Mengenal 5 Format Sitasi dalam Karya Ilmiah

Format sitasi dalam karya ilmiah

Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat berbagai format sitasi yang umum digunakan. Mengingat, keberadaan sitasi adalah hal yang penting untuk diperhatikan oleh seorang penulis.

Sitasi dapat menjadi acuan untuk mengetahui sumber apa saja yang Anda gunakan ketika menulis. Tidak hanya itu, pemberian sitasi juga menghindarkan tulisan Anda dari tindakan plagiarisme.

Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai lima format sitasi yang sering digunakan dalam karya ilmiah. Masing-masing format biasanya memiliki perbedaannya masing-masing dalam cara penulisannya.

Sebelum mengetahui kelima macam format penulisan ini, yuk, ketahui terlebih dahulu definisi dan penjelasan dari sitasi berikut ini!

Apa Itu Sitasi?

Sitasi merupakan penulisan referensi dari sumber naskah yang digunakan dalam sebuah penulisan ilmiah, baik yang dipublikasikan maupun tidak. Kata sitasi berasal dari serapan Bahasa Inggris, yakni ‘citation‘ yang berarti perintah.

Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata sitasi bisa diartikan sebagai referensi dalam sebuah karya ilmiah ke tulisan lain yang diambil dari buku, makalah, atau sumber lain. Umumnya, penulisan sitasi ini dilakukan dengan dua cara berbeda, yakni untuk catatan kaki dan daftar pustaka.

Kapan Seorang Penulis Harus Melakukan Sitasi?

Lantas, kapan seorang penulis harus melakukan penulisan sitasi dalam tulisan ilmiahnya? Pada dasarnya, setiap sumber yang Anda gunakan dalam sebuah penulisan wajib untuk dicantumkan dalam sitasi.

Sumber ini bisa dalam berbagai bentuk, baik berupa gagasan, penulisan, hingga gambar dari karya orang lain. Jika Anda tidak mencantumkan sitasi ketika menggunakan sumber tersebut, maka tulisan yang dibuat bisa terindikasi sebagai sebuah plagiarisme.

Pentingnya Sitasi dalam Sebuah Karya Ilmiah

Berikut beberapa alasan tentang betapa pentingnya sitasi dalam sebuah karya tulis ilmiah:

1. Menghindari Tindakan Plagiarisme

Sitasi dalam sebuah karya ilmiah akan membuat tulisan tersebut terhindar dari tindakan plagiarisme. Dengan mencantumkan sitasi, maka setiap sumber rujukan yang digunakan selama proses penulisan akan terlihat pada bagian tersebut.

Selain terhindar dari plagiarisme, pencantuman sumber rujukan asal ini juga menjadi wujud bahwa Anda menghargai karya dari penulis lainnya.

2. Menunjang Kejujuran Akademik

Mencantumkan sitasi dalam karya ilmiah juga penting untuk dilakukan agar seorang akademisi bisa menjunjung tinggi rasa kejujuran.

Dalam lingkup akademik, sikap jujur menjadi hal penting yang wajib dimiliki saat menulis karya ilmiah. Oleh sebab itu, tindakan plagiarisme merupakan salah satu bentuk pelanggaran berat dalam dunia akademik.

3. Memperkuat Argumen dalam Penulisan Karya Ilmiah

Keberadaan sitasi dapat memperkuat argumen yang disampaikan dalam penulisan karya ilmiah. Dengan mencantumkan sumber yang kredibel, maka argumentasi yang Anda tulis memiliki lebih banyak data dari berbagai sumber rujukan.

4. Mempermudah Menilai Sumber Data

Menggunakan sitasi dalam sebuah karya tulis ilmiah juga akan mempermudah pembaca dalam menilai sumber data yang digunakan. Semakin kredibel sumber data yang Anda gunakan, maka semakin baik pula hasil tulisan yang ada dalam karya ilmiah tersebut.

5. Membantu Peninjauan Ulang Referensi

Sitasi dapat membantu Anda untuk meninjau ulang referensi apa saja yang digunakan dalam karya ilmiah. Dengan demikian, semua sumber yang Anda gunakan bisa tercantum secara keseluruhan tanpa terlewat satupun.

6. Apresiasi Terhadap Karya Ilmiah yang Ditulis oleh Penulis Lain

Alasan terakhir pentingnya sitasi dalam sebuah karya ilmiah adalah sebagai bentuk apresiasi terhadap karya penulis lainnya.

