11 Strategi Menyusun Paragraf Pembuka untuk Jurnal Ilmiah

Paragraf pembuka

Menyusun paragraf pembuka jurnal di bagian pendahuluan artikel ilmiah memang bisa terasa sulit. Sebab di dalam bagian pembuka inilah, penulis perlu berusaha memastikan pembaca tertarik membaca bagian selanjutnya. 

Selain itu, karena artikel ilmiah pada jurnal terikat sejumlah aturan dan ketentuan. Maka tentu semakin mempersempit keleluasaan penulis dalam menyusunnya. Lalu, seperti apa strategi untuk mengatasi kendala ini? Berikut informasinya. 

Tentang Paragraf Pembuka pada Jurnal Ilmiah

Membahas mengenai paragraf pembuka jurnal adalah paragraf pembuka di dalam artikel ilmiah yang akan diterbitkan ke sebuah jurnal. Paragraf pembuka yang dimaksud disini, secara lebih spesifik adalah bagian pendahuluan (introduction). Bukan abstrak. 

Mengutip dari salah satu artikel ilmiah yang terbit di jurnal SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, pendahuluan dalam artikel ilmiah adalah bagian dimana penulis menjelaskan masalah yang dihadapi dan mengarahkan pembaca ke arah inti tulisan. 

Pada bagian ini, penulis perlu menjelaskan apa yang diteliti, topik yang diteliti, dan kemudian research gap dan novelty yang membedakannya dengan penelitian terdahulu. Sehingga isinya tidak bisa dibuat asal-asalan. 

Apalagi, bagian di pendahuluan ini adalah bagian yang akan dibaca pembaca maupun reviewer setelah membaca judul dan abstrak. Praktis, isi dari bagian pendahuluan akan menentukan minat pembaca dan reviewer untuk melanjutkan ke bagian berikutnya atau sebaliknya. 

Baca Juga: 9 Cara Terbaru Menambahkan Jurnal di Google Scholar

Fungsi Pendahuluan pada Artikel Jurnal Ilmiah 

Bagian pendahuluan di dalam artikel jurnal ilmiah tentunya bukan sekedar pemanis. Melainkan ada fungsi tersendiri yang membuatnya wajib ada. Fungsi pendahuluan tersebut antara lain: 

1. Menjelaskan Topik Penelitian 

Fungsi pertama bagian pendahuluan artikel ilmiah adalah menjelaskan topik penelitian . Sehingga posisi atau penempatan pendahuluan di bagian awal setelah abstrak. Isinya membantu reviewer dan pembaca mengetahui topik yang diteliti oleh penulis. 

2. Menjelaskan Latar Belakang Pemilihan Topik 

Fungsi kedua, bagian pendahuluan membantu reviewer dan pembaca memahami alasan dibalik pemilihan topik tersebut. Sehingga isinya juga menjelaskan latar belakang masalah. 

Pada bagian pendahuluan perlu disusun sedemikian rupa agar penulis bisa menjelaskan urgensi dari topik tersebut untuk diteliti. Topik tersebut penting dan menarik minat reviewer maupun pembaca masuk ke bagian berikutnya. 

3. Menjelaskan Arah Penelitian 

Fungsi ketiga, bagian pendahuluan menjelaskan arah penelitian. Sehingga pembukaan di bagian paragraf pembuka pada bagian ini penulis dapat menjelaskan argumen maupun hipotesisnya. Kemudian disusun menjelaskan secara sekilas mengenai tujuan penelitian tersebut dilakukan. 

Baca Juga: Cara Menerbitkan Artikel di Jurnal Terindeks Scopus, WoS, dan SINTA

Struktur Pendahuluan pada Artikel Jurnal Ilmiah 

Sebelum memahami seperti apa strategi penyusunan paragraf pembuka jurnal (pendahuluan) yang tepat dan menarik. Maka perlu memahami juga komponen yang menjadi isi dari bagian pendahuluan tersebut. 

Secara umum, paragraf di dalam bagian pendahuluan terdiri dari 2-3 saja. Sehingga penjelasan di dalamnya dibuat ringkas tapi tetap jelas. Struktur di dalamnya terdiri dari setidaknya 4 komponen. Yaitu: 

1. Latar Belakang 

Komponen pertama di dalam bagian pendahuluan artikel ilmiah adalah latar belakang. Sering juga disebut dengan istilah latar belakang masalah. Bagian ini merupakan paragraf pembuka dari bagian pendahuluan. 

Latar belakang sendiri adalah informasi terstruktur tentang fenomena yang menarik untuk diteliti. Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan suatu fenomena di tengah masyarakat yang menghadirkan suatu hal yang menarik untuk diteliti. 

