Apakah Anda memiliki laporan hasil penelitian yang belum pernah diterbitkan? Anda bisa, loh, mengubah hasil penelitian menjadi buku yang berkualitas dan ber-ISBN!
Bagi Anda yang menekuni bidang akademik, baik itu sebagai dosen maupun peneliti, mengonversi atau mengubah hasil penelitian menjadi buku merupakan hal yang penting untuk dilakukan.
Sebab, buku konversi hasil penelitian bisa meningkatkan skor KUM guna mendukung kenaikan jabatan fungsional.
Dalam artikel ini, Parafrase Indonesia akan membagikan tips untuk mempermudah Anda dalam menyusun buku hasil penelitian.
Yuk, simak selengkapnya berikut ini!
Daftar Isi
TogglePentingnya Mengubah Laporan Hasil Penelitian Menjadi Buku
Pada dasarnya, hasil penelitian tidak wajib untuk diterbitkan dalam bentuk buku.
Akan tetapi, jika Anda menerbitkannya sebagai buku, maka hal tersebut bisa memberikan banyak dampak positif bagi Anda maupun masyarakat.
Sebab, selain membantu mempercepat kenaikan jabatan fungsional, hasil penelitian yang dikonversi menjadi buku bisa lebih mudah diakses oleh masyarakat sehingga meningkatkan manfaat dari karya Anda.
Adapun beberapa alasan pentingnya mengubah laporan hasil penelitian menjadi buku adalah:
1. Menjadikan Hasil Penelitian Lebih Bermanfaat
Alasan pertama mengapa hasil penelitian lebih baik diubah menjadi buku adalah agar lebih berdampak bagi banyak orang.
Anda tentu tidak pernah menemukan laporan hasil penelitian yang dijual secara bebas di toko buku atau marketplace lainnya bukan?
Jika sebuah laporan hasil penelitian diubah ke dalam bentuk buku, maka masyarakat akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi yang ada pada karya ilmiah tersebut.
2. Meningkatkan Kemampuan Menulis
Menerbitkan laporan hasil penelitian menjadi buku bisa membantu seorang penulis untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya.
Hal ini disebabkan karena format penulisan laporan hasil penelitian tentu berbeda dengan buku.
Biasanya, bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah jauh lebih kaku jika dibandingkan dengan format penulisan yang ada dalam sebuah buku.
Dengan begitu, Anda akan terlatih untuk menyunting kembali tulisan yang sudah dibuat ke dalam bahasa yang lebih ringan, sehingga bahasan yang ada dalam karya tersebut bisa dipahami oleh banyak orang dari berbagai kalangan.
3. Menjangkau Lebih Banyak Pembaca
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, menerbitkan karya ilmiah dalam bentuk buku akan berpotensi menjangkau lebih banyak pembaca jika dibandingkan dengan laporan hasil penelitian.
Jika ingin mengakses laporan hasil penelitian, biasanya Anda mesti datang ke perpustakaan kampus atau mendapatkan akses tertentu terlebih dahulu agar bisa membaca karya ilmiah tersebut.
Lain halnya jika Anda menerbitkan laporan hasil penelitian dalam bentuk buku, karya ilmiah tersebut bisa dengan mudah menjangkau lebih banyak pembaca karena akan lebih mudah ditemukan oleh banyak orang.
4. Memudahkan Pembaca dalam Mengakses Hasil Penelitian
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, menerbitkan laporan hasil penelitian dalam bentuk buku akan memudahkan pembaca untuk mengakses informasi tersebut.
Dengan demikian, hasil penelitian yang sudah dikerjakan bisa dimanfaatkan oleh lebih banyak orang dengan mudah.
5. Pembahasan pada Hasil Penelitian Menjadi Detail dan Mendalam
Ketika menerbitkan karya ilmiah dalam bentuk buku, seorang penulis harus membahas informasi dengan detail dan mendalam. Mengingat, jumlah halaman pada buku tentu jauh lebih banyak dari jumlah halaman artikel jurnal atau tugas akhir.
Dengan begitu, informasi yang disampaikan harus menyeluruh agar bisa dipahami oleh banyak pembaca dari berbagai kalangan.
6. Meningkatkan Angka Kredit Dosen atau KUM
Bagi akademisi khususnya para dosen, menerbitkan karya ilmiah menjadi buku tentu bisa meningkatkan angka kredit dosen atau KUM.
Nilai ini merupakan poin-poin yang didapatkan oleh dosen selama menjalankan tugasnya. Hal tersebut bisa mendukung pengembangan jabatan fungsional seorang dosen.
7. Mendapatkan Royalti
Manfaat berikutnya yang bisa Anda dapatkan ketika mengonversi hasil penelitian menjadi buku adalah mendapatkan royalti.
Perolehan royalti ini didasarkan pada hasil penjualan buku yang menjadi hak cipta dari penulis.
Hal ini tentu bisa menjadi pendapatan tambahan bagi akademisi di luar pekerjaan utamanya.
Langkah-Langkah Mengubah Laporan Hasil Penelitian Menjadi Buku
Setelah mengetahui alasan pentingnya mengubah hasil penelitian menjadi buku, informasi selanjutnya yang perlu Anda pahami adalah langkah-langkah untuk melakukan hal tersebut.
Berikut cara yang bisa Anda lakukan untuk mengubah laporan hasil penelitian menjadi buku:
1. Penyesuaian dengan Struktur Buku
Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah menyesuaikan laporan hasil penelitian sesuai dengan struktur buku, seperti susunan bab, judul bab, aturan penomoran, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, ketika Anda membuat bab maupun sub bab dalam laporan hasil penelitian, maka hal tersebut harus dibuat sesuai dengan urutannya, seperti I, I.1, I.2, dan seterusnya.
Hal ini tidak berlaku jika Anda menulis buku. Masing-masing bab maupun sub bab dalam buku tidak perlu dibuat penomoran yang berurutan seperti halnya laporan penelitian.
Kenali Jenis-Jenis Buku Hasil Penelitian:
- Buku Referensi Hasil Penelitian, dari Pengertian hingga Ciri Khas
- Cara Membuat Buku Referensi dari Hasil Penelitian
- Buku Monograf: Pengertian, Ciri-Ciri, Karakteristik, dan Prinsip
- Cara Membuat Buku Monograf, Lengkap dengan Pembahasannya
- Perbedaan Buku Monograf dan Buku Referensi Hasil Penelitian
2. Mengubah Susunan Judul
Setelah menyesuaikan struktur penulisan, langkah berikutnya adalah mengubah susunan judul.
Judul hasil penelitian biasanya akan bersifat sangat ilmiah dan kaku. Oleh sebab itu, Anda harus mengubah judul tersebut agar sesuai dengan buku.
Anda bisa menggunakan judul dengan bahasa yang lebih sederhana dan tidak kaku untuk menarik minat pembaca.
3. Menyesuaikan Gaya Bahasa
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, langkah ketiga dalam mengonversi karya ilmiah menjadi buku adalah menyesuaikan gaya bahasa yang dipakai.
Usahakan untuk menggunakan gaya bahasa yang ringan, menarik, serta mudah dipahami. Hal ini akan memudahkan para pembaca untuk memahami informasi yang disampaikan meskipun berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda.
4. Melakukan Penyuntingan
Langkah berikutnya yang bisa Anda lakukan adalah melakukan penyuntingan secara mandiri. Langkah ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang ada sehingga lebih mudah untuk diterbitkan menjadi buku.
5. Menyesuaikan Teknik Penyajian Data Penelitian
Anda juga perlu memperhatikan teknik penyajian data ketika mengubah laporan hasil penelitian menjadi buku.
Biasanya, laporan hasil penelitian akan menjabarkan semua temuan yang didapatkan selama proses penelitian guna mendukung argumen yang disampaikan oleh seorang akademisi.
Cobalah untuk mengatur porsi data penelitian dalam tulisan agar pembaca tidak cepat bosan.
6. Melengkapi Bagian-Bagian Penting dalam Buku
Anda juga perlu melengkapi berbagai macam bagian penting dalam tulisan yang diubah agar sesuai dengan standar buku.
7. Mengirimkan pada Penerbit
Setelah semua langkah di atas Anda lakukan dengan baik, berarti laporan hasil penelitian yang sudah disesuaikan bisa dikirim ke penerbit yang berkualitas untuk diterbitkan.
Itulah 7 langkah mengubah laporan hasil penelitian menjadi buku.
Tertarik mengubah hasil penelitian menjadi buku tetapi tak punya waktu? Atau masih kurang percaya diri dengan hasil tulisan Anda?
Tak perlu khawatir! Parafrase Indonesia telah menghadirkan Layanan Parafrase Konversi yang siap mendukung para akademisi khususnya dosen untuk menerbitkan buku referensi/monograf.
Dengan layanan ini, Anda cukup mengirimkan karya ilmiah (tesis, disertasi, artikel jurnal, dan hasil penelitian lainnya), lalu tim bersertifikasi BNSP dari Kami yang akan mengubahnya menjadi buku berkualitas.
Buku tersebut akan mendapat fasilitas ISBN dan HKI sehingga dapat diajukan saat pelaporan BKD guna mendukung kenaikan jabatan fungsional.
Jadi, tunggu apa lagi? Segera konversikan hasil penelitian Anda dan raih karier akademik yang lebih baik!