Dengan mencantumkan sitasi dengan baik dan benar, Anda bisa menghargai karya orang lain yang dijadikan sebagai sumber referensi dalam tulisan yang sedang dikerjakan.

Pahami Cara Menulis Sitasi:

Format Sitasi dalam Karya Ilmiah

Terdapat lima format sitasi yang sering digunakan dalam sebuah karya tulis ilmiah, yakni:

1. Format Sitasi APA

1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

APA Style merupakan penulisan sitasi yang dipopulerkan oleh American Psychological Association. Ciri-ciri utama dari APA Style adalah daftar pustaka yang diurutkan secara alfabetis berdasarkan nama belakang penulis atau judul.

Selain itu, nama depan ditulis dengan inisialnya saja. Beberapa penulisan sitasi dengan menggunakan APA Style adalah:

1.1. Artikel Jurnal

Nama belakang, inisial nama depan. (tahun terbit). Judul artikel. Nama jurnal cetak miring, kode jurnal cetak miring, halaman.

1.2. Buku

Nama belakang, inisial nama depan. (tahun terbit). Judul buku cetak miring. Kota terbit: Nama penerbit.

1.3. Database Online

Nama belakang, inisial nama depan. (tahun terbit). Judul artikel. Nama database cetak miring, kode database cetak miring. Waktu akses, laman database.

1.4. Situs Website

Nama belakang, inisial nama depan. (tahun terbit). Judul artikel. Nama portal cetak miring, Waktu akses, link url.

2. Format Sitasi MLA

MLA Style merupakan format penulisan sitasi yang dikeluarkan oleh Modern Language Association.

Ciri-ciri dari format penulisan sitasi yang satu ini adalah nama penulis yang ditulis lengkap, nama belakang dituliskan di depan, tahun terbit di bagian akhir, dan lainnya.

Contoh penulisan sitasi dengan format MLA Style adalah:

2.1. Kutipan

Nama (nomor halaman) atau (Nama akhir penulis dan halaman).

Jika terdapat lebih dari satu orang penulis, maka format penulisan sitasinya bisa dilakukan seperti:

Nama akhir penulis satu dan dua (nomor halaman) atau (Nama akhir penulis satu dan dua dan nomor halaman).

2.2. Daftar Pustaka

Nama akhir penulis, nama depan. Judul. Tempat Terbit: Penerbit, Tahun terbit.

2.3. Artikel jurnal

Nama akhir penulis, nama depan. “Judul artikel”. Nama Jurnal. Volume. Issue (Tahun): halaman.

3. Format Sitasi IEEE

IEEE Style merupakan format penulisan sitasi yang dikeluarkan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers.

Format penulisan sitasi dengan menggunakan gaya ini adalah:

3.1. Buku

Penulis, Judul buku. Edisi. Kota terbit: Nama penerbit, tahun terbit.

3.2. Artikel Jurnal

Nama penulis, “Judul Paper”, Nama jurnal cetak miring,  volume, nomor, halaman, tahun terbit.

3.3. Situs Website

Penulis. (tahun, bulan tanggal). Judul (edisi) [Tipe media]. Link url.

4. Format Sitasi AMA

AMA Style adalah format penulisan sitasi yang dirilis oleh American Medical Association. Ciri khas dari penulisan sitasi dengan format AMA Style adalah nama penulis yang tidak dibalik.

Format penulisan sitasi dengan menggunakan gaya ini adalah.

4.1. Artikel Jurnal

Penulis. Judul Artikel. Nama Jurnal; volume.

5. Format Sitasi CMS

Format penulisan sitasi dengan menggunakan CMS Style adalah:

5.1. Artikel Jurnal

Nama depan diikuti nama belakang. “Judul.” Nama jurnal volume, nomor (tahun): halaman.

Itulah lima cara menuliskan sitasi dengan format gaya berbeda.

Yuk, ikuti artikel terbaru dari parafraseindonesia.com dan follow Instagram @parafraseindonesia untuk mendapatkan informasi dan tips menarik lainnya!

Bagikan artikel ini melalui

Picture of Irfan Jumadil Aslam
Irfan Jumadil Aslam
Irfan Jumadil Aslam mulai menulis, khususnya sebagai SEO Content Writer sejak September 2022. Memiliki minat khusus pada tema bahasan sejarah, budaya, dan olahraga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *