk menyantapnya. Langkah ini sering efektif memperbaiki mood, termasuk mood menulis buku.
4. Merapikan atau Menata Ulang Tempat Menulis
Ada kalanya mood menulis buku terjun bebas karena menghadapi meja kerja yang berantakan. Termasuk juga ruang kerja yang dipakai menulis dalam kondisi tidak rapi, kotor, dan sebagainya.
Ada baiknya, memperbaiki mood menulis buku dengan merapikan, membersihkan, dan menata ulang tempat menulis. Tempat yang tadinya tidak nyaman kemudian menjadi nyaman, cenderung efektif memperbaiki mood. Sehingga bisa dijadikan solusi agar mood menulis kembali naik.
5. Menghindari Distraksi dalam Menulis
Salah satu penyebab mood menulis turun adalah kontak dengan distraksi. Semakin sering ada kontak dengan distraksi. Maka semakin sulit menuangkan ide menjadi tulisan. Sehingga mood menulis perlahan memburuk dan turun.
Solusinya, tentu saja dengan menghindari distraksi tersebut. Jadi, silahkan mencari tahu apa yang menjadi sumber distraksi Anda. Kemudian dihindari selama jam menulis agar mood terjaga. Misalnya, distraksi Anda adalah handphone. Maka selama menulis buku, bisa menonaktifkan sementara agar tidak ada gangguan.
Baca Juga: Syarat Pengajuan Angka Kredit Buku Ajar, Buku Referensi, dan Monograf
6. Menikmati Kegiatan yang Disukai
Mood booster dosen berikutnya untuk kembali semangat menulis adalah menikmati kegiatan yang disukai. Selain makanan dan minuman tentu ada beberapa kegiatan yang disukai oleh dosen. Baik itu kegiatan di rumah maupun di luar rumah.
Pada saat mood menulis turun dan sudah terdesak tenggat waktu pelaporan BKD. Ada baknya meluangkan waktu melakukan kegiatan yang disukai. Sehingga mood membaik dan bisa melanjutkan naskah yang sedang disusun.
Misalnya, jika sudah masak atau membuat kue. Maka bisa dilakukan dulu agar mood membaik. Contoh lain, jika sudah menonton film maka luangkan waktu ke bioskop untuk menaikan mood menulis.
7. Mendengarkan Musik
Para dosen yang suka musik, tentu bisa menjadikannya sebagai mood booster untuk kembali semangat menulis. mendengarkan lagu yang disukai akan sangat efektif memperbaiki mood atau suasana hati.
Jadi, silahkan pertimbangkan untuk mendengarkan lagu yang memang disukai. Kemudian nikmati dengan baik tanpa ada distraksi. Setelahnya, mood akan membaik dan kemudian ada minat untuk kembali menulis buku.
8. Membaca Buku Favorit
Tidak sedikit dosen di Indonesia dan juga di dunia yang punya hobi membaca buku. Aktifitas ini sekaligus menjadi kegiatan yang disukai dan dijelaskan sebelumnya bisa menjadi mood booster dosen menulis buku.
Membaca buku juga efektif memberi ide baru dalam menulis. Sekaligus memberikan tambahan wawasan sampai perbendaharaan kata. Jadi, ketika mood menulis mendadak turun bahkan hilang. Ada baiknya mencoba membaca buku, terutama buku favorit sebagai solusi.
9. Menonton Film Lucu
Berikutnya yang bisa dijadikan mood booster untuk kembali menulis adalah menonton film lucu. Film lucu atau film komedi diketahui efektif dalam memperbaiki mood yang kurang baik.
Orang yang awalnya sedih, marah, dan sebagainya. Ketika menonton film komedi bisa membuatnya kembali senang. Bahkan di tengah film tersebut bisa tertawa lepas. Sehingga menjadi cara tersendiri untuk melepaskan emosi negatif.
Jadi, jika merasa buntu untuk memperbaiki mood menulis buku. Para dosen bisa mempertimbangkan untuk menonton film komedi. Baik menonton di rumah, diluar rumah seperti di bioskop, kemudian menonton sendiri atau dengan teman dan keluarga.
Baca Juga: Tips Meningkatkan Angka Kredit dari Buku Referensi
10. Menulis Topik yang Dikuasai dan Disukai
Mood booster dosen dalam menulis buku juga bisa dalam bentuk menulis topik yang disukai dan dikuasai. Dalam profesi dosen di Indonesia, memang ada kewajiban untuk menulis buku yang relevan dengan kepakaran dosen.
Pada buku ajar, buku tersebut harus relevan dengan mata kuliah yang diampu oleh dosen yang bersangkutan. Jadi, ketika buku yang ditulis adalah buku ilmiah dan ingin dimasukan ke laporan BKD. Maka jangan sampai keluar dari ketentuan ini.
Pastikan sejak awal memang mengajar di bidang keilmuan yang disukai dan dikuasai. Sebab akan relevan dengan tri dharma yang dijalankan, termasuk dalam menulis buku. Menulis topik yang memang disukai dan dikuasai bisa sangat efektif menjaga mood menulis tetap baik.
Jadi, jika Anda merasa terlalu berat menulis diluar topik yang dikuasai dan disukai. Pertimbangkan untuk menulis bebas, menulis karya fiksi, dan sebagainya sebagai alternatif. Sehingga bisa memperbaiki mood dan selanjutnya bisa kembali menulis buku ilmiah.
11. Mengingat Tujuan Menulis Buku
Semua dosen di Indonesia, tentu memiliki tujuan tersendiri ketika memutuskan menulis buku ilmiah. Tujuan ini kadang perlu diingat kembali, terutama saat mood menulis sedang goyah.
Sebab ada kalanya, dosen melupakan tujuan menulis. Terutama saat berhadapan dengan tantangan dan kesulitan dalam menggarap naskah buku. Kembali mengingat tujuan awal akan membantu fokus pada tujuan tersebut. Kemudian menjadi sumber motivasi untuk terus semangat menulis dan mengatasi kendala yang dihadapi.
12. Mengingat Target BKD
Mood booster dosen lain dalam menulis buku yang bisa dicoba adalah kembali mengingat target BKD. Jika Anda masih belum memenuhi 12 SKS, maka bisa dijadikan mood booster. Sehingga tidak leha-leha dan kembali fokus menulis buku.
Apalagi faktanya, menulis dan menerbitkan buku memiliki bobot SKS terbilang tinggi di dalam BKD. Oleh sebab itu, jadikan hal ini sebagai mood booster. Sebab memang banyak dosen yang berhasil mempertahankan mood menulis setelah memahami target BKD masih jauh untuk bisa dipenuhi.
13. Memahami Kembali Rencana Pengembangan Karir Akademik
Berikutnya yang bisa dijadikan mood booster bagi dosen agar semangat kembali menulis buku adalah mengingat kembali rencana pengembangan karir akademik. Semua dosen, tentu menyiapkan rancangan strategi untuk menjadi Guru Besar.
Menulis dan menerbitkan buku tentu akan masuk dalam strategi tersebut. Jika mood menulis sedang turun. Ada baiknya kembali mengingat dan memahami rencana pengembangan karir yang dimiliki. Sehingga bisa memotivasi kembali untuk semangat menulis, karena menjadi Guru Besar tidak mudah.
14. Afirmasi Buku Berikutnya Dinantikan Pembaca
Mood booster dosen dalam menulis buku juga bisa dari memperhatikan pihak pembaca. Buku yang ditulis oleh dosen, bisa jadi sangat dinantikan. Apalagi jika mengusung topik yang tidak biasa dan belum banyak diteliti oleh dosen lain.
Jadi, dengan memahami hal ini dan menanamkan afirmasi bahwa buku yang ditulis dinantikan. Kemudian akan menjadi best seller dengan dampak sitasi yang tinggi pasca terbit. Maka bisa membantu meningkatkan mood menulis.
Baca Juga: Tips Mempercepat Kenaikan Jabatan Fungsional Dosen, Apa Saja?
15. Sharing dengan Dosen dan Mahasiswa
Mood booster lain yang bisa dicoba adalah dengan sharing. Sharing mengenai kegiatan akademik, menulis buku, meneliti, dan bahkan hal-hal di luar akademik. Seperti bercanda, membahas isu di pemerintahan, dan sebagainya. Hasil sharing ini membantu mendapat suasana baru dan mood membaik.
Selain itu, bisa juga sharing terkait naskah buku yang dikerjakan. Rekan sesama dosen dan mahasiswa bisa memberi masukan untuk naskah tersebut. Sehingga efektif meningkatkan mood menulis.
16. Mengakses Dukungan Profesional
Mood booster dosen dalam menulis buku juga bisa dalam bentuk mengakses dukungan profesional. Misalnya dengan meminta bantuan dari kalangan profesional. Sehingga meringankan beban dan sumber lain yang menurunkan mood menulis.
Bantuan dan dukungan bisa dari rekan sesama dosen, mahasiswa yang menjadi asisten Anda, dan juga pihak lain. Termasuk juga layanan tertentu yang membantu dosen menjalankan kewajibannya.
Misalnya layanan Konversi KTI dari Parafrasa Indonesia. Layanan ini membantu dosen mengatasi mood menulis yang turun drastis. Sebab proses menulis akan dibantu oleh tim ahli, profesional, berpengalaman, dan bersertifikasi. Sehingga dosen tidak perlu repot mengkonversi sendiri karya ilmiahnya menjadi buku.
Ada cukup banyak hal bisa dicoba dilakukan sebagai mood booster dosen dalam melanjutkan proses menulis buku. Silahkan diterapkan satu per satu dan konsisten, agar mood menulis kembali naik. Naskah buku pun tidak akan terbengkalai dan bisa segera diselesaikan. Jika ada kesulitan sampai akhir, jangan ragu memanfaatkan layanan Konversi KTI dari Parafrasa Indonesia.