8 Strategi Brainstorming untuk Menghasilkan Ide Menyusun Buku Referensi

brainstorming

Brainstorming atau curah pendapat merupakan salah satu tahapan awal yang dilakukan oleh seorang peneliti maupun dosen ketika mengerjakan buku referensi.

Biasanya aktivitas ini dilakukan agar seorang peneliti bisa menemukan ide bahasan yang nantinya akan diulas secara mendalam pada riset ilmiah yang dia kerjakan.

Secara umum, brainstorming bisa didefinisikan sebagai aktivitas di mana seseorang mengumpulkan berbagai gagasan maupun ide untuk mencari permasalahan yang sedang dihadapi.

Jika dikaitkan dengan proses pengerjaan riset ilmiah, curah pendapat ini dilakukan untuk menemukan solusi berupa ide bahasan yang akan dibahas oleh peneliti nantinya.

Pada dasarnya, aktivitas curah pendapat dilakukan untuk menemukan solusi dari sebuah permasalahan yang dihadapi.

Namun proses pencarian masalah ini dilakukan dengan sekreatif dan inovatif mungkin, sehingga tidak menutup kemungkinan pada ide-ide baru yang bisa saja menjadi solusi dari permasalahan tersebut.

Dalam praktiknya proses curah pendapat ini bisa dilakukan secara perorangan maupun berkelompok. Selain itu, proses brainstorming ini juga bisa dilakukan bersama seseorang yang ahli di bidangnya agar Anda bisa mendapatkan masukan dan sudut pandang dari pakarnya secara langsung.

Lantas apa saja contoh brainstorming beserta metode dan strategi penerapannya dalam penelitian ilmiah? Simak ulasan lengkap Parafrase Indonesia dalam artikel berikut ini.

Contoh Brainstorming

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, proses curah pikiran ini bisa dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Berikut contoh penerapan curah pendapat ini dalam proses pengerjaan penelitian ilmiah, yaitu:

1. Skenario 1: Mind Mapping

Seorang dosen yang ingin menulis buku referensi tentang “Metode Penelitian Sosial” memulai dengan teknik mind mapping.

Dia menuliskan topik utama di tengah, yaitu “Metode Penelitian Sosial,” dan kemudian bercabang ke subtopik seperti “Penelitian Kuantitatif,” “Penelitian Kualitatif,” “Instrumen Pengumpulan Data,” dan “Analisis Data.” 

Setiap subtopik dikembangkan lebih jauh dengan ide-ide spesifik, seperti “Statistik Deskriptif” di bawah “Penelitian Kuantitatif” atau “Wawancara Mendalam” di bawah “Penelitian Kualitatif.”

Mind mapping ini membantu dalam mengorganisasi ide-ide menjadi struktur buku yang logis.

2. Skenario 2: Brainstorming Kelompok

Seorang penulis yang ingin menulis buku referensi mengundang rekan-rekannya dari departemen yang sama untuk berdiskusi.

Dalam sesi tersebut, mereka membagikan ide, saling memberi masukan, dan mengembangkan tema atau bab yang relevan untuk buku tersebut. 

Salah satu ide yang muncul adalah menyusun bab tentang “Etika Penelitian” yang sebelumnya tidak terpikirkan. Brainstorming kelompok membantu memperluas ide dengan berbagai perspektif.

Metode Brainstorming

Proses brainstorming ini juga bisa dilakukan oleh seorang peneliti dalam berbagai macam metode yang berbeda. Setiap metode ini bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan pengerjaan penelitian ilmiah masing-masing.

Secara umum terdapat empat metode yang sering digunakan peneliti ketika melakukan curah pendapat untuk menemukan ide bahasan, yakni:

1. Mind Mapping

Mind mapping merupakan metode pertama yang bisa Anda pilih ketika ingin melakukan curah pendapat. Teknik ini biasanya juga dikenal dengan istilah peta konsep.

Ketika menggunakan metode ini, Anda akan membuat diagram visual untuk mengatur ide-ide yang muncul terkait tema bahasan tertentu. Ide utama akan ditulis di bagian tengah diagram.

1 Step 1
Apa yang Membuat Anda Tertarik Melakukan Parafrase?
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right
FormCraft - WordPress form builder

Sementara itu, Anda bisa menuliskan ide-ide bercabang di sekitarnya. Metode ini efektif agar Anda bisa menghubungkan ide-ide tersebut satu sama lain nantinya.

2. Free Writing

Metode berikutnya yang bisa Anda gunakan ketika melakukan proses curah pendapat adalah free writing atau menulis bebas.

Ketika menggunakan teknik ini, Anda bisa menyiapkan waktu selama sepuluh hingga lima belas menit.

Kemudian Anda bisa menuliskan semua ide yang terpikirkan tanpa henti maupun dikoreksi dalam jangka waktu tersebut.

Setelah waktu yang ditentukan habis, barulah Anda menganalisis serta memilah ide apa saja yang relevan untuk dijadikan tema bahasan penelitian dan buku referensi nantinya.

3. Brainstorming Kelompok

Brainstorming kelompok juga bisa menjadi pilihan bagi Anda untuk menemukan ide bahasan yang tepat dalam proses penyusunan buku referensi.

Seperti namanya, teknik melibatkan beberapa orang untuk berdiskusi dan memunculkan ide secara bersama-sama.

Semua orang yang ikut dalam kelompok ini bebas mengutarakan ide dan pendapatnya masing-masing. Setelah semua orang menyampaikan pendapat, barulah nantinya Anda bisa memilah ide apa saja yang relevan dan bisa dibahas dalam buku referensi yang akan dikerjakan.

4. Teknik SCAMPER

Metode terakhir yang bisa Anda gunakan dalam proses curah pendapat adalah teknik SCAMPER. Teknik SCAMPER ini sendiri merupakan singkatan dari Substitute, Combine, Adapt, Modify, Put to another use, Eliminate, dan Reverse.

Teknik ini memungkinkan seorang peneliti untuk mengembangkan ide yang sudah ada. Dengan demikian, Anda bisa menemukan sudut pandang baru dari bahasan yang sudah ada sebelumnya.

Strategi Brainstorming untuk Menghasilkan Ide Menyusun Buku Referensi

Lantas apa saja strategi brainstorming yang bisa Anda terapkan agar bisa mendapatkan ide untuk menyusun buku referensi?

Penting bagi Anda untuk mengatur strategi yang tepat agar proses curah pendapat ini bisa berjalan efektif dan maksimal.

Adapun strategi yang bisa digunakan dalam proses curah pendapat untuk memunculkan ide penyusunan buku referensi adalah:

1. Menentukan Tujuan Buku

Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah menentukan tujuan buku referensi yang akan dibuat.

Anda bisa memilih tujuan dari hasil penelitian ilmiah yang sudah dikerjakan, apakah ditujukan untuk mahasiswa, profesional, masyarakat umum, dan lainnya.

2. Membuat Mind Mapping

Langkah kedua yang bisa Anda lakukan adalah membuat mind mapping atau peta konsep. Anda bisa memikirkan ide bahasan utama terlebih dahulu.

Kemudian munculkan sub topik dari ide bahasan tersebut sehingga pembahasan dalam buku referensi Anda menjadi kompleks dan saling berhubungan.

3. Melakukan Sesi Free Writing

Anda juga bisa melakukan proses free writing atau menulis pendapat untuk mendapatkan ide bahasan buku referensi. Luangkan waktu beberapa saat untuk menuliskan semua ide bahasan yang Anda pikirkan secara keseluruhan.

Nantinya Anda bisa memilih ide apa saja yang sekiranya relevan dan bisa dikerjakan dalam buku referensi.

4. Menggunakan Teknik SCAMPER

Teknik SCAMPER juga bisa menjadi solusi berikutnya agar Anda bisa menemukan ide bahasan buku referensi. Penerapan teknik SCAMPER ini di antaranya:

a. Substitute (Substitusi)

Pikirkan konsep apa saja yang sudah ada bisa Anda ganti dengan ide yang lebih baru dan relevan.

b. Combine (Kombinasi)

Anda juga bisa menggabungkan dua pembahasan yang sudah ada sebelumnya menjadi sesuatu yang baru.

c. Adapt (Adaptasi)

Adaptasi ide-ide yang ada di sumber rujukan lain untuk memperkaya pembahasan dalam buku referensi.

d. Modify (Modifikasi)

Lakukan modifikasi atau perbaikan dari ide-ide yang sudah ada sebelumnya.

e. Put to Another Use (Digunakan untuk Tujuan Lain)

Temukan cara lain untuk menyampaikan sebuah ide dengan konteks dan perspektif yang berbeda.

f. Eliminate (Eliminasi)

Eliminasi ide-ide bahasan yang sekiranya sudah tidak relevan dan sesuai.

g. Reverse (Membalikkan)

Pikirkan ide-ide baru dengan menggunakan pendekatan terbalik untuk menghadirkan perspektif baru dari konsep yang sudah ada.

5. Melibatkan Ahli dalam Brainstorming Kelompok

Anda juga bisa melibatkan seorang ahli dalam proses curah pendapat secara kelompok. Sesi berkelompok ini bisa saja memberikan sudut pandang baru yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.

6. Mengatur Batas Waktu Produktivitas

Langkah berikutnya yang bisa Anda terapkan adalah mengatur batas waktu produktivitas. Tentukan waktu tertentu untuk melakukan sesi curah pendapat ini agar tetap bisa berjalan dengan fokus dan efisien.

7. Memanfaatkan Alat Visual atau Digital

Anda juga bisa memanfaatkan alat visual maupun digital untuk membantu proses curah pendapat. Beberapa alat bantu yang bisa digunakan dalam proses ini adalah papan tulis, sticky notes, atau software mind mapping yang bisa diakses secara daring.

8. Melakukan Evaluasi dan Organisasi

Strategi terakhir yang bisa Anda gunakan dalam proses brainstorming adalah melakukan evaluasi dan organisasi.

Kelompokkan ide-ide yang sudah dikumpulkan dan tentukan sekiranya yang paling sesuai dan relevan dengan bahasan buku referensi yang akan dikerjakan.

Itulah pembahasan lengkap terkait brainstorming dalam proses penelitian ilmiah dan memunculkan ide penyusunan buku referensi.

Jangan lewatkan artikel berikutnya dari parafraseindonesia.com untuk mendapatkan lebih banyak informasi seputar penyusunan karya ilmiah!

Bagikan artikel ini melalui

Picture of Dhea Salsabila
Dhea Salsabila
SEO Specialist dan Content Editor di Parafrase Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *