Kalangan akademisi mungkin dibuat bingung dengan perbedaan referensi dan daftar pustaka. Terutama oleh mahasiswa maupun dosen pemula yang selama ini menganggap keduanya adalah sama. Hanya beda istilah.
Namun, harus dipahami bahwa referensi dengan daftar pustaka adalah dua hal yang berbeda. Meskipun memiliki sejumlah persamaan yang membuatnya sering dipandang sama. Lantas, apa saja perbedaan tersebut? Berikut informasinya.
Baca Juga: Cara Menulis Daftar Pustaka dari Jurnal
Daftar Isi
ToggleApa Itu Referensi?
Memahami perbedaan referensi dan daftar pustaka, dimulai dari definisi masing-masing. Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), referensi adalah sumber acuan (rujukan, petunjuk). Referensi juga sering dipahami sebagai sumber data atau sumber informasi. Sehingga referensi juga sering disebut dengan istilah sumber data.Â
Data atau informasi yang disajikan dalam karya tulis ilmiah harus jelas sumbernya darimana. Sehingga memiliki kredibilitas yang tinggi dan bisa dipertanggung jawabkan. Sumber data bisa dari artikel ilmiah pada prosiding, jurnal, buku, artikel pada surat kabar, artikel pada website resmi lembaga pemerintahan dan perusahaan, dan sebagainya.
Dalam Buku Ajar Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia karya dari Ninit Alfianika, sumber referensi terbagi menjadi 3 jenis. Yakni sumber referensi primer, sumber referensi sekunder, dan sumber referensi tersier.
Sumber primer didapatkan dari narasumber langsung. Misalnya lewat kegiatan wawancara. Sedangkan sumber sekunder didapatkan dari pihak lain. Misalnya publikasi ilmiah (prosiding, jurnal, dan buku). Sedangkan sumber tersier adalah sumber yang sudah ada dan dari pihak lain. Misalnya kamus, ensiklopedia, dll.
Baca Juga: Cara Membuat Buku Referensi dari Hasil Penelitian
Apa Itu Daftar Pustaka?
Dalam KBBI, daftar pustaka adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku, dan disusun menurut abjad.
Secara sederhana, daftar pustaka adalah sebuah daftar yang mencantumkan seluruh sumber data (referensi) yang digunakan dalam menyusun sebuah karya. Termasuk dan terutama karya tulis ilmiah. Sebab di dalam karya tulis nonilmiah tidak ada daftar pustaka.
Melalui definisi ini, tentu sudah memberi gambaran mengenai perbedaan referensi dan daftar pustaka. Referensi adalah bagian atau isi dari daftar pustaka. Semua referensi yang digunakan penulis wajib dicantumkan di dalam daftar pustaka.
Jadi, referensi misalnya dari buku karya dosen X. Maka di daftar pustaka mencantumkan buku karya dosen X tersebut dalam bentuk daftar. Daftar pustaka dalam karya tulis ilmiah yang akan dipublikasikan biasanya disusun mengikuti gaya sitasi tertentu. Misalnya APA Style, MLA Style, Chicago Style, dan lain sebagainya.
Baca Juga: 5 Cara Menulis Daftar Pustaka dari Internet yang Tidak Ada Nama Pengarang
Perbedaan Referensi dan Daftar Pustaka
Ada banyak faktor yang membuat perbedaan referensi dan daftar pustaka tidak dipahami atau tidak diketahui. Misalnya dalam menyusun daftar pustaka memakai APA Style. Maka tidak memakai istilah daftar pustaka, melainkan References.
Kata references jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka menjadi referensi atau rujukan. Maka tidak heran beberapa akademisi dan masyarakat umum menganggap keduanya sama. Supaya lebih memahami detail perbedaan tersebut, berikut penjelasan rincinya:
1. Fungsi dan Tujuan PenggunaanÂ
Hal pertama perbedaan referensi dan daftar pustaka adalah fungsi atau bisa disebut tujuan penggunaan. Dalam menyusun karya tulis ilmiah, apapun jenisnya, referensi digunakan penulis untuk mendapatkan data atau informasi.Â
Baik itu data dalam bentuk teori, misalnya menjelaskan definisi suatu istilah dalam bentuk kata maupun frasa. Maupun data dalam bentuk lain seperti data statistik jumlah penduduk, angka kelahiran, maupun data nonnumerik lainnya.
Adanya referensi membantu penulis memahami topik yang diangkat. Kemudian menjelaskan topik tersebut melalui karya tulis yang sedang disusun. Sehingga topik bisa dijabarkan dengan detail, runtut, enak dibaca, mudah dipahami, serta bisa dipertanggungjawabkan karena bukan opini penulis.
