Apakah Anda sudah memahami apa yang dimaksud dengan kerangka penelitian dalam sebuah riset ilmiah? Kerangka penelitian merupakan salah satu instrumen penting yang tidak boleh Anda lewatkan ketika sedang mengerjakan riset ilmiah.
Sebab kerangka berpikir ini akan berpengaruh pada proses dan hasil yang didapatkan dari penelitian yang Anda lakukan. Jika Anda tidak menentukan kerangka berpikir ini dengan jelas, bisa saja hasil riset yang didapatkan justru tidak sesuai dengan tujuan dan harapan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan kerangka penelitian tersebut. Dalam artikel ini, Parafrase Indonesia akan memberikan beberapa informasi yang berkaitan dengan instrumen penelitian ini.
Lantas apa sebenarnya yang dimaksud dengan kerangka penelitian dalam riset ilmiah tersebut?
Daftar Isi
ToggleApa Itu Kerangka Penelitian?
Kerangka penelitian merupakan rangkaian sistematis yang menggambarkan alur pemikiran serta langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam mengerjakan riset ilmiah. Jika diibaratkan, kerangka penelitian ini merupakan peta konsep yang berisi tahapan yang mesti dilakukan oleh seorang peneliti ketika mengerjakan sebuah penelitian.
Instrumen yang juga dikenal dengan kerangka berpikir ini memiliki beberapa elemen di dalamnya. Ketika menyusun kerangka berpikir, seorang peneliti bisa memberikan gambaran singkat terkait hubungan antarvariabel, teori yang digunakan, hingga metode penelitian dalam sebuah riset.
Nantinya elemen yang ada dalam kerangka berpikir ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang diangkat pada pembahasan penelitian. Tidak hanya itu, kerangka berpikir ini juga bisa membantu peneliti untuk mendapatkan gambaran umum dari tema bahasan yang dia bahas dalam riset ilmiah tersebut.
Lalu seberapa penting keberadaan kerangka berpikir ini dalam sebuah riset ilmiah? Terdapat beberapa alasan mengapa instrumen ini tidak boleh Anda lewatkan ketika sedang mengerjakan penelitian, yaitu.
a. Kerangka berpikir bisa membantu peneliti untuk tetap fokus pada tujuan yang ingin dia capai.
b. Memberikan struktur yang jelas serta logis pada penelitian ilmiah.
c. Memudahkan para pembaca untuk memahami hasil penelitian yang dibuat.
d. Meningkatkan efisiensi waktu dan sumber daya dari seorang peneliti dalam proses pengerjaan riset.
Contoh Kerangka Penelitian
Seperti yang Anda ketahui, riset ilmiah bisa dibedakan ke dalam dua bentuk yang berbeda, yakni penelitian kualitatif dan kuantitatif. Masing-masing bentuk penelitian ini menggunakan metode yang berbeda antara satu sama lain dalam proses pengerjaannya.
Oleh sebab itu, kerangka berpikir yang dibuat untuk kedua jenis penelitian ini tentu berbeda juga. Adapun contoh kerangka penelitian yang bisa Anda jadikan pedoman dari dua macam bentuk riset ilmiah ini adalah.
1. Contoh Kerangka Penelitian Kualitatif
Judul: “Analisis Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja di Kota X”
Kerangka Penelitian:
A. Pendahuluan:
a. Latar belakang masalah: Penggunaan media sosial yang meningkat di kalangan remaja.
b. Rumusan masalah: Bagaimana pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja?
c. Tujuan penelitian: Mengetahui dampak positif dan negatif media sosial terhadap kesehatan mental.
B. Kajian Teori:
a. Teori kesehatan mental (WHO).
b. Konsep media sosial dan keterlibatannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Teori interaksi sosial (Goffman).
C. Metode Penelitian:
a. Pendekatan: Kualitatif deskriptif.
b. Teknik pengumpulan data: Wawancara mendalam dengan 10 remaja pengguna aktif media sosial.
c. Analisis data: Analisis tematik (coding, kategorisasi, interpretasi).
D. Hasil yang Diharapkan:
a. Deskripsi mendalam mengenai dampak media sosial terhadap keseharian remaja.
b. Faktor-faktor penyebab gangguan kesehatan mental akibat media sosial.
2. Contoh Kerangka Penelitian Kuantitatif
Judul: “Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Akademik Siswa Kelas XII SMA di Kota Y”
Kerangka Penelitian:
A. Pendahuluan:
a. Latar belakang: Pentingnya motivasi belajar dalam menentukan prestasi akademik siswa.
b. Rumusan masalah: Apakah motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi akademik siswa?
c. Tujuan penelitian: Mengukur pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik.
B. Kajian Teori:
a. Teori motivasi belajar (Teori Self-Determination Deci & Ryan).
b. Konsep prestasi akademik.
c. Hubungan antara motivasi belajar dan prestasi akademik.
C. Hipotesis Penelitian:
a. H₀: Tidak ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik siswa.
b. H₁: Ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap prestasi akademik siswa.
D. Metode Penelitian:
a. Pendekatan: Kuantitatif.
b. Populasi: Siswa kelas XII di SMA Kota Y.
c. Sampel: 100 siswa dipilih menggunakan teknik random sampling.
d. Instrumen: Kuesioner motivasi belajar dan nilai raport siswa.
e. Analisis Data: Uji regresi linear sederhana menggunakan SPSS.
