Setelah mengirim artikel ilmiah dan melewati proses review, Anda tentu mempertanyakan apakah naskah Anda diterima atau ditolak. Dalam hal ini, terdapat beberapa tanda jurnal diterima oleh penerbit.
Dalam artikel ini, Parafrase Indonesia akan membagikan informasi terkait cara mengetahui apa saja tanda jika artikel jurnal Anda diterima oleh pihak penerbit. Selain itu, Anda juga bisa mengetahui informasi terkait tindakan yang bisa diambil ketika karya tulis ilmiah Anda ternyata ditolak untuk publikasi.
Oleh sebab itu, pastikan untuk membaca artikel berikut ini hingga tuntas agar Anda bisa mengetahui setiap informasi terkait tanda jurnal diterima untuk dipublikasikan.
Daftar Isi
ToggleTahapan Publikasi Jurnal
Sebelum mengetahui tanda apakah jurnal yang sudah Anda kirimkan diterima untuk diterbitkan, terlebih dahulu ketahui tentang tahapan apa saja yang mesti dilalui ketika melakukan publikasi tersebut. Dengan demikian, Anda bisa mengetahui sudah sejauh mana proses artikel ilmiah yang sudah dibuat menuju tahapan publikasi.
Secara umum, terdapat empat tahapan yang biasanya dilalui untuk menerbitkan sebuah artikel jurnal. Setiap tahapan ini bisa Anda lihat pada status artikel jurnal yang sudah dikirimkan.
Berikut ini empat tahapan yang mesti Anda lewati ketika ingin mempublikasikan artikel jurnal, yakni:
1. Awaiting Assignment
Tahapan pertama ketika mesti Anda lalui ketika ingin mempublikasikan sebuah artikel jurnal adalah awaiting assignment. Tahapan ini biasanya akan Anda dapatkan ketika baru saja mengirimkan artikel ilmiah kepada pihak penerbit jurnal.
Status awaiting assignment ini merupakan tanda bahwa artikel yang sudah Anda kirimkan masih menunggu tindakan selanjutnya dari pihak editor. Nantinya dari tahapan ini Anda akan bisa mengetahui nasib selanjutnya dari artikel ilmiah yang sudah dikirimkan, apakah akan lanjut ke proses review atau ditolak oleh pihak penerbit jurnal.
2. In Review
Setelah status awaiting assignment berubah, tahapan berikutnya yang mesti Anda lewati dalam proses publikasi artikel jurnal adalah in review. Seperti namanya, pada tahapan ini artikel ilmiah yang Anda kirimkan akan diulas terlebih dahulu oleh pihak penerbit jurnal.
Anda mesti menunggu respon dari para reviewer untuk melewati tahapan yang satu ini. Terdapat beberapa kemungkinan yang bisa Anda alami ketika menjalani tahapan in review ini dalam proses publikasi jurnal.
Pertama, artikel yang Anda buat bisa diterima tanpa perlu revisi sama sekali. Kedua, artikel ilmiah mendapatkan revisi minor dari para reviewer.
Ketiga, artikel yang Anda buat perlu di-review ulang setelah dilakukan revisi. Terakhir, artikel Anda akan ditolak dan tidak bisa dipublikasikan oleh pihak penerbit jurnal.
3. In Editing
Tahapan berikutnya yang akan Anda lalui ketika publikasi jurnal adalah in editing. Pada tahapan ini, artikel yang sudah lulus review akan melalui proses editing dari pihak penerbit jurnal.
Proses editing ini mencakup dalam beberapa aspek, seperti bahasa, tata letak, dan hal teknis lainnya. Proses editing ini bertujuan agar artikel Anda bisa dibaca dengan baik ketika terbit nantinya.
Pada tahapan ini pihak pengelola jurnal akan menerbitkan LoA kepada masing-masing penulis. LoA ini bisa menjadi bukti bahwa artikel ilmiah yang Anda kirimkan sudah diterima oleh pihak penerbit dan menunggu proses publikasi.
4. Archived
Tahapan terakhir yang mesti Anda lewati dalam proses publikasi artikel jurnal adalah archived. Pada tahapan ini Anda akan mengetahui edisi dan volume terbitan jurnal tempat artikel ilmiah dipublikasikan.
Namun, Anda mesti berhati-hati ketika artikel yang baru dikirimkan tiba-tiba mendapatkan status ini. Sebab hal tersebut berarti bahwa artikel ilmiah yang Anda kirimkan ditolak oleh pihak penerbit tanpa melalui proses review.
Hal ini biasanya disebabkan oleh fokus bahasan artikel ilmiah yang dikirimkan tidak sesuai dengan cakupan penerbit jurnal tersebut. Selain itu, kualitas artikel ilmiah yang tidak memenuhi persyaratan juga menjadi salah satu penyebab mengapa hal ini bisa terjadi dalam proses publikasi jurnal.
Tanda Jurnal Diterima
Seperti yang sudah disinggung pada bagian sebelumnya, Anda akan bisa mengetahui status artikel jurnal yang dikirimkan diterima untuk dipublikasikan ketika sudah memasuki tahapan in editing. Pada tahapan ini, Anda akan mendapatkan LoA dari pihak penerbit yang menjadi bukti atau tanda bahwa artikel jurnal tersebut diterima untuk dipublikasikan.
Biasanya pihak penerbit akan mengirimkan LoA ini lewat e-mail yang Anda gunakan pada proses pengiriman artikel jurnal. Anda bisa rutin mengecek e-mail yang digunakan untuk mengetahui apakah sudah menerima LoA dari pihak penerbit atau tidak.
LoA atau Letter of Acceptance merupakan surat yang menandakan bahwa artikel ilmiah yang sudah dikirimkan oleh seorang penulis dinyatakan lolos untuk dipublikasikan di penerbit jurnal tersebut. Selain menjadi tanda jurnal diterima, LoA ini juga bisa berfungsi sebagai bukti luaran riset yang dilakukan oleh seorang penulis.
Bukti luaran riset ini biasanya dibutuhkan ketika seseorang ingin mengajukan sebuah proposal. LoA ini bisa menjadi bukti publikasi ilmiah yang dimiliki oleh penulis tersebut meskipun belum diterbitkan secara luas oleh pihak penerbit.
Langkah yang Bisa Diambil Ketika Jurnal Ditolak
Anda tidak perlu khawatir ketika artikel ilmiah yang dikirimkan ternyata ditolak oleh pihak penerbit jurnal. Sebab terdapat beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk memperbaiki situasi tersebut agar tetap dapat mendapatkan manfaat dari artikel ilmiah yang sudah dikerjakan.
Adapun beberapa langkah yang bisa Anda ambil ketika artikel jurnal ditolak oleh pihak penerbit untuk dipublikasikan adalah.
1. Memperhatikan Catatan dari Editor
Hal pertama yang bisa Anda lakukan ketika artikel ilmiah ditolak adalah memperhatikan catatan yang diberikan oleh editor dari pihak penerbit jurnal. Biasanya ketika sebuah artikel ditolak, editor akan memberikan catatan khusus terkait alasan tulisan ilmiah tersebut tidak bisa dipublikasikan oleh pihak penerbit jurnal.
2. Melakukan Revisi
Langkah berikutnya yang bisa Anda lakukan adalah melakukan revisi. Anda bisa melakukan revisi atau perbaikan dari catatan yang diberikan oleh editor penerbit jurnal.
Dengan demikian, Anda bisa memperbaiki kesalahan apa saja yang terdapat pada penulisan naskah artikel sebelumnya.
3. Membaca Pedoman Pengelola Jurnal
Anda juga bisa membaca pedoman pengelola jurnal ketika ingin mengirimkan kembali artikel ilmiah yang sudah dibuat kepada pihak penerbit lain. Sebab setiap penerbit biasanya memiliki pedoman yang berbeda antara satu sama lain.
Sesuaikan penulisan dalam artikel ilmiah yang Anda buat dengan pedoman pengelola jurnal agar peluang untuk bisa dipublikasikan semakin besar.
Perhatikan Hal-Hal Penting dalam Publikasi Jurnal:
- 16 Alasan Jurnal Ditolak, Hati-Hati agar Lolos Publikasi
- 11 Tips Lolos Publikasi Jurnal Internasional Bereputasi
- Cara Mencari Reviewer Jurnal, Lengkap dengan Kriterianya
- Jurnal Predator: Definisi, Ciri-Ciri, dan Tips Menghindari
- Cara Mengetahui Jurnal Discontinued pada Scopus
4. Menyiapkan Dokumen Pendukung
Langkah berikutnya yang bisa Anda lakukan ketika artikel ilmiah ditolak untuk dipublikasikan penerbit jurnal adalah menyiapkan dokumen pendukung. Hal ini bisa Anda lakukan, terutama jika terdapat catatan dalam naskah artikel ilmiah sebelumnya terkait kurangnya data sumber rujukan yang digunakan.
Dengan menyiapkan dokumen pendukung tambahan ini, Anda bisa memperbaiki kekurangan yang ada sebelumnya sehingga bisa membuat artikel ilmiah yang lebih baik lagi nantinya.
5. Peer Review Internal
Anda juga bisa melakukan peer review internal ketika artikel ilmiah yang dikirim ditolak untuk diterbitkan. Peer review internal ini merupakan sesi review atau editing yang dilakukan secara mandiri bersama penulis lainnya.
Hal ini bisa membantu Anda untuk bisa lebih mudah menemukan kekurangan apa saja yang terdapat dalam artikel ilmiah tersebut.
6. Kolaborasi dengan Penulis Lainnya
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, Anda juga bisa berkolaborasi dengan penulis lainnya, terutama yang memiliki reputasi lebih baik ketika artikel ilmiah yang dikirimkan ditolak oleh pihak penerbit. Dengan demikian Anda akan bisa mendapatkan koreksi dan masukan terkait kekurangan yang terdapat dalam artikel ilmiah tersebut.
7. Memilih Penerbit Jurnal Lain
Anda juga bisa memilih penerbit lain untuk menerbitkan artikel jurnal. Hal ini bisa membuka peluang artikel Anda diterima oleh penerbit lain untuk bisa dipublikasikan secara luas.
8. Konversi Karya Ilmiah ke Dalam Bentuk Buku
Langkah terakhir yang bisa Anda lakukan ketika artikel ilmiah ditolak oleh penerbit jurnal adalah melakukan konversi karya yang sudah dibuat ke dalam bentuk buku. Anda bisa menggunakan Layanan Parafrase Konversi dari Parafrase Indonesia untuk mempermudah proses tersebut.
Dengan memanfaatkan layanan ini, Anda akan mendapatkan bantuan dari tim yang profesional dalam mengubah karya ilmiah yang sebelumnya diperuntukkan untuk artikel jurnal ke dalam format buku. Selain itu, Anda akan mendapatkan garansi naskah yang sudah dikonversi akan sesuai dengan standar buku untuk lolos ISBN.
Dengan demikian, Anda akan bisa mendapatkan berbagai macam manfaat dari publikasi ilmiah dalam bentuk buku ini serta dapat menunjang karier akademik sebagai seorang dosen.
Itulah pembahasan lengkap seputar tanda artikel jurnal yang diterima beserta tips yang bisa dilakukan ketika naskah Anda ditolak untuk diterbitkan.
Bagi Anda yang hendak publikasi karya ilmiah, Anda tidak hanya bisa menerbitkan naskah pada jurnal saja, tetapi juga bisa menerbitkannya sebagai buku, loh!
Hanya dengan menggunakan Layanan Parafrase Konversi, tim profesional bersertifikasi BNSP dari Parafrase Indonesia akan mengonversi karya ilmiah atau artikel jurnal Anda menjadi buku berkualitas.
Tidak hanya diterbitkan sesuai standar Dikti, nantinya buku Anda juga memiliki ISBN yang dapat menunjang dan meningkatkan karier Anda sebagai dosen.
Jadi, tunggu apa lagi? Jangan biarkan penelitian Anda hanya menjadi artikel jurnal! Yuk, konversikan karya ilmiah Anda bersama Parafrase Indonesia!