Suatu hal ini yang kemudian menjadi topik penelitian. Meskipun bagian pendahuluan berfungsi menjelaskan topik penelitian. Namun, tidak bisa langsung dicantumkan apa adanya di paragraf pembuka pendahuluan. Namun, didahului oleh fenomena yang melatarbelakangi topik penelitian. 

2. Rumusan Masalah 

Bagian kedua di dalam pendahuluan artikel ilmiah adalah rumusan masalah. Rumusan masalah adalah deskripsi tentang keadaan yang diinginkan dan apa yang akan ditindaklanjuti.

Masalah bisa terjadi ketika antara ekspektasi, harapan, atau keinginan tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan. Sehingga menyebabkan ada masalah yang dimana masalah ini menjadi topik penelitian. 

1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

Bagian pendahuluan perlu berisi penjelasan mengenai kenapa suatu fenomena menyebabkan masalah. Kemudian, kenapa masalah tersebut menjadi masalah dan bukan hal biasa dan dianggap wajar. 

Kemudian, menjelaskan urgensi dan dampak masalah tersebut sehingga menarik minat penulis untuk meneliti lebih lanjut. Pada komponen ini, sekaligus menjelaskan research gap dan novelty pada penelitian yang dilakukan penulis. 

3. Tujuan 

Komponen ketiga yang menjadi isi dari struktur bagian pendahuluan artikel ilmiah adalah tujuan. Bisa disebut juga dengan istilah tujuan penelitian. Tujuan penelitian adalah bagian yang menjelaskan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai. 

Jadi, pada bagian pendahuluan juga berisi harapan terkait hasil yang akan dicapai dalam penelitian yang dilakukan. Bisa berupa ditemukannya solusi atas masalah yang diteliti. 

Namun, jika penelitian mengusung topik berbentuk fenomena baru. Maka biasanya, tujuan penelitian adalah bisa menjelaskan fenomena tersebut. Baik definisinya, apa penyebabnya, dampaknya, manfaatnya, dan sebagainya. 

4. Manfaat 

Komponen terakhir di dalam struktur paragraf pembuka jurnal (bagian pendahuluan) adalah manfaat atau manfaat penelitian. Manfaat penelitian adalah jawaban atas tujuan penelitian, membantu dalam pemahaman, penyelesaian, dan antisipasi masalah yang dihadapi.

Jadi, setelah penulis memaparkan tujuan dari penelitian. Maka kemudian menjelaskan kenapa tujuan ini ditetapkan. Hasil dari penelitian yang diharapkan bisa dicapai tentu tidak hanya berhasil ditemukan. 

Akan tetapi, peneliti juga harus bisa menjelaskan manfaat dari hasil penelitian tersebut. Manfaatnya apa, bisa dimanfaatkan siapa, dan bagaimana dampak positifnya pasca pemanfaatan hasil penelitian. 

Baca Juga: Ciri-Ciri Jurnal Nasional Terakreditasi yang Layak untuk Publikasi

11 Strategi Menulis Peragraf Pembuka di Pendahuluan Jurnal Ilmiah 

Dalam menyusun paragraf pembuka jurnal atau bagian pendahuluan harus menggunakan strategi khusus agar strategi agar penyusunan lebih mudah dan hasil memuaskan. Maka berikut beberapa diantaranya: 

1. Gunakan Pola Umum – Khusus (Funnel Approach)

Strategi pertama dalam menyusun paragraf pembuka pada bagian pendahuluan adalah menggunakan pola yang tepat. Dimana pola pengembangan paragraf yang paling dianjurkan adalah pola umum – khusus. 

Sehingga, paragraf pertama menjelaskan suatu hal yang bersifat umum. Baru kemudian secara perlahan menjelaskan hal-hal yang sifatnya khusus dan mendalam. Jadi, bagian pendahuluan jangan langsung dibuka dengan menjelaskan topik penelitian. 

Kemudian, tidak juga langsung dibuka dengan menjelaskan research gap maupun novelty. Melainkan menjelaskan dulu hal umum yang menjadi latar belakang penentuan topik penelitian. 

Hal ini sesuai dengan komponen di dalam struktur bagian pendahuluan yang dijelaskan sebelumnya. Yakni diawali dengan latar belakang masalah. Umumnya diawali dengan menjelaskan suatu fenomena, kemudian menjelaskan ada masalah, menjelaskan masalah tersebut menarik diteliti, dan seterusnya. 

2. Membuka dengan Isu Aktual dan Relevan dengan Topik Penelitian 

Strategi kedua dalam menyusun paragraf pembuka jurnal di bagian pendahuluan adalah memaparkan isu aktual. Dimana isu ini relevan dengan topik penelitian yang sudah dicantumkan penulis pada judul serta abstrak. 

