Bagi Anda yang berprofesi sebagai seorang dosen, tentu sudah tidak asing lagi dengan SKP bukan? Sebab dokumen yang satu ini tidak lepas dari profesi yang dijalani seorang dosen dalam dunia akademik.
Secara umum, SKP merupakan standar penilaian yang diberikan kepada seorang dosen. Namun perlu digaris bawahi, tidak setiap dosen di perguruan tinggi akan mendapatkan dokumen penilaian ini.
Dalam artikel ini, Parafrase Indonesia akan memberikan ulasan terkait SKP dosen, mulai dari definisi hingga komponen utamanya. Selain itu, Anda juga akan mendapatkan tips yang bisa dilakukan untuk memenuhi dokumen ini sebagai seorang dosen.
Jadi pastikan untuk membaca artikel berikut hingga tuntas agar Anda bisa mendapatkan setiap informasi secara keseluruhan.
Daftar Isi
ToggleApa Itu SKP Dosen?
Dalam dunia akademik, SKP merupakan singkatan dari Sasaran Kinerja Pegawai Dosen. Dokumen ini merupakan rancangan rencana kerja tahunan yang wajib disusun oleh dosen yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara atau ASN.
Dokumen ini berisi target-target kerja yang mesti dipenuhi seorang dosen dalam kurun waktu satu tahun. Hal ini sesuai yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2019.
Rencana tugas yang disusun dalam dokumen ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tanggung jawab yang mesti dikerjakan seorang dosen di dunia akademik. Rencana tugas tersebut masih meliputi unsur-unsur yang terkandung dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Artinya seorang dosen bisa mencantumkan rencana tugas yang berkaitan dengan pendidikan atau pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, hingga aktivitas penunjang lainnya. Nantinya berdasarkan kinerja dari rencana yang sudah disusun inilah performa seorang dosen ASN akan dinilai dalam setiap tahunnya.
Tujuan SKP Dosen
Terdapat beberapa tujuan mengapa seorang dosen ASN mesti menyusun dokumen ini setiap tahunnya, yaitu.
1. Mengukur Kinerja Dosen
Fungsi pertama dari dokumen ini adalah sebagai standar untuk mengukur kinerja seorang dosen. Dengan adanya dokumen tersebut, kinerja seorang dosen ASN bisa diukur secara objektif dan tersandar dalam jangka waktu tertentu.
2. Mendorong Dosen untuk Bekerja Sesuai Target
Dokumen SKP juga berguna untuk mendorong seorang dosen agar bisa bekerja sesuai target dan capaian institusi. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, dokumen ini disusun sesuai dengan rencana kerja yang akan dilakukan oleh seorang dosen dalam jangka waktu satu tahun.
Hal ini tentu bisa menjadi panduan target yang dapat dicapai oleh seorang dosen ketika menjalankan tugasnya dalam kurun waktu tersebut.
3. Menjadi Dasar Evaluasi Kinerja
Fungsi berikutnya dari dokumen ini adalah menjadi dasar evaluasi kinerja dari seorang dosen. Nantinya evaluasi kinerja ini bisa berpengaruh pada karier seorang dosen di dunia akademik, seperti mengajukan kenaikan pangkat, tunjangan kerja, hingga jabatan fungsional.
4. Integrasi Kinerja Dosen dengan Pencapaian Renstra Perguruan Tinggi
Fungsi terakhir dari dokumen SKP adalah untuk mengintegrasikan kinerja dengan pencapaian renstra perguruan tinggi. Dengan demikian, kinerja seorang dosen bisa terintegrasi dengan pencapaian perguruan tinggi tempat dia bertugas masing-masing.
Komponen Utama SKP Dosen
Lalu apa saja komponen utama dalam penilaian SKP dosen? Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, penilaian pada dokumen ini berkaitan dengan pelaksanaan tugas seorang dosen di dunia akademik, seperti.
1. Pendidikan dan Pengajaran
Pendidikan dan pengajaran menjadi tugas utama seorang dosen di perguruan tinggi. Beberapa contoh tugas yang meliputi komponen ini adalah mengajar di kelas per SKS, memberikan bimbingan kepada mahasiswa, hingga menyusun modul bahan ajar.
2. Penelitian
Seorang dosen juga mesti melakukan penelitian ilmiah secara berkala. Tidak hanya itu, dosen juga mesti melakukan publikasi atas hasil riset yang sudah dia kerjakan tersebut.
Publikasi ilmiah yang dihasilkan bisa dalam berbagai bentuk, seperti buku referensi atau monograf, artikel jurnal, dan lainnya. Selain itu, seorang dosen juga bisa menggunakan hibah atau penelitian mandiri untuk menjalankan riset tersebut.
3. Pengabdian kepada Masyarakat
Tugas berikutnya yang menjadi tanggung jawab seorang dosen adalah pengabdian kepada masyarakat. Bentuk pengabdian yang bisa dilakukan adalah memberikan penyuluhan, pendampingan masyarakat berbasis keilmuan, dan lainnya.
4. Penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi
Komponen terakhir yang akan dinilai dalam SKP dosen adalah kegiatan penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi lainnya. Aktivitas yang bisa menjadi penunjang dosen tersebut di antaranya menjadi narasumber seminar, pengelola jurnal, atau mengikuti pelatihan profesional.
Tips Memenuhi SKP
Itulah penjelasan lengkap terkait SKP dosen di dunia akademik. Dari penjelasan di atas bisa Anda lihat bahwa melakukan publikasi ilmiah secara berkala bisa menunjang penilaian SKP setiap tahunnya.
Salah satu bentuk publikasi ilmiah yang sangat bernilai dalam SKP adalah buku, baik itu buku referensi maupun buku monograf. Menerbitkan publikasi ilmiah dalam bentuk ini bisa menjadi strategi efektif bagi Anda untuk menunjang penilaian SKP yang dimiliki.
Terdapat beberapa alasan mengapa publikasi ilmiah bisa sangat bernilai dalam penilaian SKP, seperti.
1. Diakui dalam penilaian kinerja dosen, tidak hanya SKP, tetapi juga nilai KUM.
2. Memenuhi unsur penelitian tanpa harus publikasi dalam bentuk artikel jurnal saja.
3. Bisa dijadikan bahan ajar mahasiswa di perkuliahan.
4. Dapat diajukan sebagai angka kredit untuk jabatan fungsional.
Meskipun menerbitkan buku ilmiah bisa menjadi strategi jitu, tidak semua dosen bisa melakukan hal ini dengan maksimal. Keterbatasan waktu luang yang dimiliki sering kali menjadi kendala bagi seorang dosen untuk bisa menyusun buku ilmiah.
Namun Anda tidak perlu khawatir ketika mengalami kendala yang sama. Sebab Anda bisa memanfaatkan Layanan Konversi KTI dari Parafrase Indonesia.
Ketika memanfaatkan layanan ini, Anda tidak perlu menyusun naskah buku dari awal. Anda bisa saja menggunakan naskah hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya untuk dikonversikan dalam bentuk buku.
Nantinya naskah yang Anda kirimkan akan dikerjakan oleh tim Parafrase Indonesia yang profesional dan bersertifikat BNSP. Dengan demikian, Anda bisa menghemat banyak waktu produktif yang dimiliki tanpa perlu khawatir dengan kualitas buku konversi yang dihasilkan.
Jadi tunggu apalagi? Segera manfaatkan Layanan Konversi KTI dari Parafrase Indonesia agar Anda bisa menerbitkan buku dengan mudah untuk menunjang SKP dosen yang dimiliki!