E. Hasil yang Diharapkan:
a. Menunjukkan hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi akademik.
b. Persentase kontribusi motivasi terhadap prestasi siswa.
Cara Membuat Kerangka Penelitian
Dalam penerapannya, terdapat beberapa tahapan yang mesti Anda lakukan ketika menyusun kerangka penelitian ini. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat kerangka berpikir dalam pengerjaan riset ilmiah, yakni.
1. Tentukan Topik Penelitian
Tahapan pertama yang bisa Anda lakukan adalah menentukan topik penelitian. Identifikasi masalah yang menarik minat Anda serta relevan dengan latar belakang keilmuan yang dimiliki.
2. Susun Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Setelah itu, susun rumusan masalah yang akan digunakan dalam riset ilmiah. Uraikan rumusan masalah ini dalam bentuk pertanyaan yang nantinya dijawab berdasarkan hasil temuan penelitian.
Selain itu, Anda juga perlu menentukan tujuan penelitian. Tentukan apa yang ingin Anda capai dari hasil riset yang sudah dikerjakan tersebut nantinya.
3. Pilih Bentuk Pendekatan Penelitian
Anda juga perlu memilih bentuk pendekatan apa yang akan digunakan dalam riset ilmiah. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, terdapat dua jenis pendekatan yang bisa digunakan dalam sebuah penelitian, yakni kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian kualitatif biasanya bersifat eksploratif dan menggali sebuah pembahasan secara mendalam. Sementara itu, penelitian kuantitatif biasanya menguji sebuah hipotesis dengan menggunakan data yang bersifat angka atau numerik.
4. Susun Kajian Teori
Langkah berikutnya yang bisa Anda lakukan adalah menyusun kajian teori yang digunakan dalam penelitian. Pilih teori atau konsep yang sekiranya relevan dengan tema bahasan yang diangkat.
Setelah itu, hubungkan teori yang Anda gunakan tersebut dengan variabel dalam penelitian.
5. Tentukan Variabel Penelitian
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, Anda juga bisa menentukan variabel yang digunakan dalam penelitian, khususnya bagi riset yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Terdapat dua jenis variabel penelitian yang bisa digunakan, yakni variabel bebas dan terikat.
Variabel bebas atau independen biasanya memiliki faktor yang memengaruhi. Sebaliknya, variabel terikat atau dependen memiliki variabel yang dipengaruhi.
6. Susun Metode Penelitian
Tahapan berikutnya yang perlu dilakukan dalam menyusun kerangka berpikir adalah membuat metode penelitian. Jelaskan teknik apa saja yang Anda gunakan dalam proses pengerjaan penelitian, baik dalam hal pengumpulan data maupun analisisnya.
7. Buat Kerangka Berpikir
Setelah itu, susun kerangka berpikir berdasarkan instrumen yang sudah Anda persiapkan sebelumnya. Visualisasikan hubungan antara teori, variabel, serta rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ilmiah.
Anda juga bisa menggunakan bagan atau diagram untuk membuat diagram ini agar lebih jelas dan mudah untuk dipahami.
8. Tulis Kerangka Penelitian Secara Sistematis
Terakhir, pastikan untuk menulis kerangka penelitian secara sistematis. Anda bisa memulai penulisan dari pendahuluan, kajian teori, metodologi, hingga hasil yang ingin dicapai.
Gambar Kerangka Penelitian
Informasi terakhir yang bisa Anda dapatkan dalam artikel ini adalah gambar dari bentuk kerangka penelitian. Berikut contoh gambar dari kerangka berpikir yang menjelaskan alur pengerjaan sebuah penelitian lengkap beserta penjelasannya.
Penjelasan dari gambar alur kerangka berpikir di atas adalah.
Alur kerangka berpikir penelitian dimulai dari Identifikasi Masalah, yaitu langkah awal untuk menemukan fenomena atau permasalahan yang akan diteliti. Selanjutnya, masalah yang telah diidentifikasi dirumuskan dalam Rumusan Masalah agar lebih spesifik dan terarah.
Tahap berikutnya adalah Kajian Teori, di mana peneliti mengumpulkan teori dan konsep dari sumber-sumber terpercaya yang relevan dengan penelitian. Dari kajian teori tersebut, peneliti menentukan Variabel Penelitian dan merumuskan Hipotesis Penelitian yang akan diuji.
Setelah itu, peneliti menyusun Metode Penelitian, termasuk teknik pengumpulan dan analisis data. Data yang dikumpulkan pada tahap Pengumpulan Data kemudian dianalisis pada tahap Analisis Data untuk menguji hipotesis atau menjawab rumusan masalah.
Akhirnya, penelitian diakhiri dengan Kesimpulan, di mana hasil analisis disajikan untuk menjawab tujuan penelitian dan memberikan rekomendasi atau implikasi yang relevan.
Itulah penjelasan lengkap terkait kerangka penelitian dalam sebuah riset ilmiah.
Jangan lewatkan informasi ter-update tentang penelitian dan penyusunan karya ilmiah dengan membaca artikel-artikel terbaru dari Parafrase Indonesia!