Jadi, sangat ideal jika bagian pendahuluan dibuka dengan paragraf yang memaparkan isu terkait topik tersebut. Misalnya, saat penelitian membahas faktor yang mempengaruhi kinerja dosen. 

Maka bisa memaparkan isu mengenai kinerja dosen yang tidak optimal dan dampaknya bagi perguruan tinggi. Opsi lain, menjelaskan fenomena dosen yang kini kebanyakan sulit memenuhi BKD. 

Tentunya pada saat memaparkan isu-isu relevan dengan topik penelitian harus berbasis data. Jadi, cantumkan sumbernya dengan jelas. Sehingga menegaskan isu yang dipaparkan bukan pendapat penulis, tapi fakta di lapangan. Berikut contohnya: 

Perguruan tinggi saat ini menghadapi berbagai tantangan sebagai akibat dari perubahan lingkungan eksternal dan internal. Perubahan dinamika lingkungan eksternal menuntut perguruan tinggi mampu menjawab tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang memiliki kompetensi profesional sesuai dengan latar belakang pendidikan. 

3. Membuka dengan Pandangan Ahli di Bidangnya 

Poin ketiga yang menjadi strategi dalam menyusun paragraf pembuka jurnal (pendahuluan) adalah memaparkan pandangan ahli. Strategi ini bisa menjadi opsional selain yang dijelaskan di poin sebelumnya. 

Cukup banyak artikel ilmiah pada jurnal yang bagian pendahuluan dibuka dengan kutipan. Sehingga ada pandangan atau pendapat ahli di bidangnya. Kutipan ini menjelaskan suatu fenomena yang menarik dan memiliki urgensi tinggi untuk diteliti. Berikut contohnya: 

Bahasa merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan umat manusia sebab bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi (Tantri et al. 2024). Bahasa dalam teks mempunyai aturan atau kaidah kebahasaan. Kemampuan menyusun teks sesuai kaidah kebahasaan merupakan syarat utama dalam bahasa tulis.

4. Menjelaskan Masalah yang Ada di Masyarakat 

Paragraf pembuka jurnal juga ideal diawali dengan menjelaskan masalah di masyarakat. Hal ini sejalan dengan komponen bagian pendahuluan yang diawali dengan latar belakang masalah. 

Jadi, silahkan dibuka dengan menjelaskan suatu fenomena dan masalah yang muncul dari fenomena tersebut. Seperti contoh sebelumnya, dimana menjelaskan bahwa perguruan tinggi di Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan. 

Hal ini tentu merupakan suatu fenomena. Suatu fenomena tentu akan memicu kondisi tidak ideal atau masalah. Masalah ini yang kemudian dijelaskan. Misalnya menjelaskan masalah perguruan tinggi dalam menghadapi dan mengatasi tantangan yang kini dihadapi. 

5. Identifikasi dan Jelaskan Research Gap 

Strategi kelima dalam menyusun paragraf pembuka jurnal adalah mengidentifikasi research gap. Kemudian menjelaskan atau menjabarkannya di bagian pendahuluan artikel jurnal ilmiah. 

Research gap dipahami sebagai suatu keadaan di mana ditemukannya inkonsistensi dari penelitian sebelumnya (penelitian terdahulu). Sehingga ada celah yang menunjukan kekurangan, keterbatasan, dan kekurangan penelitian terdahulu tersebut.  Berikut contohnya: 

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa akademisi Indonesia cenderung mengikuti pola yang sama dalam membangun sebuah Pendahuluan, dipengaruhi oleh budaya beramah tamah dan sopan santun. 

6. Menegaskan Novelty dan Kontribusi Penelitian 

Strategi selanjutnya dalam menyusun paragraf pembuka jurnal adalah menegaskan novelty atau kebaruan. Kebaruan ini kemudian membentuk kontribusi di masyarakat maupun dalam pengembangan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). 

Jadi, ketika menjelaskan novelty maka disusul menjelaskan bentuk kontribusinya. Hal ini aka menegaskan novelty tersebut, langsung mudah dipahami, dan menjadi penunjuk daya tarik atas penelitian yang dilakukan. Berikut contohnya: 

Penelitian ini memberikan kontribusi dengan mengembangkan model implementasi AI berbasis OBE yang belum banyak dikaji dalam konteks pendidikan tinggi di Indonesia. 

7. Jelaskan Tujuan Penelitian

Strategi berikutnya adalah menjelaskan tujuan penelitian yang dilakukan. Setiap penelitian memiliki tujuan yang jelas. Tujuan ini lantas dipaparkan peneliti di bagian pendahuluan. 