Sementara fungsi dan tujuan penyusunan daftar pustaka adalah untuk menghindari plagiarisme. Sebab setiap data dan informasi yang tercantum pada karya dan diambil dari suatu sumber. Maka sumber ini wajib dicantumkan, baik dalam bentuk sitasi pada kutipan maupun di daftar pustaka agar terhindar dari plagiarisme.Â
Fungsi dan tujuan lain adalah untuk merekomendasikan bahan bacaan yang relevan kepada pembaca. Sehingga lebih memahami topik yang dibahas oleh penulis. Sekaligus membantu pembaca mengecek atau memvalidasi informasi yang disajikan. Sehingga bisa mengakses seluruh referensi melalui daftar pustaka.
2. Bentuk atau Cara PenyajianÂ
Poin kedua yang menjadi perbedaan referensi dan daftar pustaka adalah bentuk atau cara penulis menyajikan keduanya. Referensi disajikan penulis dalam bentuk susunan kalimat dan paragraf. Dimana menjadi isi dari karya tulis yang disusun.
Misalnya, data dari hasil wawancara dicantumkan di dalam salah satu bab menjadi kutipan langsung. Sehingga referensi disajikan dalam bentuk kutipan yang melengkapi susunan paragraf.
Sedangkan pada daftar pustaka, disajikan penulis dalam bentuk daftar. Cara menyusun dan unsur apa saja yang tercantum menyesuaikan ketentuan dari gaya sitasi yang digunakan penulis.
Inilah alasan dalam publikasi ilmiah, akan dijumpai perbedaan dari bentuk penyajian daftar pustaka. Sebab antara APA Style dengan gaya sitasi lain terdapat perbedaan tersendiri. Selain itu, daftar pustaka disajikan dalam bentuk halaman tersendiri dan âDaftar Pustakaâ menjadi judul pada halaman tersebut.
3. Sifat Pencantuman atau PenggunaanÂ
Berikutnya yang menjadi perbedaan referensi dan daftar pustaka adalah sifat pencantuman atau penggunaan. Secara garis besar, dalam menyusun karya tulis ilmiah baik referensi maupun daftar pustaka wajib ada.
Setiap argumen yang dijelaskan penulis wajib dicantumkan sumbernya agar menguatkan argumen tersebut. Sekaligus menegaskan argumen tersebut ada dasar jelas dan kredibel. Bukan sekedar opini yang tidak ada dasarnya.
Namun, referensi tidak wajib dicantumkan oleh penulis dalam karya tulisnya. Misalnya, penulis menggunakan referensi dari 5 judul buku. Kemudian, mengutip dua kalimat dari 2 diantaranya. Maka 3 buku lainnya tidak wajib masuk di dalam isi naskah karya ilmiah.
Namun, seluruh referensi baik yang dicantumkan dalam isi naskah maupun tidak wajib dicantumkan di daftar pustaka. Sehingga seluruh referensi, baik dari sumber primer sampai tersier wajib masuk ke halaman daftar pustaka tanpa terkecuali.
4. CakupanÂ
Hal keempat yang menjadi perbedaan referensi dan daftar pustaka adalah cakupannya. Secara garis besar, cakupan di dalam referensi lebih terbatas karena spesifik. Sementara daftar pustaka punya cakupan lebih luas.
Pada referensi, mencakup satu sumber data saja. Misalnya data dari hasil wawancara. Maka hasil wawancara tersebut adalah referensi. Kemudian dikombinasikan dengan referensi lainnya. Selain itu, tidak semua data atau informasi di suatu referensi akan digunakan atau dibutuhkan penulis.
Sementara di dalam daftar pustaka, akan mencantumkan seluruh referensi yang digunakan penulis. Sehingga semua referensi adalah bagian dari daftar pustaka. Sehingga secara cakupan, daftar pustaka lebih luas.
5. Penempatan atau PencantumanÂ
Hal terakhir yang menjadi perbedaan referensi dan daftar pustaka adalah penempatannya atau pencantumannya. Sesuai penjelasan sebelumnya, referensi menjadi sumber data yang dipakai penulis untuk menyusun isi naskah karya ilmiah.
Sehingga referensi ini akan ditempatkan di bagian isi karya ilmiah yang disusun. Baik dalam bab maupun subbab yang menjadi inti pembahasan. Bisa dalam bentuk kutipan langsung dan tidak langsung, mencantumkan data statistik dalam bentuk tabel atau grafik, dan sebagainya.