Baik pada proposal penelitian, laporan penelitian, sampai artikel ilmiah di jurnal sebagai luarannya. Penelitian bisa bertujuan memecahkan masalah. Sehingga penelitian dilakukan untuk mencari solusi dari suatu masalah yang diteliti. 

Selain itu, penelitian juga bisa bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena baru. Sehingga hasil penelitian berbentuk teori baru yang mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini perlu dijelaskan secara singkat dan jelas di bagian pendahuluan. Berikut contohnya: 

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap struktur paragraf jurnal dosen pada SEJ: Society Empowerment Journal. 

8. Tutup dengan Menjelaskan Manfaat Penelitian 

Berikutnya dalam strategi menyusun paragraf pembuka jurnal adalah menutup pendahuluan dengan manfaat penelitian. Artinya, penulis atau peneliti perlu memaparkan manfaat dari penelitian yang dilakukan. 

Manfaat ini disampaikan di bagian pendahuluan untuk menjelaskan dan menegaskan bahwa penelitian yang dilakukan bermanfaat besar dan nyata. Sehingga menarik minat reviewer dan pembaca untuk melanjutkan ke bagian berikutnya di dalam artikel jurnal ilmiah. Berikut contohnya: 

Manfaat penelitian ini yaitu agar pembaca di kalangan akademik dapat mengorganisir struktur paragraf dalam jurnal yang ditulis. 

9. Menjaga Konsistensi Gaya Bahasa 

Strategi berikutnya adalah berusaha menjaga gaya bahasa tetap konsisten. Gaya bahasa di dalam karya ilmiah, termasuk artikel pada jurnal adalah formal dan cenderung ilmiah. Sehingga terdapat sejumlah istilah ilmiah khas di suatu bidang keilmuan. 

Ciri lain, kalimat di dalam karya ilmiah cenderung kalimat pasif dan menonjolkan objektivitas penulis. Sehingga menegaskan bahwa apa yang tercantum di dalam karya ilmiah adalah fakta berbasis data bukan pendapat yang subjektif. 

10. Mengatur Proporsi Bagian Pendahuluan 

Usahakan mengatur proporsi paragraf pembuka di bagian pendahuluan. Sesuai penjelasan sebelumnya, pendahuluan (introduction) di artikel jurnal sifatnya pendek. Terdiri antara 2 sampai 3 paragraf saja. 

Sehingga tidak lebih panjang dari bagian lain setelah bagian pendahuluan. Maka setiap kalimat di dalamnya harus dibuat singkat, padat, jelas, dan langsung ke inti. Bukan bertele-tele atau berputar-putar. 

11. Tambahkan Kutipan untuk Menguatkan Penjelasan 

Setiap data yang disampaikan, baik untuk menjelaskan isu terkini atau suatu fenomena. Maupun pandangan ahli, sebaiknya berbentuk kutipan. Sehingga di bagian akhir kalimat atau paragraf tersebut tercantum sumbernya darimana. 

Baca Juga: Cara Membuat Pendahuluan Jurnal, Lengkap dengan Contohnya

Kemudian bisa divalidasi oleh reviewer maupun pembaca. Hal ini akan menguatkan penjelasan maupun argumen yang dipaparkan. Sehingga terkesan objektif dan tidak ada unsur subjektivitas. 

Setelah memahami apa saja strategi menyusun paragraf pembuka jurnal atau bagian pendahuluan pada artikel ilmiah. Tentunya akan lebih memudahkan para dosen dan peneliti dalam menyusun bagian ini. Dimana bagian pendahuluan sifatnya wajib di dalam artikel jurnal ilmiah. 

Artikel ilmiah yang dipublikasikan ke sebuah jurnal, sebaiknya dikonversi menjadi naskah buku ilmiah. Baik itu buku monograf, buku referensi, maupun menjadi bunga rampai. Sehingga dosen memiliki lebih banyak publikasi ilmiah dan mendukung pemenuhan BKD serta pengembangan jabatan fungsional. 

Membantu dosen dalam melakukan konversi KTI dari artikel jurnal ke naskah buku ilmiah. Maka bisa menggunakan Layanan Konversi KTI dari Parafrasa Indonesia. Pengerjaan cepat dan terjamin berkualitas karena dikerjakan oleh ahlinya. Anda pun bisa fokus melaksanakan kewajiban akademik lain.

Bagikan artikel ini melalui

Picture of wahyu adji
wahyu adji
Saya merupakan SEO Specialist dan Conten Writer Profesional di bidang pendidikan seputar kampus, mahasiswa dan kedosenan di Parafrase Indonesia

Tinggalkan Balasan

Cari Artikel Lainnya

Jangan Lewatkan!

Ebook TerbaruđŸ”„