Sementara lokasi atau penempatan daftar pustaka adalah di halaman akhir. Daftar pustaka sendiri di dalam struktur atau sistematika karya tulis ilmiah masuk ke bagian postliminaries (bagian akhir – bagian penutup). Maka ada di halaman belakang dan bukan bagian dari isi (bab dan subbab).
Baca Juga: Cara Membuat Daftar Pustaka Otomatis, dari Ms Word, Mendeley, hingga Google Scholar
Kenapa Perlu Memahami Perbedaan Referensi dan Daftar Pustaka?
Perbedaan referensi dan daftar pustaka merupakan dua hal yang wajib diketauhi dalam karya tulis ilmiah. Referensi menjadi dasar penulis untuk mengembangkan isi karya tulis ilmiah. Sedangkan daftar pustaka menyajikan seluruh referensi yang digunakan.Â
Meski memiliki persamaan, memahami perbedaan referensi dan daftar pustaka sangat penting. Berikut beberapa alasannya:
1. Menggunakan dengan Tepat Sesuai KonteksÂ
Apabila menganggap referensi adalah sama dengan daftar pustaka. Maka tentu ada kemungkinan menggunakan dua istilah ini dalam konteks yang kurang tepat. Kemudian ada kemungkinan tertukar dan membingungkan pembaca.
Misalnya, mencantumkan kata daftar pustaka saat mengutip suatu kalimat dari sumber yang digunakan. Padahal idealnya menggunakan kata referensi atau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi rujukan.
Jika disampaikan secara lisan, misalnya saat berpidato maupun presentasi. Lalu tertukar dalam menggunakan kedua istilah ini. Tentu berpotensi membingungkan pendengar atau audiens yang sudah lebih dulu memahami keduanya berbeda.
2. Meningkatkan Kredibilitas PenulisÂ
Memahami bahwa referensi adalah istilah yang sama konteksnya dengan daftar pustaka. Tentu merupakan kekeliruan. Jika penulis karya ilmiah masih memahami hal ini.
Maka tentu akan menunjukan kekeliruan tersebut kepada editor, reviewer, dan bahkan pembaca jika sampai lolos untuk terbit. Hal ini tentu saja akan menurunkan kredibilitas penulis.
Sebab masih keliru dalam memahami istilah sederhana dan cenderung umum digunakan dalam dunia akademik sampai publikasi ilmiah. Lantas, bagaimana editor maupun pembaca meyakini bahwa isi karya tulis yang disusun benar dan bisa dipercaya?
3. Menyempurnakan Naskah Karya IlmiahÂ
Alasan berikutnya adalah untuk menyempurnakan naskah karya ilmiah yang disusun. Menggunakan dua istilah ini dengan benar sangat penting untuk mencegah kesalahan informasi di dalam naskah.
Menggunakan referensi dalam karya ilmiah sifatnya wajib. Sebab menguatkan argumen dan menegaskan kredibilitas informasi yang disajikan ke pembaca. Sementara daftar pustaka, sifatnya juga wajib untuk melengkapi struktur naskah ilmiah tersebut.
Sekaligus mendapatkan fungsi daftar pustaka yang sudah dijelaskan. Misalnya untuk menghindari plagiarisme, memberi referensi bacaan kepada pembaca, sampai memberi daftar referensi untuk divalidasi oleh pembaca tersebut.
4. Menempatkan Keduanya dengan Benar pada NaskahÂ
Alasan lainnya, memahami perbedaan referensi dan daftar pustaka membantu penulis menempatkannya dengan benar. Data yang diambil dari referensi yang digunakan akan ditempatkan di inti naskah.
Yakni dalam bab dan subbab yang menyusunnya. Sementara daftar pustaka akan ditempatkan di bagian belakang naskah sesuai ketentuan sistematika karya tulis ilmiah.
Baca Juga: Cara Menulis Daftar Pustaka dari Skripsi
Jika selama ini menganggap referensi dan daftar pustaka adalah sama dan hanya berbeda dari penyebutan istilah. Maka lewat penjelasan perbedaan referensi dan daftar pustaka di atas semoga memberikan pemahamand mendalam bagi anda. Untuk menghindari duplikasi pada bagian referensi gunakan E-Book Panduan Anti Plagiarisme
Pemahaman tentang perbedaan referensi dan daftar pustaka membantu menggunakan istilah ini dengan tepat atau sesuai konteks. Jadi, jangan sampai tertukar karena memang keduanya berbeda satu sama lain dan tidak bisa disamakan.